Jalan Rusak Hambat Hasil Produksi Masyarakat Lalembuu Konawe Selatan

Rasmin Jaya, telisik indonesia
Minggu, 14 Mei 2023
0 dilihat
Jalan Rusak Hambat Hasil Produksi Masyarakat Lalembuu Konawe Selatan
Jalan rusak di Kecamatan Lalembuu Konawe Selatan membuat masyarakat terhambat perputaran ekonomi dan hasil produksi di sektor pertanian. Foto: Ist.

" Jalan adalah salah satu infrastruktur terpenting untuk masyarakat, apa lagi dalam mendistribusikan hasil produksi tentu sangat membutuhkan akses jalan yang mulus untuk kelancaran perputaran ekonomi "

KENDARI, TELISIK.ID - Jalan adalah salah satu infrastruktur terpenting untuk masyarakat, apa lagi dalam mendistribusikan hasil produksi tentu sangat membutuhkan akses jalan yang mulus untuk kelancaran perputaran ekonomi.

Selain perputaran ekonomi jalan juga sebagai sarana mobilitas sosial dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Namun tak sama dengan apa yang dirasakan di salah satu Kecamatan Lalembuu, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.

Akibat jalan rusak sepanjang 25 Km, perputaran ekonomi mereka terhambat. Apa lagi di daerah tersebut memiliki ragam potensi, dengan memanfaatkan kelompok tani menjadi jembatan dalam pengelolaan berbagai ragam potensi, seperti holtikultura, ikan air tawar seperti ikan lele, nila, gurame, sawah dan kopra.

Menurut pantauan Telisik.id, kondisi jalan tersebut dipenuhi dengan jalan berlubang hampir di sepanjang jalan. Apa lagi pada saat di siang hari dipenuhi dengan debu sampai mengganggu pernapasan warga dan pengguna jalan. Pada saat di musim hujan, kondisi jalan itu bercampur lumpur dan tergenang air sampai pengguna merasa kesulitan.

Baca Juga: DPRD Kolaka Timur Komitmen Tingkatkan Infrastruktur

Sementara, jembatannya terbuat dari kayu yang sangat berbahaya dan ekstrem jika dilewati pengendara roda dua maupun empat.

Seharusnya, pemerintah bisa membuka mata untuk dengan masalah tersebut, merealisasikan pembangunan jalan yang harus diprioritaskan dan paling diutamakan sebagai kelancaran ekonomi.

Mereka berharap Pemerintah Sulawesi Tenggara bisa merealisasikan pengaspalan jalan yang rusak guna kenyamanan masyarakat ketika berkendara.

"Hingga saat ini kondisinya memprihatinkan dan luput dari perbaikan, padahal jalan itu masuk dalam janji politik Ali Mazi tahun 2018 pada saat mencalonkan diri sebagai gubernur," kata salah satu masyarakat yang juga mantan Kepala Desa Lambodi Jaya 2016-2022, I Wayan Eka, Minggu (14/5/2023).

I Wayan Eka membeberkan, meski Sulawesi Tenggara dikenal dengan beragam potensi sumber daya alam (SDA) yang melimpah. Potensi di sektor pertanian, perkebunan dan perikanan yang menjadi andalan masyarakat untuk pendapatan dan pertumbuhan ekonomi di Kecamatan Lalembuu.

Ia juga mengatakan, daerah tersebut juga memiliki potensi yang sangat strategis dan besar. Pasalnya dari tahun 1997 yang dikenal sebagai daerah sentral produksi jeruk siompu, madunya berbasis jeruk nasional dan itu salah satu label yang diberikan pemda hingga alih fungsi lahan menjadi daerah ketahanan pangan.

Akan tetapi, di balik potensi yang melimpah itu, minimnya perhatian Pemprov Sulawesi Tenggara dalam menopang keberlanjutan SDA yang ada serta sarana pra sarana sebagai kelancaran perputaran ekonomi.

Ada berbagai kendala dan hambatan yang dihadapi masyarakat untuk mendistribusikan hasil produksi khususnya masalah akses jalan provinsi yang belum ada realisasi.

"Kami di sini meskipun banyak potensinya tapi, kondisi jalannya sangat menghambat kami, apa lagi kondisi jalannya berlumpur dan berdebu," ungkapnya.

Kurang lebih mereka di Kecamatan Lalembuu Kabupaten Konawe Selatan, dari 16 desa 1 kelurahan sudah menetap kurang lebih 42 tahun mengikuti program Pemerintah Pusat dari zaman orde baru hingga kepemimpinan Presiden Joko Widodo, tapi belum merasakan pengaspalan, apa lagi jalan provinsi.

"Yang kami keluhkan, yang kami impikan dan idam-idamkan adalah perbaikan jalan," bebernya.

Sementara, salah seorang petani sawah, Rizal mengharapkan agar pemuda dan mahasiswa bisa turun langsung mengadvokasi dan menjembatani masalah untuk menghubungkan dengan Pemrov sekaligus menyampaikan aspirasi di DPRD Sulawesi Tenggara.

"Kami tentu akan sangat berterima kasih jika ada yang secara langsung mendatangi daerah Kecamatan Lalembuu," ungkapnya.

Pengurus Kelompok Tani Kecamatan Lalembuu itu mengatakan, luapan keluh kesah yang selalu diberikan harapan hampa saat pilkada sudah dekat dan setelah terpilih tidak ada perhatian secara serius dari pemerintah yang diberikan secara serius.

"Kami hanya diberikan retorika sebagai senjata andalan dan berbagai alasan, terkendala masalah anggaranlah, COVID-19 maupun keterbatasan APBD Konawe Selatan, maupun Provinsi Sulawesi Tenggara. Meskipun kontrak politik calon gubernur waktu itu sudah dibumbuhi materai 6000," tegasnya.

Akan tetapi tidak signifikan dan meratanya perhatian Provinsi Sulawesi Tenggara membuat hambatan untuk distribusi hasil produksi sangat berdampak pada perekonomian masyarakat.

"Tapi kami tetap semangat menanam dan berkarya untuk menyambung hidup," ujarnya.

Itu yang menjadi catatan aspirasi kaum petani  jalan lintas provinsi dan perhatian sarana pra sarana agar menunjang peningkatan ekonomi dan kualitas produksi. Sehingga nilai jual hasil-hasil perkebunan, holtikultura, ternak, terutama sawah bisa lebih baik.

Baca Juga: DPRD Kolaka Timur Tinjau Pelayanan RSUD, Ini yang Ditemukan

"Janji dan kontrak politik mereka sudah terbiasa diingkari," pungkasnya

Sementara Eks Menteri Pergerakan Mahasiswa Universitas Halu Oleo (BEM UHO) 2019-2020, Asdir mengatakan, akan turun secara langsung mengadvokasi masalah keluhan jalan provinsi yang ada di Kecamatan Lalembu, Konawe Selatan.

Ia berharap, agar keterlibatan pemuda dan masyarakat bisa menjadi kekuatan untuk mempresur agar jalan tersebut cepat terealisasi.

"Apa lagi kan ini, di masa akhir kepemimpinan Ali Mazi, harusnya ini menjadi evaluasi bersama di beberapa daerah yang berpotensi tidak terkena pembangunan secara merata," tegasnya. (A)

Penulis: Rasmin Jaya

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga