Festival Kande-Kandea Tolandona Buton Tengah Pukau Mata Ribuan Pengunjung
Elfinasari, telisik indonesia
Senin, 22 April 2024
0 dilihat
Tarian Kolosal ditampilkan dalam festival Kande-kandea. Foto: Pemerintah Kabupaten Buton tengah
" Ribuan masyarakat memadati Festival Kande-Kandea Tolandonayang masuk dalam agenda tahunan. Acara yang telah berlangsung selama ratusan tahun, yang dilaksanakan usai Idul Fitri ini, telah masuk dalam 110 Kharisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tahun 2023 "
BUTON TENGAH, TELISIK.ID - Ribuan masyarakat memadati Festival Kande-Kandea Tolandonayang masuk dalam agenda tahunan. Acara yang telah berlangsung selama ratusan tahun, yang dilaksanakan usai Idul Fitri ini, telah masuk dalam 110 Kharisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tahun 2023.
Kegiatan Festival budaya Kande-kandea Tolandona berlangsung meriah dihadiri dan disaksikan ribuan pasang mata yang memenuhi lapangan Lamedadi kelurahan Tolandona, Kecamatan Sangia Wambulu.
Pj Bupati Buton Tengah (Buteng), Andi Muhammad Yusuf mengatakan, Pekande-Kandea merupakan acara adat yang sudah menjadi tradisi turun temurun di masyarakat Buton Tengah.
"Tradisi Pekande-kandea ini merupakan pesta rakyat tahunan yang dilaksanakan oleh masyarakat Tolandona. Tradisi ini sesungguhnya menyambut dan merayakan para kesatria yang menjaga keutuhan kesultanan Buton," kata Pj Bupati Buteng, pada Sabtu (20/4/2024).
Para kesatria tersebut mendapat pelayanan khusus dari kesultanan Buton berupa makan dengan cara unik ala kesatria Buton yang disebut kande tompa, yang disuapi oleh para putri keraton.
Pekande-kandea diperkenalkan pada tahun 1597 pada saat kepemimpinan Sultan Buton ke IV Dayanu Ikhsanuddin dan Iman Masjid Agung Keraton Buton Sangia Wambulu. Hingga saat ini tradisi tersebut masih terpelihara dengan baik. Tradisi Kande-kandea di kemas sejalan dengan nilai ajaran Islam.
Selanjutnya, pelaksanaan Pekande-kandea dilaksanakan seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri dengan tujuan sebagai ajang silaturahmi dan ungkapan rasa syukur terhadap karunia Allah SWT kepada masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.
"Pekande-kandea ini memiliki makna yang mendalam memberikan pesan sosial yang senantiasa harus dijaga, dimana tradisi membuahkan kekokohan dan kekerabatan, jalin silaturahmi serta terpeliharanya kekeluargaan masyarakat Tolandona dan masyarakat lainnya," tuturnya.
Selain itu, kata Pj Bupati, pelaksanaan Kande-kandea merupakan wahana pelestarian kebudayaan yang perlu diwariskan dan diajarkan kepada generasi berikutnya.
Ia berharap, dengan semakin dikenalnya keanekaragaman budaya maka akan mendorong cinta dan rasa memiliki oleh generasi selanjutnya.
"Saya berharap, nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi Kande-kandea dapat dijadikan sebagai pedoman bagi kehidupan masyarakat dalam membangun dan mengisi pembangunan di Buton Tengah," harapnya.
Ia juga mengajak masyarakat untuk memeliharan nilai-nilai tradisi kearifan lokal, terus berjuang untuk mempertahankan tradisi dan kebudayaan jangan sampai tergerus oleh arus liar yang tidak jelas muaranya, tingkatkan martabat sebagai bangsa yang berperadaban tinggi.
Menurut salah seorang pengunjung, Ikrar, kegiatan ini berlangsung mulai tanggal 17 April dan setiap hari berbeda desa, tetapi untuk puncak acaranya di tanggal 20 April 2024 lalu di Kelurahan Tolandona.
"Kalau hari ini berlangsung Kande-Kandea di Desa Baruta Analalaki," tuturnya kepada Telisik.id, Senin (22/4/2024).
Ia juga menjelaskan, untuk kegiatan prosesi adat Kande-kandea berlangsung mulai sore hari dan dilanjutkan dengan kande tompa pada malam hari dan acara joget hingga pagi hari.
Pengunjung lainnya, Isti yang hadir dari Kota Baubau menuturkan mengaku pergi bersama rekannya. Kata dia, di acara tersebut terdapat ribuan pengunjung yang memadati kegiatan ini.
"Harapan saya semoga tradisi Kande-kandea yang telah diwariskan turun temurun dapat terus dilestarikan, dan dalam pelaksanaannya selalu berjalan lancar dan aman," ungkapnya. (A-Adv)