Khawatir Dampak Negatif ke Ternak dan Bukit Teletabis, PT Bumi Silika Bombana Ditolak
Titin Irawati, telisik indonesia
Sabtu, 19 April 2025
0 dilihat
Khawatir Bukit Teletabis di Bombana rusak PT Bumi Silika Bombana ditolak. Foto: Ist.
" Ketua Umum Pemuda Desa Laea, Kecamatan Poleang Selatan Muhammad Risdal menyatakan penolakan terhadap rencana beroperasinya PT Bumi Silika Bombana (BSB) di wilayah mereka "

BOMBANA, TELISIK.ID - Ketua Umum Pemuda Desa Laea, Kecamatan Poleang Selatan Muhammad Risdal menyatakan penolakan terhadap rencana beroperasinya PT Bumi Silika Bombana (BSB) di wilayah mereka.
Penolakan tersebut didasari kekhawatiran akan dampak negatif yang ditimbulkan terhadap lingkungan dan mata pencaharian warga.
“Kami menolak karena aktivitas perusahaan ini bisa mengganggu peternakan sapi warga. Kendaraan hauling yang hilir mudik ke jety akan membahayakan ternak dan keselamatan warga,” ujar Risdal, Sabtu (19/4/2025)
Ia menjelaskan, peternakan sapi warga berada di kawasan Bukit Teletabis, tempat para peternak menggembalakan sapi mereka karena area tersebut memiliki padang rumput yang luas. Sementara itu, lokasi tambang yang direncanakan akan beroperasi berada di sekitar Bukit Cadat Abis, yang letaknya berdekatan dengan Bukit Teletabis.
“Kalau tambang beroperasi, area penggembalaan sapi akan terganggu, ini sangat merugikan para peternak,” jelasnya.
Baca Juga: Tarik Rp 48,8 Triliun APBN, Pembangunan IKN Kembali Dilanjutkan
Selain kekhawatiran terhadap peternakan, Risdal juga menyoroti potensi dampak pembangunan dan pengoperasian jety di wilayah tersebut. Meski saat ini masih dalam tahap sosialisasi, warga menilai kehadiran jety berpotensi mengganggu ekosistem perairan lokal, terutama bagi petani rumput laut.
Ia mengungkapkan bahwa getaran alat berat, pencemaran, serta perubahan arus laut bisa merusak habitat rumput laut yang menjadi sumber penghidupan utama masyarakat pesisir.
Baca Juga: Musyawarah Warga Memanas, Pembangunan Gereja di Wakatobi Tak Dilanjutkan
Kekhawatiran warga tak berhenti di situ. Menurut Risdal, kehadiran perusahaan juga mengancam kelestarian lingkungan dan potensi wisata alam yang ada.
“Bukit Teletabis ini bukan cuma milik warga Laea, tapi jadi tempat singgah wisatawan dari berbagai daerah. Kalau hilang, generasi selanjutnya hanya bisa dengar cerita tanpa bisa lihat langsung,” tambah Risdal.
Dengan mempertimbangkan berbagai dampak yang mungkin terjadi, Risdal berharap pemerintah dan pihak-pihak terkait dapat mendengarkan aspirasi masyarakat serta meninjau kembali rencana operasional PT Bumi Silika Bombana di Poleang Selatan. (C)
Penulis: Titin Irawati
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS