Kisah Tentara Israel Gilad Shalit yang Diculik Hamas, Bebas dengan Bayaran Mahal
Ibnu Sina Ali Hakim, telisik indonesia
Rabu, 26 Mei 2021
0 dilihat
Tentara Israel Gilad Shalit yang Diculik Hamas. Foto: Repro Elpais.com
" Warga Israel sendiri aktif ikut memutuskan cara memulangkan Shalit "
GAZA, TELISIK.ID - Telah berperang sangat lama, tentara Israel dan militan Palestina atau Hamas memiliki strategi perang yang sama-sama keras dan menguntungkan.
Dilansir dari intisari.grid.id, Israel yang memiliki tentara resmi masih dilengkapi dengan bantuan alutsista serta senjata militer dari Amerika Serikat, sekutu terkuat mereka.
Pertahanan paling hebat adalah Iron Dome, sistem anti-rudal yang bisa menghalau roket-roket Hamas. Namun, jika menyerang Israel dari udara tidak berhasil, maka Hamas menggunakan strategi unggulan mereka yakni menyerang dari bawah tanah.
Di bawah tanah Kota Gaza, terbentang jalur terowongan besar mulai dari perbatasan dengan Mesir sampai pos perbatasan Israel.
Terowongan itu dipakai untuk menyelundupkan senjata dan menjadi tempat para prajurit menyiapkan serangan kejutan kepada tentara Israel.
Salah satu serangan terjadi pada Juni 2006. Saat itu pasukan Hamas menyerang lewat terowongan bawah tanah dan muncul ke permukaan dekat dengan pagar perbatasan.
Tercatat ada 4 tentara Israel di sana, dan 2 tentara meninggal dan satu terluka.
Sementara satu lagi adalah Gilad Shalit, ia masih bernyawa saat kemudian diculik oleh para prajurit Hamas masuk ke dalam labirin terowongan di bawah kota Gaza.
Baca Juga: Negara Muslim Desak PBB Selidiki Kejahatan pada Konflik Gaza
Sementara itu Mengutip Guardian, kopral Shalit baru berumur 19 tahun saat ia ditangkap pada Juni 2006 oleh pasukan Hamas.
Ia menghilang ke dalam labirin di bawah kota Gaza. Selanjutnya ia dibawa ke camp pengungsian untuk ditahan selama 5 tahun dan 4 bulan.
Saat penahanannya, Hamas menolak permintaan dari Komite Palang Merah Internasional (ICRC) agar diperbolehkan mengunjungi Shalit.
Hamas beralasan kunjungan itu bisa membuat yang lain tahu lokasinya.
Banyak organisasi HAM mengkritik penahanan ini, mengklaim kondisi penahanan Shalit kontras dengan hukum kemanusiaan internasional.
Palang Merah menyatakan, "keluarga Shalit memiliki hak di bawah hukum kemanusiaan internasional untuk menghubungi anak mereka".
Komunikasi hanya terjadi di bulan-bulan awal dan itu pun terganggu karena melalui mediator tentara bawahan Hamas, Ghazi Hamad, yang diminta meyakinkan orang tua Shalit jika Shalit "hidup dan diperlakukan menurut hukum Islam sesuai tahanan perang, artinya ia mendapat perlindungan, makanan, dan pengobatan medis."
Israel berulang kali menuntut agar Shalit dibebaskan, untuk itu Hamas memiliki strategi hebat menukarnya dengan para tahanan warga Palestina.
Satu-satunya kontak Shalit dengan dunia luar setelah penangkapan dan sebelum ia dikeluarkan adalah tiga huruf, rekaman suara dan sebuah DVD.
Israel berhasil menerimanya setelah setuju melepaskan 20 tahanan wanita Palestina.
Hamas menculik Shalit dengan tujuan awal menuntut dilepaskannya semua tahanan wanita dan anak-anak di bawah umur Palestina.
Akhirnya, setelah ditahan 5 tahun dan 4 bulan, kesepakatan antara Hamas dan Israel tercapai.
Israel setuju melepaskan 1.027 tahanan Palestina untuk bisa memulangkan Shalit.
Dari 1027 tahanan Palestina tersebut beberapa adalah para terdakwa pembunuhan berlapis dan melakukan serangan terhadap warga sipil Israel, setidaknya menurut sumber pemerintah Israel.
Baca Juga: Warga Palestina Bersorak Takbir Usai Hamas Klaim Menang dari Israel
Saat ia kembali, ia ditunggu orang tuanya dan ia bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu saat itu.
Di pangkalan militer ia menjalankan tes medis dan ditemukan ia mengalami malnutrisi dan menderita kekurangan vitamin.
Saat itu meski hubungan Israel dengan Turki buruk, tapi Turki membantu Shalit bisa pulang kembali ke Israel.
Warga Israel sendiri aktif ikut memutuskan cara memulangkan Shalit.
Mengejutkannya, sebagian besar warga Israel setuju memulangkan Shalit dengan syarat dari Hamas, termasuk melepaskan lebih dari 1000 tahanan Palestina dan deportasi mereka di luar wilayah Otoritas Nasional Palestina.
Total 79 persen setuju atas syarat ini dan 14 persen tidak setuju dengan syarat dari Hamas.
Sebelum Shalit, tentara Israel pernah diculik lainnya adalah Nachshon Wachsman tahun 1994.
Ia ditangkap dan diculik oleh Hizbullah, menyebabkan penangkapan tentara IDF Ehud Goldwasser dan Eldad Regev ke Lebanon. (C)
Reporter: Ibnu Sina Ali Hakim
Editor: Fitrah Nugraha