Hati-Hati, 7 Cara Minum Teh Ini Bisa Picu Penyakit

Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Kamis, 06 Oktober 2022
0 dilihat
Hati-Hati, 7 Cara Minum Teh Ini Bisa Picu Penyakit
Teh memang memiliki banyak manfaat, namun jika salah dalam menyajikan, bisa memicu penyakit. Foto: Repro hellosehat.com

" Untuk mengonsumsi teh, banyak cara yang bisa dilakukan, namun jangan sampai salah dalam menyajikannya, sebab bisa memicu penyakit "

KENDARI, TELISIK.ID - Teh merupakan minuman yang cukup diminati masyarakat. Untuk mengonsumsinya pun ada caranya, sebab jika salah, bisa picu penyakit.

Dikutip dari wikipedia, teh merupakan minuman yang mengandung kafein, sebuah infusi yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman camellia sinensis dengan air panas.

Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi menjadi empat kelompok: teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih.

Untuk mengonsumsinya banyak cara bisa dilakukan, namun jangan sampai salah dalam menyajikan minuman satu ini sebab bisa memicu penyakit.

Melansir cnnindonesia.com, berikut beberapa kesalahan minum teh yang bisa picu penyakit:

1. Menambahkan banyak gula

Minum teh yang diseduh hanya memakai air hangat dinilai lebih sehat dikonsumsi karena bebas campuran tambahan.

Namun sebaliknya, jika teh ditambah dengan banyak gula atau krimer, khasiatnya justru bakal berkurang drastis.

Selain meningkatkan kadar kalori pada tubuh, konsumsi gula tinggi dapat memicu penyakit seperti obesitas, diabetes, hingga jantung.

2. Air terlalu panas

Suhu air untuk menyeduh teh dapat mempengaruhi rasa dan kandungan teh. Saat teh diseduh dengan air terlalu panas maka rasanya menjadi pahit. Apabila airnya kurang panas, daun teh tidak akan terekstrasi dengan baik.

Baca Juga: 4 Jenis Buah Ini Bisa Jaga Kesehatan Kulit Wajah

Untuk jenis teh hitam sebaiknya gunakan air panas bersuhu 100 derajat celcius, teh oolong 80-90 derajat celcius dan teh hijau 90 derajat celcius.

3. Tidak memakai air bersih

Dikutip dari Eat This, kesalahan minum teh yang dapat memicu penyakit bisa disebabkan oleh pemakaian air yang kurang bersih dan tidak higienis.

Misalnya, memakai air keran langsung dimasak tanpa disaring. Kandungan air tersebut rentan menyimpan zat asing yang bisa mengubah rasa teh jadi pahit dan berbahaya untuk tubuh.

Sebelum menyeduh teh, pastikan Anda menggunakan air bersih atau air suling (distilled water) karena sudah melalui tahap penyaringan.

4. Teh diseduh sebentar

Menyeduh teh dalam air terlalu sebentar tidak akan mengekstrak senyawa kimia di dalam teh dengan baik.

Begitu juga sebaliknya, teh diseduh terlalu lama justru bisa menghilangkan senyawa baik sekaligus kadar kafein berkurang.

Jenis teh hitam sebaiknya diseduh selama 4-5 menit, teh hijau dan oolong cukup 3 menit, dan teh putih 4 menit.

5. Diminum setelah makan

Teh memiliki fungsi untuk mendetoks racun atau zat pengawet yang terkandung dalam makanan.

Tapi, minum teh setelah makan dapat mengacaukan penyerapan zat gizi dalam tubuh karena asam fitat yang berperan menghambat penyerapan zat besi dan protein dari makanan.

Untuk mencegah dampak buruk akibat teh, disarankan meminumnya satu jam sebelum makan daripada sesudah makan.

6. Kantong teh direndam terlalu lama

Merendam teh celup lebih dari tiga menit bisa membuat teh kehilangan nutrisinya bahkan berubah menjadi racun.

Menurut Cup Above Tea, partikel pada kantong teh ini dapat terjatuh, kemudian larut dalam teh yang akan dikonsumsi.

Baca Juga: 9 Daftar Makanan dan Bahan Alami Atasi Alergi

Apabila dibiarkan terlalu lama, teh menjadi lebih kental bahkan berisiko mengganggu fungsi ginjal hingga merusak cita rasa.

7. Daun teh direndam dalam teko

Jenis teh serbuk yang diseduh lalu dibiarkan terendam lama dalam teko juga termasuk kesalahan minum teh.

Jika Anda menggunakan teko teh, pastikan menyaring terlebih dulu setelah diseduh sampai daunnya terpisah dengan air.

Terlalu lama merendam serbuk teh dalam air hanya akan menimbulkan rasa pahit dan mengubah teksturnya menjadi kental.

Nah, itulah beberapa kesalahan mengkonsumsi teh yang bisa memicu penyakit. (C)

Penulis: Fitrah Nugraha

Editor: Haerani Hambali

Artikel Terkait
Baca Juga