Heboh Erdogan Dikudeta Warganya dan Ramai-ramai Chaos, Ada Apa?
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Sabtu, 22 Maret 2025
0 dilihat
Ribuan warga Turki turun ke jalan memprotes penangkapan Ekrem Imamoglu, menentang kebijakan Recep Tayyip Erdogan. Foto: Repro AFP.
" Ribuan warga Turki turun ke jalan dalam aksi protes besar-besaran setelah penangkapan Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu "

ANKARA, TELISIK.ID - Ribuan warga Turki turun ke jalan dalam aksi protes besar-besaran setelah penangkapan Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu.
Demonstrasi terjadi di beberapa kota besar, termasuk Ankara, Izmir, dan Istanbul. Massa menilai penahanan ini sebagai tindakan tidak demokratis dan upaya membungkam oposisi. Situasi memanas dengan bentrokan antara demonstran dan polisi, sementara pihak berwenang memberlakukan larangan berkumpul.
Penyebab utama demonstrasi ini adalah penangkapan Ekrem Imamoglu pada hari Rabu atas tuduhan korupsi dan keterlibatan dengan kelompok teroris. Oposisi menilai langkah ini sebagai upaya melemahkan kandidat kuat penantang Presiden Tayyip Erdogan dalam pemilu mendatang. Gelombang protes semakin meluas, dan bentrokan terjadi di berbagai titik strategis.
Beberapa pengunjuk rasa bentrok dengan aparat keamanan di depan universitas-universitas dan kantor pemerintahan. Pihak berwenang membangun barikade untuk membatasi akses ke area-area penting di Istanbul.
Aksi unjuk rasa juga menyebar ke berbagai distrik lainnya, dengan massa menolak keputusan penahanan yang dinilai bermotif politik.
Baca Juga: Erdogan Terpilih jadi Presiden Turki 3 Periode, Dunia Ramai-Ramai Ucapkan Ini
Tindakan keras terhadap Imamoglu dianggap sebagai puncak dari tekanan hukum yang berlangsung selama berbulan-bulan terhadap oposisi. Banyak pihak menilai bahwa langkah ini bertujuan untuk merusak peluang oposisi dalam pemilu dan membatasi kebebasan berekspresi di Turki.
Presiden Erdogan memberikan pernyataan bahwa penahanan Imamoglu tidak ada kaitannya dengan oposisi politik. Ia menegaskan bahwa tindakan tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam menegakkan hukum dan tidak bermaksud menghambat proses demokrasi.
Sementara itu, Ozgur Ozel, ketua oposisi utama Partai Rakyat Republik (CHP), menyatakan bahwa Erdogan takut menghadapi Imamoglu dalam pemilu. Ia menganggap bahwa penahanan ini merupakan strategi politik untuk melemahkan oposisi.
"Kami yakin Imamoglu akan menang. Jika pencalonannya diblokir, kami yakin ini akan berubah menjadi dukungan yang jauh lebih besar," ujar Ozel, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (22/3/2025), dalam wawancara pertamanya dengan media asing sejak penahanan tersebut.
Pemerintah Turki memperingatkan agar masyarakat tidak mengaitkan Erdogan atau politik dengan penangkapan Imamoglu. Pihak berwenang menegaskan bahwa badan peradilan tetap bersikap independen dan bahwa penahanan dilakukan berdasarkan bukti hukum yang kuat.
Untuk mengendalikan situasi, pemerintah memberlakukan larangan pertemuan selama empat hari. Selain itu, akses ke beberapa platform media sosial dibatasi guna mencegah penyebaran informasi yang dianggap provokatif. Sejumlah demonstran juga ditahan karena unggahan di media sosial.
Kantor Kejaksaan Umum Istanbul menyatakan bahwa tuduhan terhadap Imamoglu mencakup penyuapan, pemerasan, serta kepemimpinan dalam organisasi kriminal. Otoritas Turki juga telah menangkap 100 tersangka lainnya yang diduga terkait dengan kasus ini.
Baca Juga: Pray For Turkey Tranding di Twitter, Bandara Terbelah Dua Respon Erdogan dan Putin Mengejutkan
Kantor berita Anadolu melaporkan bahwa penahanan Imamoglu juga berhubungan dengan penyelidikan terhadap dugaan keterkaitannya dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK). Imamoglu disebut sebagai salah satu dari tujuh orang yang telah ditahan dalam penyelidikan tersebut.
Pemimpin CHP, Ozgur Ozel, mengecam penahanan Imamoglu dan menyebutnya sebagai upaya kudeta terhadap demokrasi. Ia menilai bahwa tindakan ini adalah bentuk penindasan terhadap suara rakyat dan berjanji akan terus berjuang.
"Membuat keputusan atas nama rakyat, menggunakan kekerasan untuk menggantikan keinginan rakyat atau menghalanginya adalah kudeta. Kami tidak akan menyerah. Pada akhirnya, keinginan rakyat akan menang dan Turki akan menang," tambahnya.
Setelah penggerebekan dan bentrokan yang terjadi, kantor gubernur Istanbul mengeluarkan larangan semua aksi protes hingga 23 Maret 2025. Langkah ini diambil untuk menghindari eskalasi situasi yang lebih buruk dan menjaga stabilitas keamanan nasional. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS