Duh, Kota Kendari Tembus Ratusan Pengidap HIV/AIDS, Penularan Didominasi Hubungan Seks

Apriadi Mayoro, telisik indonesia
Selasa, 12 Desember 2023
0 dilihat
Duh, Kota Kendari Tembus Ratusan Pengidap HIV/AIDS, Penularan Didominasi Hubungan Seks
Dinkes Kota Kendari menemukan 283 kasus penderita HIV/AIDS yang ditularkan melalui hubungan seks. Foto: Apriadi Mayoro/Telisik

" Sebaiknya Kota Kendari waspada dengan angka kasus HIV-AIDS. Walaupun tidak signifikan, penyebaran penyakit ini bisa saja meningkat "

KENDARI, TELISIK.ID - Dinas Kesehatan Kota Kendari mencatat pengidap HIV/AIDS di tahun 2022 mencapai total 290 kasus. Sedangkan tahun 2023, per Oktober saja, jumlah total yang teridentifikasi sudah mencapai 283 kasus HIV/AIDS.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Kendari, Ellfi menjelaskan, sebaiknya Kendari waspada dengan angka kasus tersebut. Walaupun tidak signifikan, penyebaran penyakit ini bisa saja meningkat.

Pasalnya, 283 kasus HIV/AIDS tersebut adalah data yang tercatat saja, sehingga memungkinkan adanya penderita lain yang belum teridentifikasi.

“Untuk sementara, kasus yang bisa kami rilis itu sebanyak 283 kasus. Kalau dibandingkan tahun lalu, saya pastikan pasti naik. Tahun lalu, jumlah kasus yang berhasil kami temukan itu sebanyak 290 kasus,” ujar Ellfi saat ditemui Telisik.id Jumat (8/12/2023).

Kelompok rentan dan berisiko terkena HIV/AIDS di antaranya, wanita tuna susila, pengguna narkoba, transgender, gay, dan warga binaan masyarakat.

Hasil temuan Dinkes Kota Kendari, penderita HIV/AIDS didominasi oleh usia produktif, 15-50 tahun, yang berarti di usia sekolahan sudah ada yang terjangkit.

Baca Juga: Waspada, 57 Warga Muna Terinveksi HIV/AIDS

“Kami sudah menemukan remaja kita yang masih concern di dunia pendidikannya yang seharusnya tidak melakukan aktivitas itu, tapi memang kita temukan di tahun 2023 ini ada beberapa remaja yang sudah terkonfirmasi HIV/AIDS,” tambah Ellfi.

Ellfi melanjutkan bahwa penderita HIV/AIDS di Kendari, banyak ditemukan pada pekerja seks komersial (PSK). Pekerja seks komersial banyak menawarkan jasa mereka melalui aplikasi pesan instan.

Selain pekerja seks komersial, jenis kelamin pria adalah penderita terbanyak dari 283 kasus HIV/AIDS yang ditemukan.

Kata Ellfi, Rata-rata penderita HIV/AIDS disebabkan dari kondisi keluarga yang broken home, yang memang tidak mendapatkan perhatian utuh dari keluarganya.

Melihat perkembangan kasus HIV/AIDS di Kendari, Ellfi menjabarkan bahwa tindakan pencegahan telah dilakukan untuk menekan perkembangan kasus ini.

“Memaksimalkan deteksi dini di populasi kunci melalui kagiatan mobile dengan menjalin kerja sama dengan organisasi profesi dan LSM yang ada di Kota Kendari,” kata Elfi.

Kelompok Populasi kunci meliputi Wanita Pekerja Seks (WPS), trasnsgender, Lelaki Seks Lelaki (LSL), penggunaan narkoba melalui jarum suntik, ibu hamil, pasien TBC, dan warga binaan lembaga pemasyarakatan.

Penularan HIV/ADIS di Kendari terjadi melalui hubungan seks yang tidak aman dan penggunaan jarum suntik oleh pengguna narkoba.

Ellfi menegaskan, sudah sepatutnya kita sadar bahwa penyakit ini sedang mengancam masyarakat Kendari. HIV/AIDS tidak lagi hanya ada di kota-kota besar di Indonesia, terbukti Kendari sudah mencapai ratusan kasus.

Pendamping ODHIP dan Praktisi Sulawesi Tenggara, Samsu Appe mengatakan, kasus HIV/AIDS yang tercatat di Dinkes Kota Kendari bisa dinilai sebagai bentuk kewaspadaan mengingat tipe penyakit ini yang kadang disembunyikan penderitanya.

Baca Juga: Waspada HIV/AIDS Bisa Menyerang Anak, Kenali Gejalanya

“Sebenarnya semua waspada teruslah. Terkait dengan kasus yang tinggi itu, hanya memang, kalau kita mau lihat data itu, cukup tinggi untuk Kota Kendari dan itu pun juga bukan Kota Kendari asli,” ujarnya saat ditemui Senin (11/12/2023).

Ia menambahkan bahwa kemungkinan penyebaran terbesar berasal dari hubungan seksual yang tidak aman apalagi khususnya yang Lelaki Seks Lelaki (LSL) yang suka gonta-ganti pasangan tanpa menggunakan pengaman.

Lebih lanjut, Samsu Appe menjelaskan bahwa angka kasus HIV/AIDS bisa lebih besar, karena belum terdeteksinya pasangan dari penderita yang terjangkit HIV/AIDS.

Menurutnya, penting untuk pendeteksian dini terhadap para penderita HIV agar tidak sampai pada tahap AIDS. Diharapkan ada keterbukaan dari pihak terduga penderita HIV untuk meminimalisir penyebarannya. (B)

Penulis: Apriadi Mayoro

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga