HIV di Sulawesi Tenggara Meningkat, Kota Kendari Paling Tinggi
Adinda Septia Putri, telisik indonesia
Rabu, 08 November 2023
0 dilihat
Dinkes Sulawesi Tenggara mencatat jumlah pengidap HIV di Kota Kendari mencapai 219 kasus. Foto: Adinda Septia Putri/Telisik
" Ada beberapa populasi kunci penyebar HIV, yaitu wanita pekerja seks (WPS), waria, lelaki seks dengan lelaki (LSL), dan pengguna napza suntik (penasun), ibu hamil, dan pasien TBC "
KENDARI, TELISIK.ID - Tingkat HIV di Sulawesi Tenggara semakin mengkhawatirkan. Kota Kendari menjadi tempat penyebaran paling luas. Hampir setengah dari kasus HIV di Bumi Anoa, ada di Kota Kendari.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, Muhammad Ridwan melaporkan, angka terinfeksi HIV di Kota Kendari saat ini mencapai 219 orang berdasarkan data terakhir di Desember 2022.
Angka ini meningkat pesat dibanding tahun sebelumnya yang hanya 155 kasus. Peningkatan kasus juga terjadi di Muna, dari 31 kasus menjadi 36 kasus. Bombana, dari 18 kasus menjadi 19 kasus. Baubau, dari 32 kasus menjadi 51 kasus. Buton Selatan, dari 12 kasus menjadi 27 kasus. Buton Tengah, dari 12 kasus menjadi 28 kasus.
Ridwan menjelaskan ada beberapa populasi kunci penyebar HIV, yaitu wanita pekerja seks (WPS), waria, lelaki seks dengan lelaki (LSL), dan pengguna napza suntik (penasun), ibu hamil, dan pasien TBC.
Dari seluruh populasi kunci yang ada, penyebaran HIV di Sulawesi Tenggara banyak didominasi oleh lelaki seks dengan lelaki (LSL).
Baca Juga: Imbas Suami Suka Jajan, Jumlah Ibu Rumah Tangga Tertular HIV Bertambah
Dinkes Sulawesi Tenggara terus berupaya menekan angka HIV yang meningkat dengan pemberian obat profil aksis, untuk mencegah atau mengendalikan penyebaran infeksi atau penyakit.
Obat ini tak hanya diberikan untuk penderita HIV yang memang positif, tapi juga orang-orang yang berpotensi terpapar HIV seperti LSL dan WTS.
Dinkes juga bekerja sama dengan LSM-LSM pendamping orang dengan HIV Aids untuk terus memantau kesehatan dan aktivitas seksual mereka.
"Datang mengambil obat, kalau tidak datang mengambil obat kita bertanya sama pendampingnya," jelasnya.
Dilansir dari Halodoc.com, HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Ketika seseorang terinfeksi, maka ia akan mengalami berbagai tahap dalam perkembangan penyakit tersebut. Salah satu tahapan yang akan terjadi adalah masa inkubasi HIV.
Masa inkubasi HIV dapat bervariasi setiap orangnya. Rata-rata, berkisar sekitar 2 sampai 4 minggu setelah terinfeksi. Beberapa orang mungkin mengalami masa inkubasi yang lebih pendek atau lebih lama.
Hal ini terjadi karena beberapa faktor, seperti kondisi kesehatan, respons imun tubuh, dan adanya pengobatan antiretroviral. Selama masa inkubasi, virus menyerang dan menginfeksi sel kekebalan yang disebut sel CD4.
Virus ini berkembang biak di dalam tubuh, terutama di kelenjar getah bening. Meski tidak ada gejala, jumlah virus di dalam tubuh terus meningkat seiring berjalannya waktu.
Baca Juga: Angka Penderita HIV AIDS di Kolaka Utara Meningkat Signifikan
Beberapa tanda gejala HIV yang umum muncul pada tahap awal adalah:
- Sariawan
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Radang tenggorokan
- Hilang nafsu makan
- Nyeri otot
- Ruam
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Berkeringat di malam hari. (B-Adv)
Penulis: Adinda Septia Putri
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS