Jauh dari Kampung Halaman, Berjuang Hidupi Keluarga Jualan Siomai Keliling
Erni Yanti, telisik indonesia
Sabtu, 27 Mei 2023
0 dilihat
Mas Prii, pedagang siomai keliling yang berjuang menghidupi keluarganya, meski harus berkeliling tanpa tempat mangkal. Foto: Erni Yanti/Telisik
" Mas Prii memulai kesibukan membuat olahan siomai pukul 4.00 Subuh hingga selesai pukul 6.00 Wita. Ia keluar rumah mulai keliling mencari tempat mangkal siomai dari sekolah ke sekolah "
KENDARI, TELISIK.ID - Tampak jelas perjuangan di wajah Mas Prii. Panas terik membuat wajahnya dipenuhi keringat. Dia terus berkeliling menjual siomainya tanpa tempat mangkal.
Mas Prii memulai kesibukan membuat olahan siomai pukul 4.00 Subuh hingga selesai pukul 6.00 Wita. Ia keluar rumah mulai keliling mencari tempat mangkal siomai dari sekolah ke sekolah, hingga mangkal sementara di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kendari, Jl. Pasaeno, Kecamatan Kadia, Kota Kendari.
Setiap hari Mas Prii harus keliling berjualan dari tempat yang satu ke tempat yang lain, mencari pelanggan. Ia juga berusaha mencari tempat mangkal tetap, namun hingga saat ini belum juga mendapatkannya.
"Saya berjualan pindah-pindah Mba, nda ada tempat mangkal tetap. Sekarang saya berjualan di sini tapi kalau tiba teman saya penjual somai juga, saya harus pindah," tutur Mas Prii dengan nada pasrah.
Mas Prii berjualan siomai keliling sudah 3 bulan. Sebelumnya ia pernah bekerja di warung sari laut namun sering pulang tengah malam bahkan subuh, membuat ia berpikir untuk pindah haluan.
Baca Juga: Menggantungkan Hidup di Balik Tumpukan Sampah
Dia memilih menjual siomai, yang kini dilakoninya untuk menghidupi istri dan kedua anaknya, meski dengan pendapatan yang tidak menentu. Kadang dia membawa pulang uang Rp 300.000 hasil jualan siomai. Bahkan kadang kurang dari Rp 100.000. Sering kali sekedar cukup untuk makan saja.
Saat harga ikan dan telur naik, keuntungan yang didapatnya pun berkurang, bahkan bisa merugi. Namun untuk terus memutar modalnya, Ia harus tetap berjualan.
"Pendapatan sedikit, kadang saya rugi juga kalau mahal ikan. Apalagi ikan tidak bisa disimpan lama, tapi mau bagamina lagi," ucapnya pilu.
Mas Prii adalah warga migran. Dia perantau dari Jawa ke Kendari. Untuk tempat tinggal, Ia menyewa kontrakan seharga Rp 5 juta per tahun dan tinggal bersama istri dan kedua anaknya yang baru sekolah di Taman Kanak-Kanak (TK) dan berusia 9 bulan.
"Saya bayar kontrakan satu kali per tahun karena kalau per bulan tidak mencukupi," tuturnya.
Perjuangan bersama keluarga kecilnya menapaki lika-liku kehidupan di tanah rantau, tak pernah membuat Ia mengeluh ataupun putus asa. Ia hanya bersabar dan terus mensyukuri pekerjaannya.
Baca Juga: Banting Tulang Jual Bensin Eceran untuk Penuhi Ekonomi Keluarga
Bekerja mengais rezeki dengan berjualan siomai keliling membuat Prii terus berpikir untuk mendapat tempat mangkal yang tetap agar ia bisa menjual siomainya dan menekuni pekerjaannya dengan baik.
Apip, salah seorang pembeli siomai Mas Prii mengakui sulitnya berjualan, apalagi harus berpindah-pindah tak menentu. Namun apapun keadaannya, tetap harus disyukuri.
"Harus disyukuri Mba, begitulah orang cari rezeki," ujarnya menguatkan Mas Prii. (A)
Penulis: Erni Yanti
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS