Indonesia Pede Kebal dari Ancaman Kebijakan Tarif Perdagangan Seratus Persen Trump
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Selasa, 14 Januari 2025
0 dilihat
Trump ancam tarif tinggi, Indonesia tetap optimis ekspor tetap stabil. Foto: Repro Antara
" Pemerintah Indonesia percaya diri menghadapi ancaman pengenaan tarif perdagangan tinggi oleh Amerika Serikat "
JAKARTA, TELISIK.ID - Pemerintah Indonesia percaya diri menghadapi ancaman pengenaan tarif perdagangan tinggi oleh Amerika Serikat. Kebijakan tersebut dinilai tidak akan berdampak buruk secara signifikan terhadap kinerja ekspor nasional.
Optimisme ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, di Jakarta.
Airlangga mengatakan Indonesia sudah terbiasa dengan pengenaan tarif perdagangan oleh AS. Beberapa komoditas seperti sepatu dan pakaian telah dikenakan tarif sebelumnya.
“AS kan sudah kenakan tarif ke kita, jadi AS itu kenakan tarif untuk sepatu, baju, dan berbagai komoditas kita, sedangkan yang tidak dikenakan tarif adalah Vietnam,” kata Airlangga, seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Selasa (14/1/2025).
Menurutnya, Indonesia telah cukup "imun" terhadap kebijakan tersebut. “Jadi kita sudah agak imun dengan tarif yang dikenakan AS ke Indonesia,” tegasnya.
Pemerintah juga berupaya memperkuat hubungan bilateral dengan AS untuk mendorong penurunan tarif pada masa depan. Upaya tersebut mencakup kemungkinan pembuatan perjanjian perdagangan bebas (FTA).
Baca Juga: Spesifikasi Lengkap Lexus LX 600: Mobil Dinas Raffi Ahmad Plat RI 36 Dikawal Petugas Arogan, Ditegur Mayor Teddy
“Ya kita sedang minta akan ada kerja sama ekonomi secara bilateral supaya tarifnya kita turunkan,” ujar Airlangga.
Menteri Perdagangan Budi Santoso juga optimistis kebijakan tarif tinggi tidak akan memengaruhi neraca perdagangan Indonesia. Budi menjelaskan bahwa neraca perdagangan RI selama era Trump sebelumnya justru menunjukkan tren positif.
“Ya selama ini pengalaman yang ada kan neraca dagang tetap naik jadi nggak ada perubahan. Enggak ada hambatan. Saya optimistis enggak ada masalah apa-apa,” kata Budi.
Ia menyampaikan hal ini usai menindak barang impor ilegal di Jakarta. Neraca perdagangan Indonesia ke AS mencatatkan kenaikan selama era Trump 2017-2021.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan nilai perdagangan meningkat signifikan. Pada 2018, neraca perdagangan RI ke AS mencapai US$ 8,2 miliar, naik menjadi US$ 8,5 miliar pada 2019.
Pada 2020, nilai tersebut meningkat menjadi US$ 10 miliar dan terus naik hingga 2021 mencapai US$ 14,5 miliar. Fakta ini menjadi landasan keyakinan bahwa kebijakan tarif tinggi tidak akan memberikan hambatan signifikan bagi ekspor Indonesia.
Budi juga menyoroti kenaikan ekspor Indonesia ke AS selama kepemimpinan Trump. Ia menyebut ekspor RI meningkat hingga 15,3% pada periode tersebut.
“Kalau dulu kan kita juga ekspor meningkat terus waktu Donald Trump. Jadi mudah-mudahan tidak ada masalah ya,” ujarnya.
Baca Juga: Virus HMPV Menjalar di Tanah Air Diklaim Menkes Hanya Flu Biasa dan Bukan COVID-19
Berdasarkan data, ekspor Indonesia ke AS pada 2016 sebesar US$ 16,14 miliar meningkat menjadi US$ 18,62 miliar pada 2020. Angka ini menunjukkan kenaikan signifikan dibandingkan era Barack Obama sebelumnya.
Selain itu, Budi berharap ekspor produk RI tetap berjalan lancar meski ada ancaman tarif tambahan. Kabar bahwa Trump berencana menambah tarif sebesar 10%-20% tidak menyurutkan optimisme pemerintah.
“Memang kan isunya akan ada biaya masuk tambahan ya. Tapi saya pikir, kalau dulu kan kita juga ekspor meningkat terus waktu Donald Trump. Jadi mudah-mudahan tidak ada masalah ya,” tambah Budi.
Optimisme pemerintah Indonesia ini didukung oleh fakta bahwa produk RI tetap kompetitif di pasar global. Kendati kebijakan Trump dikenal proteksionis, kinerja ekspor Indonesia ke AS tetap stabil dan cenderung meningkat. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Fitrah Nugraha
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS