Ikut Demo Bersama Warga, Anggota DPRD Butur Ini Tegaskan Tak Ada Tendensi Politik
Aris, telisik indonesia
Sabtu, 04 Desember 2021
0 dilihat
Anggota DPRD Buton Utara, Nasri saat berorasi. Foto: Aris/Telisik
" Anggota DPRD Kabupaten Buton Utara (Butur), Nasri, turut serta berorasi dalam unjuk rasa menuntut perbaikan jalan "
BUTON UTARA, TELISIK.ID - Anggota DPRD Kabupaten Buton Utara (Butur), Nasri, turut serta menyampaikan orasi dalam unjuk rasa di pertigaan Desa Ronta, Kecamatan Bonegunu, Jumat (3/12/2021).
Bersama warga, Nasri beorasi terkait kondisi jalan rusak di Kabupaten Butur. Dalam orasinya, Nasri bahkan tidak segan-segan menyebut bahwa anggota DPRD yang terpilih, dirinya disumpah untuk bekerja dengan sebaik-baiknya kepada bangsa dan negara, mempertahankan dan memperjuangkan aspirasi masyarakat.
"Anggota DPRD atau pejabat siapapun, berjuang, terpilih, dilantik, dilantik itu ditaruhkan Al-Qur'an merah di atas kepalanya, disumpah untuk bekerja dengan sebaik-baiknya untuk bangsa, negara dan rakyat. Saya pertegas lagi, pertahankan, perjuangkan aspirasi masyarakat," kata Nasri saat berorasi di pertigaan Desa Ronta.
Nasri menegaskan, berbicara soal ruas jalan yang ada di Kabupaten Butur, selaku wakil masyarakat Dapil I di Kabupaten Butur, Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk memberikan dukungan full terhadap apa yang menjadi keinginan massa aksi saat melakukan unjuk rasa menuntut perbaikan jalan rusak.
Menurut dia, jika jalan di Butur sudah diperbaiki dan menjadi bagus, bukan hanya pendemo yang akan menikmati jalan tersebut, tetapi semua yang melintas di jalan itu.
"Hari ini saya melihat masih ada masyarakat yang mempersoalkan dengan didudukinya tempat ini (pertigaan Desa Ronta), saya kira itu keliru. Karena yang diperjuangkan adalah bagaimana agar jalan yang ada di Kabupaten Butur ini bisa bagus," katanya.
Kalau jalan sudah bagus, tambahnya, semua aktivitas masyarakat dan aktivitas pemerintah akan berjalan dengan lancar.
"Saya kira itu tujuan kita, tidak lebih tidak kurang," sambungnya.
Ia menegaskan, ia hadir di tengah-tengah para pengunjuk rasa bukan sebagai pencitraan, melainkan panggilan nurani untuk menyuarakan kondisi jalan rusak di Kabupaten Butur.
"Beberapa bulan yang lalu saya luangkan waktu untuk memperbaiki jalan yang rusak di kilometer 17, 16, 15 dan Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar, namun hasilnya tidak maksimal," ungkapnya.
Kata dia, dengan turun langsung memperbaiki jalan, dia berharap pemerintah tergerak untuk segera mengambil langkah. Tetapi sampai hari ini, lanjut Nasri, belum membuahkan hasil.
Nasri menyampaikan, hadirnya dia di tengah-tengah pengunjuk rasa, jangan dinilai ada tendensi politik.
"Saya melihat dari orator-orator yang menyampaikan orasinya, saya kira semua kita dengarkan bersama bahwa itu hanya meminta ketegasan pemerintah untuk cepat mengambil langkah terkait perbaikan jalan," jelasnya.
Ia menyebut, sudah dua tahun berada di parlemen dan sudah segala macam upaya yang ia lakukan terkait perbaikan jalan rusak di Kabupaten Butur.
"Jangan dikira bahwa saya diam, saya tidur, tidak," tegasnya.
Baca Juga: Rusak Parah, Anggota DPRD Bersama Warga Kembali Blokade Jalan Provinsi di Butur
Ia bahkan mengungkapkan, persoalan daerah, persoalan jalan itu anggarannya ada dan itu adalah uang negara, bukan uang pribadi. Karena itu, dia mempertanyakan kenapa masalah ini dibiarkan.
Sementara itu, dia juga mengungkapkan, bahwa ada yang paling menyedihkan yang ia tidak akan pernah lupa sepanjang hidupnya saat memperbaiki jalan rusak di jalan Maligano selama 23 hari.
"Ada dua mayat lewat di situ, kalau saya tidak tolong dengan ditarik pakai doser, nasib mayat itu bagaimana?" tanyanya.
Selain itu, Nasri mengungkapkan, ada empat buah mobil ekspedisi yang memuat tabung oksigen untuk kepentingan kesehatan yang melintas di jalur Maligano-Ronta. Menurut dia, jika jalan di Maligano tidak diperbaiki pada saat itu, maka sudah pasti harus tertinggal di Maligano selama 4 hari. Padahal tabung oksigen itu kebutuhan yang sangat krusial untuk menyelamatkan nyawa manusia.
Dalam orasinya itu, Nasri bahkan berpesan kepada para pengunjuk rasa untuk mengawal anggaran yang dikucurkan lewat anggaran perubahan di Provinsi (Sultra) sebesar Rp 5 miliar untuk perbaikan jalan provinsi di Butur.
"Rp 2 miliar jalan poros Maligano perbaikan, Ro 1 miliar untuk Bonegunu, Rp 1 miliar untuk Kecamatan Kambowa, Ro 1 miliar dari Kambowa ke perbatasan," ungkap Nasri.
Kata dia, uang miliaran itu bukan uang sedikit. Ia mempertegas bahwa uang itu adalah uang rakyat, hanya saja dikelola oleh negara, oleh pemerintah. Jadi lanjut dia, pengelolaannya harus dikawal.
Baca Juga: Jalur Transportasi Terputus Akibat Tanah Longsor
Diketahui sebelumnya, pada Kamis (2/12/2021), puluhan warga Kabupaten Butur yang tergabung dalam Aliansi Pemerhati Infrastruktur Butur melakukan aksi unjuk rasa menuntut perbaikan jalan provinsi di Kabupaten Butur yang rusak parah.
Aksi unjuk rasa puluhan warga ini dilakukan di pertigaan Desa Ronta, Kecamatan Bonegunu. Puluhan warga Butur tidak segan-segan memblokade jalan sehingga menutup total akses jalan di pertigaan Desa Ronta yang menghubungkan Maligano-Ronta-Ereke-Baubau.
Kemudian pada Jumat (3/12/2021) sekira pukul 16.00 Wita, para pengunjuk rasa akhirnya membubarkan diri secara damai usai menyampaikan aspirasi. Blokir jalan pun dibuka, sehingga kendaraan roda empat serta roda dua yang sempat terhalang di pertigaan Desa Ronta akhirnya bisa melanjutkan perjalanan. (C)
Reporter: Aris
Editor: Haerani Hambali