Festival Bongkahano Taho Bakal Masuk Kalender Wisata Buton Selatan
Ali Iskandar Majid, telisik indonesia
Kamis, 30 Januari 2025
0 dilihat
Festival budaya Bongkahano Taho di Busoa, Batauga, Buton Selatan, Kamis (30/1/2025). Foto: Ali Iskandar Majid/Telisik
" Festival Bongkahano Taho yang digelar setiap tahun di Wurugana, Kelurahan Busoa, Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara, kembali menyuguhkan kemeriahan dan simbol kemakmuran sektor pertanian di daerah setempat "
BUTON SELATAN, TELISIK.ID – Festival Bongkahano Taho yang digelar setiap tahun di Wurugana, Kelurahan Busoa, Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara, kembali menyuguhkan kemeriahan dan simbol kemakmuran sektor pertanian di daerah setempat.
Pesta panen yang sudah menjadi tradisi ini melibatkan berbagai kegiatan budaya yang menonjolkan hasil bumi, terutama jagung, yang merupakan komoditas unggulan wilayah tersebut.
Ketua Adat (Parabela) Tuagana, Hidayat, mengungkapkan bahwa Bongkahano Taho sudah dilaksanakan sejak era Kesultanan Buton. Dulu, acara ini diselenggarakan di lokasi yang bernama Sangia Parabela Tuagana.
Namun, seiring waktu, lokasinya mulai ditinggalkan karena akses jalan yang kurang memadai. Meski demikian, semangat festival ini tetap dijaga sebagai simbol kemakmuran masyarakat dalam sektor pertanian.
Baca Juga: 100 Hari Kerja Darwin-Ali Basa Berkantor di Tiap Desa Muna Barat
“Bongkahano Taho melambangkan kemakmuran hasil pertanian yang melimpah, seperti singkong, labu, dan terutama jagung. Semua hasil bumi ini berasal dari lahan pertanian warga setempat seluas sekitar 30 hektare,” jelas Hidayat, Kamis (30/1/2025).
Panen jagung selalu melimpah dan menjadi komoditas yang diunggulkan di Kelurahan Busoa, dengan hasil yang terus meningkat setiap tahun.
Festival kali ini pengunjung disuguhkan dengan berbagai olahan makanan berbahan dasar jagung, menjadikan acara ini juga sebagai ajang promosi potensi lokal.
Pengunjung juga diberikan jagung yang dipanen langsung dari hasil pertanian warga setempat sebagai buah tangan.
“Hasil panen tahun ini tidak kalah berlimpah dari tahun kemarin,” tambah Hidayat dengan penuh semangat.
Rangkaian acara Bongkahano Taho dimulai dengan tahap metamburi, yang merupakan kegiatan persiapan awal sebelum bercocok tanam.
Kemudian, dilanjutkan dengan tahapan seperti menebas, membakar, dan merangkai hingga akhirnya memasuki tahap penanaman dan pemanenan hasil bumi.
Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buton Selatan, La Ode Haerudin, mengapresiasi festival tahun ini karena memiliki keunikan tersendiri. Tarian khas Buton Selatan yang hampir punah, seperti tari Linda dan Mangaru, turut dipertunjukkan.
Penampilan ini tidak hanya memukau pengunjung, tetapi juga memberikan edukasi tentang filosofi yang terkandung dalam setiap tarian adat tersebut. Saat ini, ada 55 jenis ritual adat di Buton Selatan yang sudah terdaftar dalam Kekayaan Intelektual Komunal (KIK).
“Festival ini juga menjadi wadah untuk melestarikan seni budaya. Kami akan menghadirkan Sanggar Porompa untuk melatih generasi muda dalam menjaga tradisi, termasuk dalam melayani tamu pada ritual adat,” kata Haerudin.
Staf Ahli Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Pemkab Buton Selatan, Kaimudin, mengatakan bahwa pemerintah kabupaten berencana memperbaiki akses jalan menuju lokasi Baruga Tuagana yang menjadi tempat utama pelaksanaan festival.
Akses jalan yang masih kurang layak ini diakui Kaimudin sebagai hambatan untuk pengembangan event kebudayaan sebagai destinasi wisata budaya.
Baca Juga: Jadwal KM Sinabung Februari 2025 Rute Indonesia Timur
“Ke depan, festival Bongkahano Taho rencananya akan dimasukkan dalam kalender wisata Buton Selatan. Untuk itu, perbaikan akses jalan menjadi prioritas. Kami akan berkoordinasi dengan DPRD untuk merealisasikan perbaikan infrastruktur ini,” ujar Kaimudin.
Pemkab Buton Selatan juga mengakui adanya perbedaan dalam pendistribusian anggaran untuk daerah ini dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Sulawesi Tenggara.
Namun, Kaimudin menegaskan bahwa pihaknya akan terus berupaya memaksimalkan anggaran yang ada untuk menjaga kelestarian tradisi budaya ini.
“Pemkab Buton Selatan akan memberikan perhatian dan kesanggupan sesuai kemampuan untuk menjaga kelestarian tradisi ini, karena ini adalah warisan budaya yang tidak dimiliki oleh daerah lain,” imbuhnya. (A)
Penulis: Ali Iskandar Majid
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS