Keindahan Pulau Seribu Bagan di Selat Tiworo Muna Barat, Penghasil Ikan Teri
Putri Wulandari, telisik indonesia
Sabtu, 06 Mei 2023
0 dilihat
Pulau seribu bagan dan penghasil ikan teri terbesar julukan bagi Pulau Katela, Kecamatan Tiworo Kepulauan, Kabupaten Muna Barat. Foto: Putri Wulandari/Telisik
" Tak hanya penghasil ikan teri terbesar di Selat Tiworo, Pulau Katela juga terkenal dengan indahnya seribu bagan, serta para penghuni yang ramah tamah "
MUNA BARAT, TELISIK.ID - Tak hanya penghasil ikan teri terbesar di Selat Tiworo, Pulau Katela juga terkenal dengan indahnya seribu bagan, serta para penghuni yang ramah tamah.
Pulau seribu bagan atau biasa dikenal dengan Pulau Katela berjarak 2 meter dari permukaan laut, Pulau Katela ini masuk dalam wilayah Kecamatan Tiworo Kepulauan, Kabupaten Muna Barat, Sulawesi Tenggara.
Pulau kecil ini memiliki luas pulau kisaran 8-9 hektare dan memiliki garis pantai kurang dari 1,5 meter, di pulau itu pengunjung dapat melihat banyak jejeran bagan di tengah laut dengan desain unik dan lampu kerlap kerlip.
Baca Juga: Wisata Air Panas Wawolesea Konawe Utara jadi Primadona Warga, Konon Bisa Mengobati
Untuk menempuh ke pulau seribu bagan itu, ada dua tempat alternatif yang sering ditempuh oleh para pengunjung, yakni dapat menyeberang laut melalui perahu bodi batang yang berada di Kontu (Desa Kasakamu) dan penyeberangan di Pelabuhan Tondasi.
Namun, kebanyakan para pengunjung akan memilih menyeberang di dermaga Kontu ketimbang Pelabuhan Tondasi, pasalnya jika lewat dermaga Kontu pengunjung hanya akan menempuh perjalanan sekitar 5 menit.
"Sebenarnya bagus juga kalau lewat Tondasi, tapi kalau lewat Kontu tidak makan waktu banyak, karena kalau lewat di sana sekitar 10-15 menit," ungkap Amrin pemilik kapal bodi batang, Sabtu (6/5/2023).
Ketika di perjalananan menuju pulau seribu bagan itu, pengunjung disuguhi dengan hamparan laut yang indah, kemudian beberapa pulau yang ada di Selat Tiworo tampak indah berjejer.
Memasuki Pulau Katela, di sinilah keindahan utama yang dapat dinikmati oleh para pengunjung, yaitu berjejernya bagan milik para nelayan, terlebih bagan tersebut ada yang bisa berpindah tempat.
Di bagan itulah para nelayan selalu memasang pukat untuk menangkap ikan, udang dan cumi, para nelayan akan pergi ke bagan ketika malam hari menggunakan bodi batang miliknya.
Pengunjung juga akan disuguhi oleh jemuran ikan teri dan cumi-cumi di setiap rumah warga, serta kegiatan para warga, baik kalangan dewasa maupun anak-anak di siang hari yaitu memilah antara ikan teri kecil dan besar. Maka tak heran Pulau Katela juga sering disebut pulau penghasil ikan teri terbanyak di Selat tiworo.
Ikan teri yang telah dipukat itu, warga akan jemur kemudian dijual, sehingga menjadi salah satu penghasilan warga setempat, bahkan ikan teri kering lebih mahal di banding ikan teri basah.
"Kalau sudah musim ikan teri, biasa kami jual sekilo bisa sampai Rp80.000, ikan teri kering lebih mahal apalagi dengan ukuran kecil," ungkap warga setempat, Wa Bunga.
Selan itu, di pulau tersebut pengunjung juga akan disambut ramah oleh penduduk setempat, tak segan warga di Pulau Katela selalu menyiapkan makanan bagi para pengunjung.
Baca Juga: Mengenal Kande-kandea, Tradisi Masyarakat Buton yang Masih Dipertahank
Makanan yang disediakan berupa hasil laut yang ditangkap, seperti udang, lobster, kepiting, serta jenis ikan segar lainnya. Namun, di pulau itu pengunjung selalu disuguhi oleh olahan ikan teri.
"Kalau pulang dari pulau ini biasa kami suka dikasih oleh-oleh ikan teri kering, atau cumi kering," ungkap salah satu pengunjung, Wa Daini.
Untuk diketahui, di Pulau Katela juga memiliki fasilitas seperti SMPN 1 Satap Tikep, Masjid, bahkan ada wilayah perkuburan di tempat permukaan yang telah ditimbun oleh warga setempat. (A)
Penulis: Putri Wulandari
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS