Ketua MPR Tegaskan Usul Senpi untuk Masyarakat Tidak Benar

Rahmat Tunny, telisik indonesia
Senin, 03 Agustus 2020
0 dilihat
Ketua MPR Tegaskan Usul Senpi untuk Masyarakat Tidak Benar
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo. Foto: Ist.

" Waspada! Jangan percaya dengan pelintiran berita seolah-olah saya mengusulkan pada Kapolri soal kepemilikan senjata api untuk warga masyarakat. Ngawur. "

JAKARTA, TELISIK.ID - Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet meluruskan kabar beredar yang menyebutkan dirinya mengusulkan kepada Kapolri untuk memperbolehkan masyarakat sipil bisa memiliki senjata api (Senpi).

Menurut Ketua MPR, pernyataannya yang disampaikan untuk lomba asah kemahiran menembak bagi para pemilik izin khusus senjata api dipelintir.

“Waspada! Jangan percaya dengan pelintiran berita seolah-olah saya mengusulkan pada Kapolri soal kepemilikan senjata api untuk warga masyarakat. Ngawur,” tegas Bamsoet, Senin (3/8/2020).

Dia menjelaskan, maksud pernyataannya tersebut yakni kepemilikan Senpi harus mengacu pada peraturan Kapolri, salah satunya memiliki sertifikat resmi IPSC (International Practical Shooting Confederation) yang dikeluarkan oleh PB Perbakin setelah mengikuti serangkaian test. Mulai psikologi, pengetahuan tentang Senpi, keamanan hingga keterampilan menembak reaksi dengan mengikuti kursus dan kemampuan lapangan.

Mantan Ketua DPR RI ini menegaskan, kepemilikan Senpi tidak boleh sembarangan. Selain itu, orang yang boleh memiliki Senpi juga harus memenuhi kualifikasi status jabatan tertentu dengan tingkat ancaman tertentu.

"Seperti harus menduduki jabatan sebagai komisaris utama, direktur utama, direktur keuangan, Anggota DPR, MPR, lawyer dan lain-lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku," terangnya.

Menurut Anggota Dewan Penasehat PB Perbakin ini, kepemilikan Senpi bagi sipil harus tetap mengacu pada peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kepemilikan Senjata Api dengan tujuan membela diri.

Baca juga: Bocor, Diduga Surat Rahasia PDIP Terkait Rekrutmen Koordinator PKH Kabupaten/Kota

Dalam Pasal 1 disebutkan, senjata api yang boleh dimiliki oleh masyarakat sipil adalah senjata api nonorganik atau senjata yang bukan standart Polri dan TNI, di mana cara kerja senjata tersebut adalah manual atau semi otomatis. Ada tiga jenis senjata nonorganik yang diizinkan penggunaannya oleh masyarakat sipil. Adalah senjata api peluru tajam, senjata api peluru karet dan senjata api peluru gas.

Dalam pasal 4, Selain senjata api, terdapat benda yang menyerupai senjata api yang dapat digunakan untuk kepentingan bela diri berupa semprotan gas air mata dan alat kejut listrik.

Sedangkan untuk senjata api peluru tajam adalah yang memiliki kaliber 12 GA untuk jenis senapan dan 22, 25, 32 untuk jenis pistol atau revolver. Sementara untuk senjata api peluru karet dan senjata api peluru gas hanya yang memiliki kaliber paling tinggi 9 mm.

Terkait syarat mengajukan izin, pasal 8 mengatur hal tersebut. Seorang individu harus memiliki kartu identitas yakni KTP dan KK, berusia paling rendah 24 tahun yang dibuktikan oleh akte kelahiran, sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter Polri, memenuhi persyaratan psikologis yang dibuktikan dengan surat keterangan dari psikolog Polri, berkelakuan baik.

Lalu, memiliki keterampilan dalam penggunaan yang dibuktikan dengan sertifikat menembak dengan klasifikasi paling rendah kelas III yang diterbitkan oleh Sekolah Polisi Negara (SPN) atau Pusat Pendidikan (Pusdik) Polri, lulus wawancara terhadap questioner yang telah diisi pemohon yang dilaksanakan oleh Ditintelkam Polda dengan diterbitkan surat rekomendasi dan dapat dilakukan wawancara pendalaman oleh Baintelkam Polri, memahami peraturan perundang-undangan tentang Senjata Api, memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) atau Akte Pendirian Perusahaan yang dikeluarkan oleh Notaris, bagi pengusaha.

Kemudian bagi anggota legislatif/lembaga tinggi negara/kepala daerah wajib memiliki surat keputusan/surat pengangkatan dari Presiden RI, memiliki surat keputusan/surat pengangkatan/rekomendasi dari instansi yang berwenang bagi pekerja bidang profesi, tidak sedang menjalani proses hukum atau pidana penjara, tidak pernah melakukan tindak pidana yang terkait dengan penyalahgunaan Senjata Api atau tindak pidana dengan kekerasan, dan surat pernyataan kesanggupan tidak menyalahgunakan senjata.

Selain itu, izin kepemilikan Senpi hanya berlaku selama lima tahun dan izin penggunaan berlaku selama satu tahun.

Reporter: Rahmat Tunny

Editor: Kardin

Baca Juga