Kekeh Serang Warga Sipil di Gaza Ternyata Ini Niat Terselubung Israel dan AS
Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Selasa, 21 November 2023
0 dilihat
Selain ingin menghabisi masyarakat di Gaza, Israel rupanya ingin menguasai ladang gas di Gaza bahkan Amerika Serikat (AS) tengah melobi Israel untuk mengembangkan ladang gas di laut Gaza. Foto: Aljazeera.com
" Pengeboman Israel terhadap warga sipil Palestina masih terus dilakukan, selain banyak memakan warga sipil yang didominasi oleh wanita dan anak-anak Israel, pemgeboman Israel juga menewaskan jurnalis internasional "
GAZA, TELISIK.ID - Pengeboman Israel terhadap warga sipil Palestina masih terus dilakukan, selain banyak memakan warga sipil yang didominasi oleh wanita dan anak-anak Israel, pemgeboman Israel juga menewaskan jurnalis internasional.
Daoud Kuttab, kolumnis di Al-Monitor, mengatakan bahwa salah satu aturan hukum adalah keselamatan warga sipil dan jurnalis, yang “tidak dipahami oleh Israel”. Komentar tersebut muncul setelah dua jurnalis lainnya tewas dalam serangan yang dituduh dilakukan oleh Israel di perbatasannya dengan Lebanon.
“Wartawan melakukan tugasnya. Mereka memberi tahu kami apa yang terjadi di lapangan, dan mereka mengambil risiko besar untuk melakukan hal ini,” kata Kuttab.
Serangan Israel di dekat perbatasan Lebanon menewaskan tiga orang, termasuk dua jurnalis dari Al Mayadeen TV.
Baca Juga: Tank Israel Kepung RS Indonesia, Mayat Bergelimpangan
“Tidak ada yang meminta pertanggungjawaban Israel. Sayangnya, para korbanlah yang seharusnya memberi tahu kita apa yang terjadi. Israel berpikir bahwa dengan membunuh jurnalis, mereka dapat menyembunyikan informasi [tetapi] di era modern saat ini, siapa pun yang memiliki telepon dapat memberi tahu kami apa yang sedang terjadi,” seperti dikutip dari Aljazeera.com.
Mayadeen, Ghassan bin Jiddo, mencatat bahwa serangan itu terjadi setelah pemerintah Israel mengambil keputusan bulan ini untuk memblokir akses ke situs Al Mayadeen. Jiddo menambahkan bahwa orang ketiga yang terbunuh adalah “kontributor” saluran tersebut.
Namun di balik penyerangan tersebut rupanya Israel memiliki niat lain yaitu mengembangkan ladang gas di Laut Gaza. Media lokal Haaretz mengatakan Amerika Serikat (AS) tengah melobi Israel untuk mengembangkan ladang gas di Laut Gaza.
Penasihat energi utama Presiden AS Joe Biden, Amos Hochstein, kini berada di Israel untuk membahas masalah ini. AS mengatakan ini bisa membantu perekonomian Palestina.
"Kita tidak boleh melebih-lebihkan potensinya, tapi ini benar-benar bisa menjadi sumber pendapatan bagi pemerintah Palestina dan memastikan ada sistem energi independen untuk Palestina," tuturnya dilansir dari Cnbcindonesia.com.
Ladang laut Gaza terletak hampir 32 km (20 mil) di lepas pantai wilayah kantong yang terkepung itu. Hingga saat ini, harta karun itu masih belum dikembangkan meski diperkirakan menampung 28 miliar meter kubik (1 triliun kaki kubik) gas alam.
Baca Juga: Israel Paksa Dokter dan Pasien Tinggalkan RS Al-Shifa, Korban Meninggal Tembus 12.000 Orang
Sebenarnya menurut studi Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Perdagangan dan Pembangunan, UNCTAD, Palestina memang kaya cadangan minyak dan gas. Tak hanya lepas pantai Gaza, tapi juga area C Tepi Barat.
Diperkirakan ada cadangan minyak yang dapat dipulihkan dengan perkiraan 270 miliar liter. Sementara ada potensi 3,4 triliun meter kubik gas. Namun, sampai saat ini, rakyat Palestina masih tak bisa menggali cadangan minyak dan gas di tanah dan perairan itu. Khusus di Gaza, warga Palestina sendiri memanfaatkan laut untuk mencuci pakaian dan mandi.
Hal senada juga diungkap media The National. Hochstein disebut menyatakan cadangan gas lepas pantai di Gaza dapat menjadi sumber pendapatan dan kemandirian energi bagi Palestina di masa depan.
Gaza sendiri merupakan wilayah kantong Palestina, yang hingga kini masih digempur tentara Israel (IDF) baik dengan serangan udara maupun darat. Dalam data terbaru otoritas Kementerian Kesehatan Gaza, total 13.300 warga tewas dengan 5.000 lebih adalah anak-anak. (C)
Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS