Ilmuan Temukan Gas Tertawa di Luar Angkasa, Tanda Kehidupan?

Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Sabtu, 08 Oktober 2022
0 dilihat
Ilmuan Temukan Gas Tertawa di Luar Angkasa, Tanda Kehidupan?
Nitrous oxide adalah senyawa kimia di atmosfer planet yang dapat menunjukkan kehidupan, yang disebut biosignatures. Foto: Repro wallpaperbetter.com

" Gas tertawa adalah senyawa kimia dengan rumus N2O. Pada suhu ruang, ia berwujud gas tak berwarna dan tidak mudah terbakar "

KENDARI, TELISIK.ID - Ilmuan kini sedang gencar mencari kehidupan di planet lain. Beberapa hal yang menjadi patokan mereka dalam mendukung upaya tersebut ternyata masih belum sempurna.

Pasalnya untuk mencari kehidupan di planet di sekitar bintang lain, yaitu keberadaan dari gas tertawa atau biasa disebut nitrous oxide. Senyawa kimia di atmosfer planet yang dapat menunjukkan kehidupan, yang disebut biosignatures, biasanya mencakup gas yang ditemukan berlimpah di atmosfer bumi saat ini.

Mengutip detik.com, dinitrogen oksida dikenal luas sebagai gas tertawa, adalah senyawa kimia dengan rumus N2O. Pada suhu ruang, ia berwujud gas tak berwarna dan tidak mudah terbakar.

Melansir sciencedaily.com, seorang ilmuan astrobiologis di Departemen Ilmu Bumi dan Planet UCR, Eddie Schwieterman mengatakan, banyak pemikiran yang dimasukkan ke dalam oksigen dan metana sebagai biosignatures.

"Lebih sedikit peneliti yang secara serius mempertimbangkan nitrous oxide, tetapi kami pikir itu mungkin kesalahan," katanya.

Baca Juga: Deretan Mobil Unik dan Aneh, Model Babi hingga High Heel

Schwieterman memimpin tim peneliti yang menentukan berapa banyak nitrogen oksida yang dapat dihasilkan makhluk hidup di planet yang mirip dengan Bumi. Mereka kemudian membuat model yang mensimulasikan planet itu di sekitar berbagai jenis bintang dan menentukan jumlah N2O yang dapat dideteksi oleh observatorium seperti Teleskop Luar Angkasa James Webb.

"Dalam sistem bintang seperti TRAPPIST-1, sistem terdekat dan terbaik untuk mengamati atmosfer planet berbatu, Anda berpotensi mendeteksi nitro oksida pada tingkat yang sebanding dengan CO2 atau metana," kata Schwieterman.

Ada beberapa cara makhluk hidup dapat membuat nitrous oxide, atau N2O. Mikroorganisme terus-menerus mengubah senyawa nitrogen lain menjadi N2O, suatu proses metabolisme yang dapat menghasilkan energi seluler yang berguna.

"Kehidupan menghasilkan produk limbah nitrogen yang diubah oleh beberapa mikroorganisme menjadi nitrat. Dalam tangki ikan, nitrat ini menumpuk, itulah sebabnya Anda harus mengganti airnya," kata Schwieterman.

Namun, di bawah kondisi yang tepat di laut, bakteri tertentu dapat mengubah nitrat tersebut menjadi N2O. Gas itu kemudian bocor ke atmosfer. Dalam keadaan tertentu, N2O dapat dideteksi di atmosfer dan masih belum menunjukkan kehidupan. Tim Schwieterman memperhitungkan hal ini dalam pemodelan mereka.

Sejumlah kecil oksida nitrat dibuat oleh petir, misalnya. Tapi di samping N2O, petir juga menciptakan nitrogen dioksida, yang akan memberikan petunjuk kepada para astrobiologi bahwa cuaca tak hidup atau proses geologis menciptakan gas tersebut.

Baca Juga: 10 Cara Gampang Merawat HP Agar Tak Cepat Rusak

Orang lain yang menganggap N2O sebagai gas biosignature sering menyimpulkan bahwa akan sulit untuk dideteksi dari jarak yang begitu jauh. Schwieterman menjelaskan bahwa kesimpulan ini didasarkan pada konsentrasi N2O di atmosfer bumi saat ini. Karena tidak banyak di planet ini, yang penuh dengan kehidupan, beberapa orang percaya itu juga akan sulit dideteksi di tempat lain.

"Kesimpulan ini tidak memperhitungkan periode dalam sejarah Bumi di mana kondisi laut memungkinkan pelepasan N2O secara biologis jauh lebih besar. Kondisi pada periode tersebut mungkin mencerminkan keberadaan planet ekstrasurya saat ini," kata Schwieterman.

Mengutip nationalgeographic.grid.id, tim peneliti percaya saat ini adalah waktu bagi astrobiolog untuk mempertimbangkan gas biosignature alternatif seperti N2O karena teleskop James Webb akan segera mengirimkan informasi tentang atmosfer planet berbatu seperti Bumi dalam sistem TRAPPIST-1. (C)

Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan

Editor: Haerani Hambali

Baca Juga