Harga Terus Melejit, Masyarakat Pilih Irit Belanja Beras
Ayu Safitri, telisik indonesia
Rabu, 21 Februari 2024
0 dilihat
Harga beras di pasar tradisional makin mahal. Foto: Ayu Safitri/Telisik
" Terjadi kenaikan harga dan kelangkaan beras di tingkat pedagang, membuat pembeli mengurangi porsi pembeliannya "
KENDARI, TELISIK.ID - Beberapa pekan terakhir, pedagang dan pembeli di sejumlah pasar tradisional Kota Kendari mengeluh. Harga beras dan sejumlah komoditas pokok lain mengalami kenaikan setiap minggunya.
Dari pantauan Telisik.id, terjadi kenaikan harga dan kelangkaan beras di tingkat pedagang, membuat pembeli mengurangi porsi pembeliannya.
Diketahui, kenaikan harga bahan pangan dan sembako mulai dirasakan pedagang sejak Pemilu 2024. Para pedagang berharap harga sembako dan bahan pangan bisa kembali stabil.
Mereka berharap pemerintah turun tangan untuk menstabilkan harga beras dan bahan pangan pokok lain. Mengingat masih banyak ditemukan pedagang menjual di atas harga eceran tertinggi (HET).
Adi misalnya, pedagang beras pasar tradisional Andonohu ini mengaku kenaikan harga beras dan sejumlah kebutuhan pokok menjadi masalah serius bagi pedagang dan pembeli.
"Bisa jadi ini imbas dari bagi-bagi beras yang dilakukan Pak Jokowi, permintaan tinggi tapi stok menipis. Akhirnya pedagang ambil untung gila-gilaan," ujarnya
Baca Juga: Inflasi Sulawesi Tenggara Turun Signifikaan, Beras dan Cabai Masih Jadi Komoditas Perhatian
Selain itu, Adi juga mengeluhkan omzet yang ia dapatkan, dia harus rela kehilangan pelanggan jika harga beras terus melambung tinggi.
Adi mengaku, kenaikan harga beras ini selain karena adanya bagi-bagi beras, juga karena kurangnya pasokan akibat cuaca/kemarau panjang yang melanda baru-baru ini serta tingginya permintaan pasar, terlebih mendekati bulan puasa.
"Ya pasti berdampak untuk omzet tiap hari mba. Apalagi kita pedagang yang kurang modal, nanti kalau ada yang laku baru kita restok. Terus pembeli biasanya sebelum beli ya survei harga dulu, kalau dapat yang murah berarti disitu mereka beli, " kata Adi.
Kenaikan harga beras premium dari Rp 13.000 per kg menjadi Rp 16.000 per kg, serta kenaikan harga beras kualitas rendah dari Rp 10.000 per kg menjadi Rp 13.000 per kg merupakan lonjakan yang signifikan.
Kenaikan harga beras juga terjadi di pasar tradisional Mandonga, Kota Kendari. Anton, salah seorang distributor beras mengaku baru mengetahui kenaikan harga beras 1 minggu belakangan ini.
Menurut Anton, kenaikan harga beras saat ini khusus beras premium saja, sementara untuk Bulog tidak ada kenaikan yang signifikan.
"Yang naik khususnya beras premium dan beras super, kalau Bulog masih tetap karena pembeliannya dibatasi sama pemerintah," tuturnya.
"Kemudian, sepertinya kenaikan harga beras saat ini sampai bulan 4, karena beras yang beredar di Kendari ini beras Konawe. Sementara baru selesai panen, nanti panen lagi sekitar bulan 4. Tergantung kalau berkurang stok bisa jadi beras dari Selatan yang kita ambil," kata dia.
Baca Juga: Musim Hujan, Harga Beras di Kota Baubau Melonjak Naik
Sementara itu, Sitti, salah satu pembeli mengatakan, mau tidak mau beras adalah kebutuhan pokok yang dibutuhkan setiap hari. Kenaikan itu diharapkan dapat segera diatasi oleh pemerintah.
"Minggu lalu saya beli 10 kilo harganya Rp 150.000 sekarang sudah Rp 170.000. Setiap minggu harganya naik terus. Kalau bisa pemerintah buat kebijakan supaya harga tidak melonjak, " ungkap Sitti.
Pembeli merasa tertekan karena biaya hidup yang semakin meningkat akibat kenaikan harga beras dan kebutuhan pokok lainnya. (A)
Penulis:Ayu Safitri
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS