Gua Ini Dipercaya Tembus ke Mekkah dan Dikunjungi hingga Ribuan Pezirah Tiap Hari

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Selasa, 28 Mei 2024
0 dilihat
Gua Ini Dipercaya Tembus ke Mekkah dan Dikunjungi hingga Ribuan Pezirah Tiap Hari
Para peziarah saat memadati gua yang dipercaya tembus ke Mekkah. Foto: Screenshot Video

" Jagat media sosial tengah ramai diperbincangkan terkait beredarnya video salah satu gua yang dipercaya tembus ke Mekkah. Hingga ribuan kerumunan orang memadati area tersebut hingga membuat netizen geleng-geleng kepala "

KENDARI, TELISIK.ID - Jagat media sosial tengah ramai diperbincangkan terkait beredarnya video salah satu gua yang dipercaya tembus ke Mekkah. Hingga ribuan kerumunan orang memadati area tersebut hingga membuat netizen geleng-geleng kepala.

Hal tersebut berdasarkan postingan Instagram yang dilihat Telisik.id pada Selasa (28/5/2024), dari akun @terang_media yang sudah mencapai 1.500 likes dan ratusan komentar.

Dalam postingannya, akun tersebut menuliskan, "Setiap ada perayaan hari besar Islam, pengunjung ke gua ini meningkat tajam sampai berlipat-lipat dari hari biasanya karena bisa mencapai 10.000 orang per harinya."

Ia juga menambahkan, "Setiap hari gua tersebut juga selalu ramai dikunjungi oleh banyak orang, khususnya para peziarah dari berbagai daerah."

Baca Juga: Tanpa UKT, 19 Negara Ini Sediakan Kuliah Gratis

Sontak, hal tersebut membuat netizen ramai-ramai berkomentar. Salah satunya adalah @bonopuspita yang menulis, "Saya tahun 1997 pernah masuk ke gua saparwadi dan dinyatakan hilang oleh Basarnas pada waktu itu. Padahal saya tidak hilang tapi memang benar tembus ke Mekah."

Dalam ceritanya, ia melanjutkan, "Pada waktu itu, saat saya menelusuri gua saparwadi, nampak di depan lorong bercabang dan ada cahaya putih. Hingga saya datangi dan ternyata saya tersedot ke dalam cahaya tersebut, sampai saya berputar-putar spiral kurang lebih selama 2 menit, dan bruuk... tiba-tiba tubuh saya terhempas di sebuah tugu di atas bukit Jabal Rahmah."

Lebih lanjut, ia menulis, "Saya sempat bingung dan sedikit pusing kepala hingga saya clingak-clinguk belum sadar sedang berada dimana. Saya kaget begitu ada yang menegur dari belakang, setelah saya perhatikan ternyata orang itu Arab Badui. Terjadilah dialog yang mana bahasa Arab saya belepotan. Akhirnya saya baru tahu dari orang Arab Badui kalau saya itu ada di Jabal Rahmah."

Ia juga menambahkan, "Sayangnya, momen penting ini tidak terdokumentasi karena belum ada hp Android di tahun 1997. Hingga saat ini, kisah ini saya pendam dan menjadi perjalanan mistis. Oh iya, saya di Mekah waktu itu tinggal selama 1 tahun pulang ke Indonesia pasca reformasi."

Komentar tersebut mengundang reaksi netizen lain. Beberapa meragukan kebenaran cerita ini, seperti @zharstudio yang menulis, "Ah yang bener bisa tembus ke Mekah? Hati-hati salah baca wiridnya bisa nyasar ke Brebes,"Tasikmalaya dan @debbycrisna yang bertanya, "Pertanyaannya mana tunjukkan wajah gurunya yang ajarin mereka semua."

Sementara itu, melansir iNews.co.id, Tasikmalaya merupakan destinasi wisata religi yang populer. Lokasi bersejarah yang paling populer dan ramai didatangi peziarah adalah makam Waliyullah Syekh Abdul Muhyi, dan gua Safawardi yang diyakini sebagai tempat patilasan Syekh Abdul Muhyi.

Konon di dalam gua tersebut terdapat lorong yang menembus ke Mekkah. Jalan di dalamnya juga terbilang cukup menantang karena akses yang harus dilalui cukup kecil.

Ketika Syekh Abdul Muhyi berusia 27 tahun, ia dibawa oleh Syekh Abdul Rouf bin Jabar untuk menunaikan haji bersama teman-temannya.

Saat berada di sana, sang guru mendapatkan ilham bahwa salah satu santrinya akan mendapatkan gelar pangkat sebagai seorang wali. Diceritakan, jika sang guru telah mendapat petunjuk, dia harus menyuruh santri tersebut untuk mencari gua dan bermukim di sana.

Tiba-tiba Syekh Abdul Rouf melihat ada cahaya dari Masjidil Haram bersinar ke salah satu santrinya, yaitu Syekh Abdul Muhyi. Sang guru Syekh Abdul Rouf kemudian yakin bahwa santri itulah yang menerima tanda-tanda kewalian. Syekh Abdul Muhyi kemudian dinikahkan dengan Ayu Bakta Putri yang merupakan Sembah Dalem Sacaparana.

Tak lama setelah keduanya menikah, Syekh Abdul Muhyi bersama istrinya berangkat menuju arah barat dan sampailah mereka di daerah yang bernama Darma Kuningan. Syekh Abdul Muhyi dan istrinya menetap di sana selama tujuh tahun atas permintaan penduduk setempat. Orang tua Syekh Abdul Muhyi yang mendengarnya langsung ikut menetap di Kuningan.

Syekh Abdul Muhyi memulai usahanya mencari gua tersebut. Dia mulai menanam padi, namun berkali-kali belum juga berhasil. Gua tersebut akan ditemukan, ditandai jika padi yang dipanen hasilnya tidak lebih dan tidak kurang.

Artinya, gua tersebut ada di sana. Namun, berkali-kali hasil panennya selalu melimpah. Setelah menetap tujuh tahun di sana, akhirnya Syekh Abdul Muhyi berpamitan untuk kembali melanjutkan perjalanan mencari gua.

Kemudian sampailah ia di Pamengpeuk yang saat ini masih termasuk dalam wilayah Kabupaten Garut. Syekh Abdul Muhyi menetap selama satu tahun sembari menyebarkan agama Islam yang saat itu mayoritas penduduknya beragama Hindu.

Setelah satu tahun, ayah Syekh Abdul Muhyi, Sembah Lebewarta Kusumah, wafat. Jenazah ayahnya dimakamkan di kampung Dukuh, di tepi Kali Cikaengan.

Beberapa hari setelah pemakaman ayahnya, Syekh Abdul Muhyi kembali melanjutkan perjalanan untuk mencari gua tersebut. Dia sempat bermukim di daerah Batu Wangi. Kemudian, perjalanannya dilanjutkan sampai di daerah Lebaksiu dan Syekh Abdul Muhyi bermukim di sana. Syekh Abdul Muhyi akhirnya kembali untuk melanjutkan perjalanannya menuju gunung kampung Cilumbu.

Dia akhirnya turun menuju lembah sembari bertafakur melihat keindahan pemandangan sambil menanam padi. Pada suatu hari, Syekh Abdul Muhyi melihat padi yang ditanam sudah menguning dan telah mencapai waktu untuk dipetik. Saat dipetik, terpancar cahaya kewalian yang ditandai dengan terlihatnya kekuasaan Allah SWT. Benar saja padi tersebut hasilnya tidak kurang dan tidak lebih, hanya mendapat sebanyak dengan jumlah benih yang ditanam.

Syekh Abdul Muhyi ingin memastikan kembali kebenaran adanya gua tersebut di sana dengan kembali menanam benih padi. Saat dia sedang berjalan ke arah timur, lalu mendengar suara air terjun dan kicauan burung keluar dari dalam lubang. Syekh Abdul Muhyi memastikan untuk melihat gua tersebut. Akhirnya dilihatnya lubang yang keadaannya persis dengan gua yang digambarkan oleh gurunya.

Baca Juga: Deretan Negara dengan Penganut Aliran Syiah Terbesar di Dunia

Syekh Abdul Muhyi mengangkat kedua tangannya untuk memuji kebesaran Allah SWT. Gua tersebut akhirnya telah ditemukan yang dulunya merupakan tempat Syekh Abdul Qodir Al Jailanir menerima ijazah ilmu agama dari gurunya bernama Iman Sanusi. Semenjak ditemukannya gua tersebut, Syekh Abdul Muhyi dan keluarga beserta para santri-santrinya bermukim di sana. Ia menempuh jalan tarekat di samping mendidik para santri-santrinya.

Gua Pamijahan juga pernah menjadi tempat bertemunya para Wali Songo ketika akan menyebarkan agama Islam. Dalam gua tersebut terdapat beberapa tempat, seperti tempat beribadah para wali, air kehidupan (ad acai kahuripan) yang keluar dari sela-sela batuan dalam gua. Di dalamnya juga ada beberapa lorong yang konon dahulu digunakan oleh sang wali ketika berangkat menuju Mekkah.

Di dalam gua tersebut terdapat beberapa lorong menuju beberapa tempat kota bersejarah di Tanah Air, seperti lubang menuju Banten saat akan menemui Syekh Hasanuddin, lorong menuju Gunung Djati saat akan menemui Syekh Syarif Hidayatulloh, dan lorong menuju Surabaya saat akan menemui Sunan Ampel. Misteri adanya lorong menuju Mekkah ternyata menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung untuk mencobanya.

Namun, tidak berhasil. Konon ada salah satu pengunjung yang mencoba untuk masuk ke dalam lorong menuju Mekkah tersebut, tapi malah menghilang dan tidak pernah kembali hingga saat ini. Kini lorong tersebut ditutup dengan besi agar tidak ada yang mencoba memasukinya. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Fitrah Nugraha

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel Terkait
Baca Juga