Jasa Penyeberangan dengan Perahu Nelayan, Pengalaman Berbeda dan Biaya Tambahan

Wa Ode Ria Ika Hasana, telisik indonesia
Minggu, 30 April 2023
0 dilihat
Jasa Penyeberangan dengan Perahu Nelayan, Pengalaman Berbeda dan Biaya Tambahan
Para penumpang diturunkan sekitar 300 meter dari pinggir pantai dan harus mengeluarkan biaya tambahan. Foto: Wa Ode Ria Ika Hasana/Telisik

" Penumpang biasa menggunakan jasa ketinting saat pelabuhan penyeberangan feri dipadati penumpang akibat libur bersama seperti lebaran ataupun wisuda mahasiswa UHO "

MUNA, TELISIK.ID - Jika Anda tinggal di daerah pesisir atau sering menyeberang pulau, pasti tidak asing dengan perahu nelayan atau ketinting. Seperti yang ada di pelabauhan Tampo-Lainea yang menyediakan jasa penyeberangan menggunakan ketinting.

Penumpang biasa menggunakan jasa ini saat pelabuhan penyeberangan feri dipadati penumpang akibat libur bersama seperti lebaran ataupun wisuda mahasiswa UHO seperti hari ini. Namun, pengalaman berbeda terjadi bagi para penumpang ketika air laut sedang surut.

Para penumpang harus diturunkan sekitar 300 meter dari pinggir pantai dan harus mengeluarkan biaya tambahan karena harus membayar warga untuk diangkat ke tempat yang bisa dilewati kendaraan bermotor.

"Kami harus membayar lagi untuk diangkat ke tempat yang bisa dilewati kendaraan bermotor. Ini sudah menjadi hal yang biasa, terutama di musim mudik atau arus balik," ungkap La Samiman, salah satu warga yang menggunakan jasa penyeberangan ketinting di pelabuhan ketinting Tampo, Minggu (30/4/2023).

Situasi ini semakin diperparah dengan adanya biaya tambahan untuk angkutan motor. Sebuah kapal berukuran 4 kali 18 meter dapat menampung 14 motor sekali jalan. Biaya untuk mengangkut motor dari pelabuhan Tampo dan juga pelabuhan Lainea Rp 150.000 untuk satu motor. Sementara tarif tiket kapal feri hanya Rp 125.000 untuk sekali jalan.

Baca Juga: Jelang Lebaran Pelabuhan Penyeberangan Feri Amolengo-Labuan Dipadati Pemudik

Hariman, salah seorang pemilik kapal, menjelaskan bahwa hal ini bukan karena keuntungan semata.

"Kami juga harus membagi biaya dengan warga yang membantu mengangkat motor dari pelabuhan Tampo dan juga pelabuhan Lainea. Harga yang ditawarkan adalah harga yang wajar," ujarnya.

Ketika musim mudik atau arus balik, jasa penyeberangan menggunakan perahu nelayan atau ketinting menjadi pilihan utama bagi para pemudik. Karena kapasitas kapal yang terbatas, motor para pemudik diangkut secara gotong royong oleh warga sekitar. Sebagian ada yang merasa khawatir karena baru pertama kali naik jasa ini.

Namun, menurut Karman, kondektur kapal mengatakan, para penumpang tidak perlu khawatir karena kapal ini sudah beroperasi selama bertahun-tahun dan selalu menjaga kualitas dan keselamatan para penumpang.

Baca Juga: Jasa Penyeberangan Ketinting Pelabuhan Tampo-Lainea Capai Rp 10 Juta Per Hari saat Lebaran

Meski demikian, jasa penyeberangan menggunakan perahu nelayan atau ketinting tetap menjadi alternatif yang cukup diminati, terutama di daerah pesisir.

"Kami selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada para penumpang. Meski kadang-kadang terkendala dengan biaya tambahan, tapi kami berusaha untuk tetap mengutamakan kepuasan pelanggan," ujar Karman.

Dari pantauan Telisik.id mulai pukul 08.00 ketinting melaju menuju pelabuhan Lainea, didukung cuaca yang cerah dengan ombak yang tidak kencang. Namun, kapal tetap bergoyang saat melintasi perairan. Para penumpang menceritakan pengalaman mereka di atas kapal sambil menikmati pemandangan. (A)

Penulis: Wa Ode Ria Ika Hasana

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga