Kenali Berbagai Jenis Bullying dan Pentingnya Peran Orang Tua
Wa Ode Ria Ika Hasana, telisik indonesia
Senin, 18 Desember 2023
0 dilihat
Bullying adalah perilaku yang bersifat merugikan, agresif, dan berulang, yang ditujukan untuk menyakiti, mengintimidasi, atau mendominasi orang lain. Foto: Ist.
" Bullying atau perundungan dapat menyebabkan berbagai dampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental korbanya. Tindakan ini terdiri dari berbagai jenis, mulai dari perundungan fisik hingga penindasan emosional "
KENDARI, TELISIK.ID - Bullying atau perundungan dapat menyebabkan berbagai dampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental korbanya. Tindakan ini terdiri dari berbagai jenis, mulai dari perundungan fisik hingga penindasan emosional.
Bullying adalah perilaku yang bersifat merugikan, agresif, dan berulang, yang ditujukan untuk menyakiti, mengintimidasi, atau mendominasi orang lain. Perilaku bullying dapat terjadi dalam berbagai konteks, seperti di sekolah, di tempat kerja, di lingkungan sosial, atau melalui platform online. Bullying tidak hanya terbatas pada tindakan fisik, tetapi juga mencakup perilaku verbal, sosial dan elektronik.
Beberapa ciri umum dari bullying melibatkan ketidakseimbangan kekuatan, di mana pelaku memiliki kekuatan atau keunggulan atas korban. Pelaku bullying menggunakan kekuatan atau keunggulan mereka untuk merendahkan, menyakiti, atau mengancam korban secara berulang kali.
Bullying dapat terjadi dalam berbagai bentuk dan lingkungan. Ini adalah perilaku yang merugikan, agresif, dan berulang yang bertujuan untuk menyakiti, mengintimidasi, atau mendominasi orang lain.
Berikut adalah beberapa jenis bullying yang sering terjadi:
1. Bullying Fisik:
Pukulan, tendangan, atau sentuhan kasar: Ini melibatkan tindakan fisik yang menyakiti atau merugikan target secara langsung.
Baca Juga: Kadis Dikbud Sulawesi Tenggara Apresiasi SMAN 4 Kendari Cegah Bullying di Sekolah
Pencopetan atau merampok: Mengambil barang milik orang lain dengan paksa atau kekerasan.
2. Bullying Verbal:
Perundungan verbal: Menghina, melecehkan, atau menggunakan bahasa kasar untuk merendahkan harga diri target.
Ancaman atau intimidasi verbal: Mengancam atau mengintimidasi dengan kata-kata untuk menciptakan rasa takut.
3. Bullying Sosial atau Relasional:
Perundungan sosial: Membuat gosip atau menyebarkan rumor untuk merusak reputasi seseorang.
Penolakan atau isolasi sosial: Menolak seseorang dari kelompok atau membatasi hubungan sosialnya.
4. Bullying Elektronik (Cyberbullying):
Pesan teks atau email mengancam: Mengirim pesan yang mengandung ancaman atau pelecehan secara elektronik.
Penghinaan online: Menggunakan media sosial atau platform online untuk melecehkan atau merendahkan seseorang.
5. Bullying Rasis:
Diskriminasi berdasarkan ras atau etnisitas: Merendahkan atau menyakiti seseorang berdasarkan warna kulit, asal-usul etnis, atau budaya.
6. Bullying Seksual:
Pelecehan seksual: Tindakan atau komentar yang bersifat seksual yang tidak diinginkan dan merugikan.
Penyebaran rumor atau menghina berbasis seksual: Menyebar gosip atau komentar yang merendahkan berdasarkan isu seksual.
7. Bullying terhadap Disabilitas:
Penyiksaan terhadap kelemahan fisik atau mental: Memperoleh kepuasan dari menyakiti atau merendahkan orang dengan disabilitas.
8. Bullying Akademis atau Intelektual:
Menertawakan atau merendahkan kecerdasan: Menghina atau merendahkan seseorang berdasarkan kemampuan akademis atau kecerdasannya.
9. Bullying di Tempat Kerja (Workplace Bullying):
Perundungan oleh rekan kerja atau atasan: Tindakan atau perilaku merugikan di tempat kerja, seperti penolakan ide, penghinaan, atau intimidasi.
10. Bullying terhadap Orientasi Seksual atau Identitas Gender:
Diskriminasi berbasis orientasi seksual atau identitas gender: Merendahkan atau melecehkan seseorang berdasarkan orientasi seksual atau identitas gender.
Baca Juga: 5 Dampak Buruk Bullying pada Anak
Penting untuk diingat bahwa bentuk bullying dapat bervariasi dan seringkali tumpang tindih. Pengenalan dan penanggulangan bullying melibatkan upaya bersama dari individu, sekolah, tempat kerja, dan masyarakat secara luas. Pembiasaan dan pendidikan tentang toleransi, empati, dan rasa hormat dapat membantu mencegah terjadinya bullying.
Dilansir dari Tempo.co, snggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), Samanta Elsener mengatakan, orang tua adalah salah satu faktor penentu anak memiliki sifat agresif untuk melakukan perundungan atau bullying kepada orang lain.
“Orang tua diimbau untuk tidak melakukan cara kekerasan di rumah dan dalam penyelesaian masalah karena akan menjadi contoh untuk anak,” kata Samanta.
Namun menurut Maureen Hitipeuw, founder dari komunitas Single Mom, happy mom is happy kids. Jadi ketika ibu merasa bahagia, maka anak juga akan tertular perasaan bahagia tersebut dari ibunya.
“Sama seperti empati, tanamkan pada anak untuk mengerti penerimaan terhadap perbedaan,” ujar Maureen yang dilansir dari Orami.co.id.
Di samping itu, menurutnya penting juga bagi orang tua untuk mengajak anak untuk mengeksplor kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan empati. Misalnya bagaimana cara merawat hewan peliharaan, lalu berteman dengan anak lainnya. (C)
Penulis: Wa Ode Ria Ika Hasana
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS