Gantikan Manusia, Ini 5 Tren AI Diprediksi akan Populer Tahun 2024
Wa Ode Ria Ika Hasana, telisik indonesia
Jumat, 15 Desember 2023
0 dilihat
Teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) terus berkembang, dan diprediksi akan gantikan tugas-tugas manusia. Foto: Repro Infokomputer.com
" Perusahaan teknologi raksasa asal Amerika Serikat, International Business Machines (IBM) baru saja membeberkan prediksinya terkait tren penggunaan AI di 2024 mendatang, yang dampaknya akan ikut dirasakan di Indonesia "
KENDARI, TELISIK.ID - Perkembangan model artificial intelligence alias AI generatif semakin menjadi pusat perhatian berbagai perusahaan teknologi dunia. AI generatif atau kecerdasan buatan generatif, digunakan untuk membuat konten baru, seperti teks, gambar, musik, audio, dan video.
Perusahaan teknologi raksasa asal Amerika Serikat, International Business Machines (IBM) baru saja membeberkan prediksinya terkait tren penggunaan AI di 2024 mendatang, yang dampaknya akan ikut dirasakan di Indonesia.
Dilansir dari berbagai sumber, Presiden dan Direktur IBM Indonesia Roy Kosasih, memprediksi ada lima tren teknologi pada 2024, mulai dari pola pemanfaatan kecerdasan buatan (AI), hingga model operasi yang digunakan.
Tren pertama
Teknologi AI akan menjadi hal utama, bukan lagi pilihan. Hal ini berdasarkan riset yang menemukan tiga dari empat CEO yang mengaku keunggulan dan tingkat kompetitif akan ditentukan oleh AI generatif paling canggih.
Meskipun begitu, ditemukan fakta bahwa lebih dari 60 persen organisasi atau bisnis belum mengembangkan pendekatan konsisten untuk AI generatif di tempatnya. Selain menjadikan AI sebagai hal utama, akan ada golongan yang tersisihkan karena AI. Namun, bukan AI yang menggantikan manusia, melainkan manusia yang menggunakan AI akan menggantikan mereka yang tidak.
Tren kedua
Pada 2024, AI generatif akan berdampak pada hampir semua peran dan level organisasi. Kemudian, ada 77 persen pekerja entry level yang akan melihat peran pekerjaan mereka bergeser pada tahun 2025, dan lebih dari satu dari empat eksekutif senior yang merasakan hal serupa.
Baca Juga: Google Luncurkan Gemini AI yang Canggih Saingi Chat GPT-4
Dengan demikian, keberhasilan adopsi AI sangat bergantung pada keterbukaan tim untuk menggunakan perangkat dan aplikasi AI baru.
Para CEO memperkirakan bahwa 40 persen dari tenaga kerja mereka perlu keterampilan ulang saat mereka menerapkan AI dan otomatisasi selama tiga tahun ke depan. Pekerja harus mempercayai rekan AI baru mereka untuk menjalankan pekerjaan mereka.
Tren ketiga
Percakapan mengenai data yang tidak lagi hanya melibatkan tim IT perusahaan, melainkan juga melibatkan C-level.
Hal tersebut dikarenakan data menjadi elemen yang sangat penting dalam pengambilan keputusan perusahaan, sehingga otoritas tertinggi perusahaan perlu terlibat dalam percakapan tersebut.
Organisasi yang mampu memonetisasi data besar yang terpercaya dan berkualitas tinggi menyadari lonjakan dua kali lipat ROI dari kemampuan AI mereka dibandingkan organisasi yang tidak melakukannya.
Tren keempat
Model AI bisa fleksibel, sehingga bisa digunakan dalam berbagai situasi. Model operasi yang fleksibel seiring waktu melatih model AI untuk menyisihkan pola dari data eksternal yang tidak terstruktur, menggabungkan pola internal dan prinsip-prinsip manajemen organisasi, memungkinkan bisnis untuk mengatasi disrupsi dan merespons hampir secara real time.
Tahun 2024, kemampuan AI generatif menjadi lebih canggih, memungkinkan visibilitas dan responsif terhadap rangkaian risiko yang terus berkembang.
Baca Juga: Kemajuan Teknologi AI dapat Berdampak Buruk di Kehidupan Manusia
Tren kelima
Mengenai ekosistem teknologi yang dipandang bukan lagi bagian dari strategi melainkan ekosistem tersebut adalah strateginya. Makanya organisasi atau bisnis harus bisa membangun ekosistem.
Pada 2024, ekosistem teknologi diperkirakan akan berevolusi dari kumpulan entitas yang terpisah bersatu untuk mencapai tujuan yang terpisah, tetapi selaras.
Lebih lanjut, sebagai salah satu teknologi paling transformatif, AI diproyeksikan untuk membuka nilai potensi hingga US$16 triliun pada 2030. Angka tersebut akan mendorong pertumbuhan dan membantu mengatasi beberapa tantangan berbagai hal mulai dari layanan kesehatan, manufaktur, produksi pangan, perubahan iklim.
AI juga bisa diterapkan untuk melakukan efisiensi dalam bisnis, mulai dari proses internal perusahaan hingga aktivitas bisnis. (C)
Penulis: Wa Ode Ria Ika Hasana
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS