Kepala BNPT Minta Pencerahan ke Muhammadiyah Soal Terorisme
Affan Safani Adham, telisik indonesia
Sabtu, 04 Juli 2020
0 dilihat
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Anwar kunjungi Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir, M.Si. Foto: PP Muhammadiyah
" Karena banyak generasi muda yang terkena propaganda kekerasan. "
YOGYAKARTA, TELISIK.ID - Muhammadiyah sebagai organisasi kemasyarakatan (Ormas) yang turut mendirikan Republik ini, juga terus terpanggil untuk tetap menjadikan Indonesia ini menjadi bangsa yang moderat untuk tidak terjebak dalam lingkup ekstrimisme, terorisme yang merugikan diri sendiri, kelompok dan sesama.
Olehnya itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Boy Rafli Amar, langsung mengunjungi Kantor Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah di Yogyakarta untuk meminta pencerahan.
"Untuk itu, kita butuh tokoh-tokoh bangsa, khususnya dari Muhammadiyah, untuk bisa memberikan pencerahan kepada kita semua. Apa lagi di sisi lain, kerasan seolah bernilai perjuangan," kata Boy Rafli, Sabtu (4/7/2020).
Pada kesempatan itu, Boy Rafli Amar diterima langsung Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir.
Silaturahim tersebut, seperti diuraikan Boy Rafli Amar, sebagai bentuk ajakan kepada PP Muhammadiyah untuk bersama-sama memberikan pemahaman kepada generasi muda.
"Karena banyak generasi muda yang terkena propaganda kekerasan," tandasnya.
Baca juga: Muhammadiyah Tetapkan Idul Adha 31 Juli 2020
Sedangkan Haedar Nashir mengatakan, PP Muhammadiyah menyambut baik silaturahim Kepala BNPT. Terutama untuk mempererat persaudaraan ke dua lembaga tersebut dalam pencegahan terorisme.
"Utamanya silaturahim ini untuk meningkatkan persaudaraan antara Muhammadiyah dan BNPT dalam usaha pencegahan berbagai macam bentuk terorisme, ekstrimisme yang juga kaitannya dengan tindakan ekstrimisme berlatarbelakang agama," ungkap Haedar.
Pada dasarnya kata Haedar, bangsa Indonesia adalah bangsa yang moderat, damai, toleran, dan bisa berinteraksi dengan siapa saja dalam perbedaan.
"Ketika kita ingin melakukan langkah moderasi, tentu akan sejalan dengan kultur yang ada di Indonesia," paparnya.
Dalam konteks ini, langkah-langkah moderasi sudah diprakarsai BNPT dan pencegahannya sudah dilakukan Kementrian Agama dengan moderasi beragama. Muhammadiyah juga dengan langkah-langkah moderasi di dalam catatan dan kehidupan kemasyarakatan sosial.
"Maka, insya Allah, program pencegahan terorisme akan menjadi langkah yang tersistem dengan baik dan kita harapkan akan semakin berhasil," kata Haedar.
Sebagai bangsa yang besar, kata Haedar, tentu selalu ada masalah dan harus diselesaikan secara bersama-sama.
"Dan apa yang disampaikan Kepa BNPT tentang radikalisme, ekstrimisme dan terorisme ada di kelompok agama atau separatisme, itu bagian dari tanggung jawab yang perlu kita selesaikan bersama," pungkasnya.
Reporter: Affan Safani Adham
Editor: Kardin