Indonesia Awas Ada Perang Nuklir, Korea Utara Beri Warning

Ibnu Sina Ali Hakim, telisik indonesia
Senin, 20 September 2021
0 dilihat
Indonesia Awas Ada Perang Nuklir, Korea Utara Beri Warning
Rudal milik Korea Utara antisipasi perang nuklir. Foto: Repro Beritasatu

" AUKUS sendiri memang bertujuan membantu pengembangan kapal selam nuklir Australia. Aliansi ini dipercaya secara luas, memiliki tujuan, melawan kebangkitan China di kawasan. "

KAESONG, TELISIK.ID - Aliansi Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Australia, AUKUS, di Indo-Pasifik diyakini bisa memicu perang senjata nuklir di Asia-Pasifik. Hal itu setidaknya diperingatkan Korea Utara (Korut), Senin (20/9/2021).

"Ini adalah tindakan yang sangat tidak diinginkan dan berbahaya," ujar media pemerintah Korut, KCNA, sebagaimana dimuat AFP.

"Ini akan menganggu keseimbangan strategis kawasan Asia-Pasifik."

AUKUS sendiri memang bertujuan membantu pengembangan kapal selam nuklir Australia. Aliansi ini dipercaya secara luas, memiliki tujuan, melawan kebangkitan China di kawasan.

"Sangat wajar jika negara-negara tetangga termasuk China mengutuk tindakan ini sebagai hal yang tidak bertanggung jawab," ujar pejabat Korut lagi.

Baca juga: Orang-Orang Tertua Dunia Ada di Rusia: Usianya hingga Ratusan Tahun

Baca juga: Taliban Izinkan Perempuan Afghanistan Sekolah hingga Perguruan Tinggi dengan Syarat

"Ini menghancurkan perdamaian dan stabilitas kawasan."

Dilansir Cnbcindonesia, Korut sendiri sebenarnya juga memiliki senjata nuklir. Pekan lalu, negeri Kim Jong Un itu berhasil menembakkan beberapa rudal balistik yang memicu kecaman negeri tetangganya seperti Jepang dan Korea Selatan (Korsel).

Korut menegaskan bila kesepakatan itu mengancam negerinya, pemerintah tak akan tinggal diam. Pejabat Korut yang tak disebutkan namanya itu bahkan berujar akan mengambil tindakan balasan jika aliansi memiliki dampak ke keamanan Korut, meski kecil.

Di Asia Pasifik, China dan AS bersama sekutu tegang di Laut China Selatan (LCS). Ini dimulai dengan klaim China atas wilayah tersebut melalu konsep "sembilan garis putus-putus".

Ini membuat sejumlah negara Asia Tenggara tegang, termasuk Vietnam, Filipina, Malaysia dan RI di Natuna. AS sendiri masuk ke kawasan atas permintaan sejumlah sekutu dengan alasan menjaga kebebasan navigasi.

Menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm, China juga diketahui memiliki 350 unit senjata nuklir, ketiga terbanyak setelah AS dan Rusia. Hubungan China-Australia tereskalasi setahun lebih karena soal asal-usul virus corona (COVID-19) yang berujung boikot dan tariff tinggi China ke produk Negeri Kanguru. (C)

Reporter: Ibnu Sina Ali Hakim

Editor: Fitrah Nugraha

Artikel Terkait
Baca Juga