Diterima Satu Jam di Istana, SYL Komitmen ke Jokowi Kooperatif Jalani Proses Hukum

Mustaqim, telisik indonesia
Senin, 09 Oktober 2023
0 dilihat
Diterima Satu Jam di Istana, SYL Komitmen ke Jokowi Kooperatif Jalani Proses Hukum
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Sekretaris Negara, Pratikno (kanan), saat menerima Syahrul Yasin Limpo di Istana Merdeka, Minggu (8/10/2023) malam. Foto: Repro Antara

" Mantan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka pada Minggu (8/10/2023) malam "

JAKARTA, TELISIK.ID – Mantan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka pada Minggu (8/10/2023) malam. Pertemuan tertutup itu berlangsung sekitar satu jam dan Jokowi hanya didampingi Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Pratikno.

SYL tiba di Istana Kepresidenan sekitar pukul 18:35 WIB. Dia datang menggunakan mobil Alphard hitam nomor polisi B 8055 ADT, mobil yang sama ketika mengantarnya dari Bandara Soekarno-Hatta ke Nasdem Tower, sesaat baru tiba dari lawatannya ke luar negeri pada 4 Oktober 2023.

Saat tiba di Istana, SYL diterima oleh Presiden Jokowi dan Pratikno di Ruang Jepara, Istana Merdeka. SYL tampak mengenakan batik berwarna cokelat, sedangkan Jokowi dan Pratikno mengenakan kemeja putih.

Tepat di depan SYL terpampang dokumen putih yang dikeluarkan dari map cokelat. Di depan Jokowi juga terdapat map cokelat. Sesekali Jokowi berbicara menghadap arah SYL, sedangkan SYL memperhatikan secara serius setiap perkataan Jokowi.

Sementara itu, para wartawan hanya diperkenankan berada di Ruang Jepara kurang dari lima menit. Media juga hanya diperbolehkan mengambil foto dan tidak mengambil gambar lewat video.

Sekitar satu jam pertemuan berlangsung, SYL baru meninggalkan Istana Merdeka sekitar pukul 19:40 WIB. Namun, dia tampak menggunakan mobil yang berbeda dengan mobil saat tiba di Istana Kepresidenan.

Belum ada keterangan dari pihak Istana terkait hasil pertemuan ini. Namun, SYL mengungkapkan beberapa hal dari pertemuannya dengan Jokowi. Dia mengaku, berpamitan secara langsung sekaligus melaporkan kinerja selama menjabat sebagai Mentan, sebagai bentuk pertanggungjawabannya pada Presiden Jokowi dan pada rakyat Indonesia.

“Tadi saya sampaikan berkas laporan pertanggungjawaban sebagai Menteri Pertanian RI yang menjabat sejak 2019 sampai dengan 2023. Resume kinerja tersebut juga saya sampaikan pada seluruh rakyat Indonesia melalui teman-teman media, dengan judul: Kinerja dan Penghargaan Kementerian Pertanian 2019-2023,” ungkapnya.

Baca Juga: Kasus Dugaan Pimpinan KPK Memeras Naik ke Penyidikan, SYL Minta Perlindungan LPSK

Mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu menyebut 71 penghargaan dan apresiasi yang diterima Kementerian Pertanian dalam periode 2019-2022. SYL mengatakan, mendedikasikan penghargaan yang diterimanya untuk Presiden Jokowi.

“Demikian juga dengan kinerja sebagai Menteri, jika itu berhasil, maka itu adalah prestasi Bapak Presiden. Saya hanya melanjutkan visi dan misi Bapak Presiden agar pertanian RI lebih maju dan masyarakat mendapatkan manfaat,” ujarnya.

SYL menyampaikan, jika ada kesalahan selama menjabat Mentan, hal itu adalah tanggung jawabnya sebagai pihak yang menjalankan jabatan ini. Dia pun menegaskan akan bersikap kooperatif dalam menjalani proses hukum terkait kasus yang menjeratnya dan sedang ditangani oleh KPK.

“Hukum memberikan hak pada kita yang dituduh melakukan sesuatu untuk membuat pembelaan yang sebaik-baiknya. Hal tersebut akan saya lakukan yang tentu saja dengan penghormatan terhadap hukum yang berlaku,” tandas SYL.

SYL juga berharap ke depan upaya penegakan hukum dan pemberantasan korupsi lebih kuat dan dilakukan secara bersih, serta tidak terkontaminasi dengan kepentingan politik.

Pakar tindak pidana pencucian uang, Yenti Garnasih, mempertanyakan keseriusan Ketua KPK, Firli Bahuri, dalam penegakan hukum pemberantasan korupsi. Yenti mempertanyakan hal ini karena melihat kasus dugaan korupsi di Kementan yang kini tak menentu arahnya dan menimbulkan banyak asumsi liar. Akibatnya, kepercayaan masyarakat terhadap KPK turun.

Yenti mempertanyakan tak kunjung diumumkannya tersangka kasus di Kementan oleh lembaga antirasuah.

“Pertanyaannya, kenapa dan nunggu apa. Diperiksa sudah, digeledah sudah, tapi statusnya tidak atau belum diumumkan. Ini kan jadi liar, harusnya diperjelas saja. Dalam penegakan hukum, jika sudah ada dua alat bukti kan cukup untuk mentersangkakan,” tegas Yenti di Hambalang, Kabupaten Bogor, Minggu (8/10/2023), seperti dikutip Telisik.id dari Tempo.

Yenti mengatakan, Firli pernah berucap bahwa meski Pemilu, kasus korupsi terus berjalan. “Itu dibuktikan saja, dan jangan sampai nilai kepercayaan publik terhadap KPK terus turun,” harap mantan Ketua Tim Seleksi Pimpinan KPK ini.

Dalam kasus dugaan korupsi di Kementan, menurut Yenti, harusnya KPK tidak menggantung status seseorang yang diduga melakukan tindak pidana korupsi. Dia mengingatkan, jangan sampai permasalahan ini malah jadi bola liar dan membuat publik bertanya-tanya dan memberikan asumsinya.

Sebab, jika itu terjadi, kata Yenti, malah bisa merugikan. Pertama, merugikan penilaian publik terhadap penegakan hukum. Kedua, memberikan dampak tidak baik terhadap seorang terduga.

“Kalau misal yang diduga itu ternyata tidak jadi tersangka, gimana. Kan setidaknya nama jelek, apa kata keluarga dan kerabatnya. Belum lagi, sekarang infonya ada pencekalan terhadap terduga, istri, anak dan bahkan sampai cucu. Tapi statusnya ini belum jelas,” kritiknya.

Pakar hukum dari Universitas Pakuan, Bogor, ini mengkhawatirkan jika tidak ada kejelasan status hukum SYL akan terus liar dan bisa membuat kegaduhan di masyarakat. Dia berharap KPK harus memberi kejelasan dalam kasus dugaan korupsi di Kementan yang menjerat SYL.

“Itu kan sudah tahap penyidikan dan katanya sudah ada yang ditersangkakan. Nah tinggal diumukan saja secara resmi, terus publik terinformasikan dengan jelas dan terang benderang,” ujar Yenti.

Baca Juga: KPK Cegah 9 Orang ke Luar Negeri, Termasuk SYL Beserta Istri dan Dua Anak

Sementara itu, mantan atlet bulu tangkis nasional, Tri Kusharjanto, mengungkapkan adanya sosok lain yang ikut dalam  pertemuan antara Ketua KPK, Firli Bahuri, dan SYL di Gelanggang Olah Raga (GOR) Tangki, Mangga Besar, Jakarta Barat.

“Ada Pak Edi juga,” kata pebulu tangkis yang biasa disapa Trikus ini pada Minggu (8/10/2023). Dia kemudian menyebut nama lengkap Edi sebagai Edi Permadi.

Menurut Trikus, Edi merupakan kolega Firli yang juga memiliki hobi olahraga bulu tangkis. Edi sudah lama menjadi rekan bertanding badminton Firli. Trikus tidak memberi penjelasan lain soal Edi, apakah dia bekerja di lembaga tertentu atau kolega Firli di institusi tertentu.

“Edi Permadi, temennya beliau (Firli, red) juga. Temen main badminton juga. Pemain juga, sudah lama main (bulu tangkis) sama Bapak terus,” tuturnya.

Trikus menjelaskan, pertemuan itu turut disaksikan oleh sederet atlet bulu tangkis lain. Dia menilai, foto viral yang memperlihatkan Firli dan SYL itu telah dipotong. “Di situ ada Bapak, Edi Permadi, Eddy Hartono, Bambang Suprianto, ada Hariyanto Arbi juga. Banyak gitu loh. Foto itu di-crop aja sebenarnya,” terangnya.

Pernyataan Trikus soal kehadiran Edi Permadi dibenarkan oleh sebuah foto terbaru yang tersebar di media sosial. Dalam foto yang beredar pada Minggu, 8 Oktober 2023, terlihat Edi Permadi mengenakan batik dan celana panjang turut berbincang dengan SYL.

Foto pertemuan antara Firli dan SYL beredar bersamaan dengan pengusutan dugaan korupsi di Kementan. Pada saat yang sama, Polda Metro Jaya juga sedang mengusut dugaan pemerasan oleh pimpinan KPK terhadap SYL. (A)

Reporter: Mustaqim

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga