Ilmuwan Temukan Catatan Fosil, Benua Antartika Siap Huni?

Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Selasa, 08 November 2022
0 dilihat
Ilmuwan Temukan Catatan Fosil, Benua Antartika Siap Huni?
Berdasarkan catatan fosil, Ilmuwan mengatakan Antartika dulunya memiliki iklim yang sangat cocok untuk hutan dan dinosaurus. Foto: Repro Kompas.com

" Pada 2021, ditemukan sisa-sisa arang di Pulau James Ross, bagian dari Semenanjung Antartika di bawah Amerika Selatan "

ANTARTIKA, TELISIK.ID - Sebagai salah satu benua terluas di bumi, Antartika merupakan satu-satunya benua yang tak dihuni oleh manusia. Hal ini bukan tanpa alasan, karena Antartika merupakan tempat yang memiliki salju abadi.

Melansir dari Livescinces.com, Antartika adalah tempat yang beku dan tidak ramah, dengan suhu musim dingin rata-rata yang turun hingga minus 56 derajat Fahrenheit (minus 49 derajat Celcius), angin yang mencapai 200 mph (321 km/jam) dan hanya 6,5 ??inci (166 milimeter) curah hujan tahunan. 

Dikutip dari Sindonews.com, Steven Chown, seorang profesor ilmu biologi di Monash University di Australia mengatakan bahwa sekitar 100 juta tahun yang lalu, Antartika mendukung vegetasi yang berkembang dengan baik dan hutan lebat.

Berbagai organisme, seperti tumbuhan runjung, pakis, dan tanaman berbunga yang dikenal sebagai Angiospermae berkembang baik. Pada 2021, ditemukan sisa-sisa arang di Pulau James Ross, bagian dari Semenanjung Antartika di bawah Amerika Selatan.

Penemuan ini memberikan bukti bahwa pernah terjadi kebakaran hutan di sana selama periode Kapur akhir, antara 100 juta dan 66 juta tahun yang lalu.

Baca Juga: Ilmuwan Ungkap Usia Matahari Tinggal Segini

"Berdasarkan catatan fosil, dulunya memiliki iklim yang sangat cocok untuk hutan dan dinosaurus," dikutip dari Livescience.com

Untuk memahami seperti apa iklim Antartika di masa depan, ahli paleoklimatologi melihat ke masa lalu dengan mempelajari lapisan sedimen di lapisan es Ross, tim peneliti, termasuk Brigham-Grette, menemukan bahwa lapisan es Antartika Barat telah runtuh dan tumbuh kembali beberapa kali. 

"Keruntuhan dan pertumbuhan kembali seperti itu mungkin berkorelasi dengan periode interglasial yang sangat hangat," kata Brigham-Grette.

Fluktuasi iklim ini berjalan seiring dengan perubahan di atmosfer bumi, termasuk naik dan turunnya kadar karbon dioksida.

Meskipun perubahan ini secara historis telah terjadi selama ratusan ribu tahun, emisi gas rumah kaca sekarang mengubah iklim bumi pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

"Jika kita tidak mencapai emisi nol bersih pada tahun 2040, perubahan iklim akan menjadi pendorong perubahan terbesar di Antartika," kata Chown. 

Baca Juga: Prodi PPKn USN Kolaka Kerja Sama UHO dan UNM Tingkatkan Kualitas Pendidikan

Untuk membayangkan jenis lingkungan yang mungkin muncul saat suhu terus meningkat, Chown merekomendasikan untuk melihat ke pulau-pulau sub-Antartika dan ekologi bagian paling selatan Amerika Selatan.

Bahkan koloni penguin gentoo yang terlihat di Antartika pada awal 2022 menjadi perhatian, karena burung-burung yang tidak menyukai es itu biasanya hidup di pulau-pulau sub-Antartika dan cenderung menjelajah ke selatan hanya karena perubahan iklim menghangatkan benua paling selatan.

"Sebagian besar Antartika Barat berada di bawah permukaan laut, tapi naiknya permukaan laut juga akan mengangkat pulau-pulau kecil berbatu di sana," tutupnya. (C)

Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel Terkait
Baca Juga