Ini Topik Penting Jadi Bahasan Perunding Iklim di KTT Glasgow
Marwan Azis, telisik indonesia
Minggu, 07 November 2021
0 dilihat
Para pengunjuk rasa memegang banner di dalam venue pada KTT Iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia. Foto: Repro AP
" Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim PBB atau COP 26 di Glasgow, telah memasuki pekan kedua dan perundingan mengenai berbagai topik penting terus dilakukan "
GLASGOW, TELISIK.ID - Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim PBB atau COP 26 di Glasgow, telah memasuki pekan kedua dan perundingan mengenai berbagai topik penting terus dilakukan.
Para pejabat optimistis mengenai prospek kemajuan nyata dalam perang melawan pemanasan global.
Laurent Fabius, mantan menteri Prancis yang membantu menyusun perjanjian iklim Paris seperti dikutip AP, Minggu (7/11/2021) mengatakan, situasi pada umumnya membaik sejak perundingan dimulai 31 Oktober dan kebanyakan perunding menghendaki adanya sebuah kesepakatan.
Namun masih belum jelas apakah para pejabat bisa menyepakati serangkaian rancangan keputusan yang masih harus difinalisasi oleh para menteri pada pekan kedua.
Bidang penting yang sedang dirundingkan termasuk pernyataan utama konferensi mengenai isu-isu iklim; bagaimana dana iklim disalurkan kepada negara-negara miskin; peraturan apa yang akan dibuat mengenai pasar karbon; dan bagaimana upaya nasional transparan untuk mengurangi emisi.
Baca Juga: Rakyat Korut Terancam Kelaparan, Pemerintah Buat Aturan Setiap Butir Nasi Wajib Dimakan
Baca Juga: Arab Kritik Konten LGBT di Film Eternals, Begini Respon Angelina Jolie
Dilansir VOA, hingga Sabtu (6/11/2021) para juru rundin masih berusaha menyusun rancangan keputusan untuk difinalisasi oleh para menteri pekan depan.
Sementara itu, pihak Indonesia seperti disampaikan Jokowi beberapa hari lalu saat berbicara di COP 26 menekankan pentingnya pengelolaan hutan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan menjadi satu-satunya pilihan.
“Mari kita kelola hutan yang pro-environment, pro-development, dan people-centered. Ini adalah tujuan utama dari Forest, Agriculture and Commodity Trade Dialogue atau FACT Dialogue, yang diketuai bersama Indonesia bersama Inggris sehingga hutan akan menjadi solusi berkelanjutan bagi aksi iklim global,” ajaknya. (C)
Reporter: Marwan Azis
Editor: Haerani Hambali