Puasa Sunnah di Bulan Dzulhijjah: Pahala dan Keutamaannya
Haerani Hambali, telisik indonesia
Jumat, 16 Juli 2021
0 dilihat
Puasa sunnah di bulan Dzulhijjah banyak keutamaannya. Foto: Repro Orami
" Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk melakukan banyak amal saleh pada bulan Dzulhijjah. Keutamaan bulan ini terletak pada 10 hari pertamanya "
KENDARI, TELISIK.ID - Bulan Dzulhijjah adalah bulan dimana umat Islam memperingati Idul Adha atau hari raya kurban pada hari ke-10. 1 Dzulhijjah 1442 H jatuh pada 11 Juli 2021.
Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk melakukan banyak amal saleh pada bulan Dzulhijjah. Keutamaan bulan ini terletak pada 10 hari pertamanya.
Dikutip dari Republika.co.id, Syaikh Ahmad Jad dalam bukunya berjudul Shahih Fiqh As-Sunnah li An-Nisaa menyebutkan bahwa pada hari-hari tersebut, amal shaleh akan dilipatgandakan.
Dari Said bin Jubair, Rasulullah SAW bersabda, "Jika kamu masuk ke dalam 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, maka bersungguh-sungguhlah sampai hampir saja ia tidak mampu menguasainya (melaksanakannya)." (HR. Ad Darimi, hadits hasan).
Pahala orang yang mengerjakan amal saleh pada bulan ini sebanding dengan pahala orang yang mati syahid di medan perang, karena membela agama Allah.
Ibnu Abbas ra bercerita, Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada hari-hari yang mengerjakan amalan saleh pada hari-hari itu yang lebih baik dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini." (HR Bukhari).
Menurut para ulama, yang dimaksud dengan hari-hari dalam hadis tersebut adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Menanggapi hadits itu, para sahabat bertanya, "Apakah lebih baik dari pahala jihad fi sabilillah?" Rasul SAW menjawab, "Meskipun jihad di jalan Allah, kecuali seorang laki-laki yang mengorbankan jiwa dan hartanya dan tidak mengharapkan balasan apapun dari semua itu."
Menjelang Idul Adha, ada banyak sunnah yang bisa dikerjakan umat Islam. Salah satunya, dengan melaksanakan puasa, yakni puasa sunnah 1-7 Dzulhijjah, puasa Tarwiyah dan puasa Arafah.
Apa saja yang dimaksud puasa sunnah pada 10 hari bulan ke-12 dalam kalender Hijriyah tersebut?
Mengutip buku berjudul "Buku Pintar Puasa Wajib dan Sunnah" oleh Nur Solikhin, disebutkan bahwa puasa Tarwiyah dan Arafah adalah puasa dalam rangka memperingati kisah ketaatan Nabi Ibrahim As saat beliau bermimpi menyembelih anaknya, Nabi Ismail As.
Puasa Arafah merupakan puasa pada hari 'Arafah, yakni hari kesembilan pada bulan Dzulhijjah. Puasa ini bertepatan saat jemaah haji melakukan wukuf di Padang Arafah.
Syekh Al-Jurjawy dalam bukunya Hikmah at-Tasyri' wa Falsafatuha menyatakan, tujuan disunahkannya puasa hari Arafah adalah agar kaum Muslimin yang sedang berpuasa di hari itu memikirkan keadaan orang-orang yang sedang melakukan wukuf di suatu tempat yang sangat luas (padang Arafah) sambil mengumandangkan kalimat talbiyah (memohon ampun dan rahmat Allah).
Maka, seyogyanya mereka juga merasa rindu untuk datang ke tempat suci tersebut. Puasa ini sangat dianjurkan, kecuali bagi orang-orang yang sedang melaksanakan haji.
Abu Qatadah ra berkata, "Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa hari Arafah, kemudian beliau menjawab bahwa puasa itu melebur dosa satu tahun yang telah berlalu dan yang akan datang." (HR. Muslim)
Sedangkan puasa Tarwiyah adalah puasa pada hari kedelapan Dzulhijjah atau sehari sebelum hari wukuf. Istilah tarwiyah sendiri berasal dari kata tarawwa, yang berarti membawa bekal air. Hal itu karena pada hari tersebut, jemaah haji membawa banyak bekal air zamzam untuk persiapan Arafah dan menuju Mina.
Keutamaan puasa tarwiyah didasarkan pada sebuah redaksi hadis yang menyatakan bahwa puasa pada hari Tarwiyah menghapuskan dosa satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan dosa dua tahun. Akan tetapi, banyak pakar hadis mengatakan hadis itu dhaif (lemah), karena tidak kuat riwayatnya.
Namun, para ulama menyarankan untuk mengamalkan hadis tersebut dalam konteks fadha'ilul a'mal (amal-amal yang memperoleh keutamaan). Terlebih, puasa tarwiyah termasuk dalam hari-hari pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, yang merupakan hari-hari istimewa.
Secara syariat, pelaksanaan puasa sunnah Dzulhijjah, puasa Tarwiyah dan Arafah sama dengan puasa pada umumnya. Namun, yang membedakan adalah waktu pelaksanaan dan niatnya.
Baca Juga: Ini Niat dan Tata Cara Salat Idul Adha di Rumah
Baca Juga: Jangan Berfikir Bahwa Sakit Adalah Musibah, Ini Hikmah Terbesarnya
Jadwal Puasa Bulan Dzulhijjah
1 Dzulhijjah 1442 H jatuh pada hari Minggu, 11 Juli 2021. Dikutip dari detik.com, berikut jadwal puasa bulan Dzulhijjah menjelang Idul Adha 2021:
1 Dzulhijjah 1442 H : Minggu, 11 Juli 2021
2 Dzulhijjah 1442 H : Senin,12 Juli 2021
3 Dzulhijjah 1442 H : Selasa,13 Juli 2021
4 Dzulhijjah 1442 H : Rabu, 14 Juli 2021
5 Dzulhijjah 1442 H : Kamis, 15 Juli 2021
6 Dzulhijjah 1442 H : Jumat, 16 Juli 2021
7 Dzulhijjah 1442 H : Sabtu, 17 Juli 2021
8 Dzulhijjah 1442 H : Minggu, 18 Juli 2021 (Puasa Tarwiyah)
9 Dzulhijjah 1442 H : Senin, 19 Juli 2021 (Puasa Arafah)
Niat Puasa Dzulhijjah
Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk memulai sesuatu dengan niat. Berikut niat puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah:
a. Puasa Dzulhijjah (11-17 Juli 2021)
Nawaitu shouma syahri dzil hijjah sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah Ta'ala.
b. Niat Puasa Tarwiyah (18 Juli 2021)
Nawaitu shouma tarwiyata sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: Saya niat puasa Tarwiyah, sunnah karena Allah ta'ala.
c. Niat Puasa Arafah (19 Juli 2021)
Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta'ala
Artinya : Saya niat puasa sunah Arafah karena Allah Ta'ala. (C)
Reporter: Haerani Hambali
Editor: Fitrah Nugraha