Jaga Dapur Tetap Ngebul, Driver Online Kendari Pilih Bertahan Ketimbang Demo
Wa Anggun, telisik indonesia
Rabu, 21 Mei 2025
0 dilihat
Ojek online (Ojol) di Kota Kendari tak melakukan demo, lebih memilih mencari orderan penumpang. Foto: Wa Anggun/Telisik
" Tekanan ekonomi yang makin berat, para pengemudi ojek online di Kota Kendari memilih bertahan dan terus bekerja demi menghidupi keluarga, meski tarif jasa yang mereka terima terus menurun "

KENDARI, TELISIK.ID – Tekanan ekonomi yang makin berat, para pengemudi ojek online di Kota Kendari memilih bertahan dan terus bekerja demi menghidupi keluarga, meski tarif jasa yang mereka terima terus menurun.
Berbeda dengan di kota-kota besar yang mulai ramai dengan aksi protes, para driver di Kendari belum mengambil langkah serupa.
Pengemudi ojol dari aplikasi Maxim, Wawan (32) menyampaikan bahwa pendapatan hariannya kini semakin menipis. Ia menyoroti rendahnya tarif pengantaran barang yang kian tidak sebanding dengan biaya operasional.
“Bawa delivery barang dengan jarak jauh cuma dihargai Rp 5.000 sampai Rp 7.000. Padahal bensin naik, servis motor juga mahal,” ungkap Wawan, kepada telisik.id Rabu (21/5/2025).
Ia menambahkan bahwa hingga saat ini belum ada inisiatif dari rekan-rekannya untuk melakukan aksi demo. Wawan menilai bahwa protes di jalan bukan solusi utama yang ingin diambil oleh para pengemudi di Kendari.
Baca Juga: Pegang Tongkat Komando Kapolda Sultra, Segini Harta Kekayaan Didik Agung Widjanarko dan Isi Garasinya
“Belum saatnya demo. Kami lebih memilih bertahan dan berharap ada perubahan. Demo itu jalan terakhir kalau suara kami tak didengar,” tegasnya.
Senada dengan Wawan, Ferdi (27), pengemudi dari salah satu aplikasi ojek online dengan ciri khas warna hijau, juga mengeluhkan penghasilan hariannya yang tak mencukupi kebutuhan hidup. Ia menyebut kadang seharian bekerja hanya mendapatkan uang sebesar Rp 40.000.
“Kadang cuma dapat Rp 40.000 seharian. Kalau pas hujan, bisa-bisa zonk. Tapi mau bagaimana lagi, ini satu-satunya sumber nafkah saya,” katanya.
Ferdi berharap ada perhatian dari pihak pemerintah terhadap kondisi mereka. Ia menginginkan adanya keterlibatan pemerintah untuk menyampaikan aspirasi mereka kepada aplikator agar sistem tarif bisa diperbaiki.
“Kami cuma mau tarif yang adil. Jangan kami kerja keras, aplikator yang panen untung,” ujar Ferdi.
Baca Juga: Anak Muda Kendari Pilih Jalan Pintas Raup Cuan dengan Open BO, Dispora Siapkan Beberapa Alternatif
Sementara itu, Pemerintah Kota Kendari menyatakan tetap membuka ruang komunikasi dengan para pengemudi ojek online.
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Kendari, Paminuddin, mengatakan bahwa kewenangan terkait tarif dan sistem kerja ojol berada di tangan pemerintah provinsi maupun kementerian.
“Tapi kami tetap buka telinga. Aspirasi dari pengemudi tetap kami tampung dan akan kami sampaikan lewat koordinasi ke pihak yang berwenang,” jelas Paminuddin.
Ia juga menyatakan bahwa pihaknya akan terus memantau perkembangan keluhan pengemudi dan tetap menjaga jalur komunikasi dengan pihak terkait agar ada penyelesaian yang memihak pada keadilan semua pihak.
Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa penentuan tarif dan kebijakan teknis lainnya tetap menjadi kewenangan dari Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Tenggara serta Kementerian Perhubungan. (A)
Penulis: Wa Anggun
Editor: Ahmad Jaelani
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS