DBD di Kendari Meningkat hingga 176 Kasus, Fogging Bukan Solusi
Wa Ode Umratul Khazanah, telisik indonesia
Senin, 15 November 2021
0 dilihat
Ilustrasi penanganan DBD dengan fogging. Foto: Repro hellosehat.com
" Kenaikan kasus DBD membuat banyak masyarakat meminta pemerintah untuk melakukan penanganan dan pencegahan penularan DBD, salah satunya dengan melakukan pengasapan atau fogging "
KENDARI, TELISIK.ID - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) kian bertambah. Sampai dengan Oktober 2021, jumlah kasus DBD di seluruh Kota Kendari mencapai 176 kasus, 3 diantaranya meninggal dunia.
Kenaikan kasus DBD membuat banyak masyarakat meminta pemerintah untuk melakukan penanganan dan pencegahan penularan DBD, salah satunya dengan melakukan pengasapan atau fogging.
Namun, hal ini ternyata bukan solusi untuk pencegahan kasus DBD. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari, drg. Rahminingrum P., M. Kes, pencegahan kasus DBD hanya bisa dilakukan dengan penerapan gaya hidup bersih.
"Yang saya lihat, masyarakat itu kalau ada DBD atau supaya tidak terjadi DBD, mereka minta difogging. Padahal itu kan anggapan yang salah. Fogging itu polusi dosis tinggi dan memang bukan solusi. DBD hanya bisa dicegah kalau semua lingkungan kita itu bersih," katanya, Senin (15/11/2021).
Lebih lanjut, Rahminingrum mengatakan, fogging hanya bisa dilakukan jika di suatu lingkungan terindikasi atau dicurigai menjadi tempat penularan kasus DBD yang ditandai dengan adanya kasus DBD, serta angka bebas jentik yang rendah di sekitar lingkungan tersebut.
Baca Juga: Yuk Ketahui 10 Manfaat Gunakan Jilbab, dari Patuhi Syariat hingga Menjaga Kesehatan
Baca Juga: Bunda Hati-Hati, Ada Bakteri yang Bunuh 150.000 Bayi Setiap Tahun
Rahminingrum juga mengimbau masyarakat untuk terus menerapkan perilaku hidup bersih, serta aktif menerapkan program 3M, menguras, menutup dan mengubur.
Sehingga hal tersebut dapat mencegah penyebaran jentik nyamuk, dengan rutin menguras penampuangan air, menutup penampungan air dan mengubur barang barang yang tidak terpakai.
Sementara itu, Samsul Bahri, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Kendari mengatakan, saat ini DBD sudah menjadi penyakit endemis, sehingga upaya yang bisa dilakukan hanya sebatas pada pengendalian dan pencegahan, namun tidak dengan pemberantasan.
"Demam berdarah ini seluruh kota Kendari sudah endemis. Artinya, tidak akan pernah hilang, makanya tidak bisa dikatakan untuk diberantas tapi pengendalian," pungkasnya. (B)
Reporter: Wa Ode Umratul Khazanah
Editor: Fitrah Nugraha