Ini Keutamaan Sahur Menurut Islam dan Sains

Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Jumat, 24 Maret 2023
0 dilihat
Ini Keutamaan Sahur Menurut Islam dan Sains
Ada beberapa alasan pentingnya sahur dalam Islam. Dalam praktiknya, Muslim yang berpuasa juga disunnahkan untuk sahur sebelum adzan subuh berkumandang

" Ada beberapa alasan pentingnya sahur dalam Islam. Dalam praktiknya, Muslim yang berpuasa juga disunnahkan untuk sahur sebelum adzan subuh berkumandang "

KENDARI, TELISIK.ID - Ramadan selalu dinanti umat Islam setiap tahunnya. Salah satu ibadah yang dinantikan dalam Ramadan yaitu berpuasa. Saat menjalani ibadah puasa, Muslim disunnahkan untuk sahur.

Ternyata praktik ini bukan sekadar mengisi perut dengan makanan. Ada beberapa alasan pentingnya sahur dalam Islam. Dalam praktiknya, Muslim yang berpuasa juga disunnahkan untuk sahur sebelum adzan subuh berkumandang.

Makanan yang disarankan untuk dikonsumsi adalah yang tinggi protein dan serat agar bisa mempertahankan rasa kenyang lebih lama.

Dilansir dari Detik.com, ini alasan pentingnya sahur dalam Islam:

1. Makan sahur adalah berkah tersendiri

Sahur sifatnya sunnah dalam puasa Ramadan. Artinya jika tidak dijalankan tidak apa-apa, namun Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan keutamaan sahur. Tercatat dalam hadis Riwayat al-Bukhari, Nabi Muhammad SAW mengatakan "Bersantap sahurlah kalian, karena dalam sahur itu ada keberkahan."

Lalu Nabi Muhammad SAW dalam hadis riwayat Ahmad mengatakan, "Umatku senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka."

2. Sahur adalah ciri khas puasa Muslim

Seperti diketahui, agama yang memiliki ibadah puasa bukan hanya Islam saja. Agama Budha, Hindu, dan bahkan Kristen juga memiliki ibadah puasa. Sahur menjadi pembeda antara puasa yang dijalani Muslim dengan umat beragama lainnya.

Baca Juga: Dahsyatnya Keutamaan Beristighfar di Waktu Sahur

Nabi Muhammad SAW dalam hadis riwayat Muslim mengatakan, "Perbedaan antara puasa kita dan puasa Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) adalah makan sahur."

Selain itu Allah SWT berfirman akan memberi kebaikan untuk Muslim yang jalani sahur. Mereka cenderung melakukan perbuatan baik lainnya sepanjang hari seperti melakukan ibadah wajib, mengaji, beramal, dan lain sebagainya.

3. Kekuatan untuk tetap tegar di siang hari

Dikutip Jatim.nu.or.id, dari kitab As-Shiyam Mu’jizah Alamiyah karya Abdul Jawwad As-Shawi dijelaskan, ada fase pencernaan dan penyerapan yang berlangsung selama 3 hingga 5 jam. Tergantung dari makanan yang dikonsumsi dan jenis kandungannya.

Kemudian fase pasca penyerapan dimulai sekitar 4 hingga 6 jam setelah makanan dikonsumsi. Pada fase ini terdapat peluruhan, masanya berlangsung antara 6 hingga 12 jam dan tubuh akan bergantung pada timbunan nutrisi untuk memperoleh kekuatan.

Sahur sebagai pengganti sarapan bagi orang yang sedang berpuasa sangat penting. Sarapan sering disebut paling pentingnya waktu makan dalam sehari, karena memberikan rezeki dan energi (seperti, kalori) untuk melakukan kegiatan apapun nantinya. 

Baca Juga: Sebaik-baik Sahur di Akhir Waktu

Penelitian terbaru menemukan, kita dianjurkan mengonsumsi sekitar 15-25 persen dari asupan energi harian untuk sarapan (misalnya: 300-500 kalori untuk wanita dan 375-625 kalori untuk pria) seperti dikutip dari ldiijambi.or.id.

4. Memiliki efek baik pada metabolisme

Dalam jurnal yang menilai tentang efek puasa Ramadan dan makan sahur pada parameter antropometrik, metabolisme dan menunjukkan endokrin, puasa Ramadan mengamati memiliki efek positif pada pengukuran antropometrik seperti berat badan, BMI, massa lemak, dan lingkar pinggang, yang merupakan faktor risiko kardiovaskular.

Tetapi tidak ada efek positif serupa yang terlihat pada parameter endokrin dan metabolik. Efek negatif ini terlihat lebih jelas pada mereka yang berpuasa tanpa makan sahur. Jadi diet bukanlah salah satu alasan yang baik untuk meninggalkan makan sahur.

Bahkan makan sahur membantu tubuh menjalankan sistem metabolisme dan endokrin sehingga diet menjadi lancar. Tentunya dengan menu yang tepat dan tidak berlebihan. (C)

Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel Terkait
Baca Juga