Kuliner Khas Wakatobi Ini Wajib Ada Saat Lebaran
Putri Wulandari, telisik indonesia
Sabtu, 08 Mei 2021
0 dilihat
Makanan khas Wakatobi yang wajib dihidangkan saat lebaran. Foto: Ist.
" Di Wakatobi, ada menu khas yang wajib disiapkan saat lebaran. "
WAKATOBI, TELISIK.ID - Lebaran menjadi momen yang paling ditunggu umat Islam di seluruh dunia. Tak terkecuali bagi masyarakat Wakatobi.
Setelah menjalankan puasa sebulan lamanya, perayaan lebaran bisa dibilang sangat meriah, dengan kuliner khas lebaran yang berbeda di tiap daerah.
Di Wakatobi, ada menu khas yang wajib disiapkan saat lebaran. Berikut beberapa menu-menu khas lebaran ala Wakatobi:
1. Lapa-lapa
Lapa-lapa merupakan makanan yang harus ada saat lebaran. Pasalnya makanan ini tidak dimasak setiap hari oleh masyarakat Wakatobi, hanya di waktu-waktu tertentu. Misalnya pada saat lebaran, sunatan dan kegiatan-kegiatan sakral lainnya.
Jika di daerah lain membuat ketupat, lontong atau buras di hari lebaran, berbeda dengan masyarakat Wakatobi, dimana lapa-lapa merupakan menu yang wajib dihidangkan saat lebaran.
Cara membuat lapa-lapa tergolong sederhana. Beras dimasak terlebih dahulu dengan santan kelapa yang sudah diberi garam sedikit, dengan beberapa lembar daun pandan. Setelah setengah matang, masakan ini didiamkan lalu kemudian dimasukkan ke dalam janur kuning yang sudah dibentuk, dan yang terakhir dimasak kembali hingga matang.
Baca juga: Menu Sahur Menggugah Selera, Ini Resep Tumis Ati Ampela Cabe Ijo
2. Kasuami
Selain lapa-lapa, kasuami juga merupakan makanan yang wajib dihidangkan saat lebaran. Meski di hari-hari biasanya masakan ini bisa dijumpai, namun menu satu ini wajib ada saat hari raya. Masakan yang diwariskan leluhur ini sudah menjadi santapan yang tidak akan pernah lekang oleh masa.
Kasuami adalah makanan pokok masyarakat Wakatobi. Makanan satu ini merupakan pengganti nasi. Makanan yang berbentuk kerucut ini berbahan dasar singkong. Singkong yang telah diparut akan diperah airnya hingga kering lalu kemudian dikukus.
3. Parende
Parende adalah makanan seafood yang dibuat dari ikan kakap segar dengan bumbu kuning. Bahan yang dibutuhkan tergolong mudah didapat. Bahan dasar adalah ikan kakap atau jenis ikan lainnya.
Kemudian untuk bumbu kuah terdiri dari bawang putih, bawang merah, tomat, cabai rawit merah, cabai merah keriting, kunyit, ketumbar, merica, garam, gula, jahe, lengkuas, serai, belimbing wuluh, dan yang tekhir jeruk nipis. Bumbu cukup ditumis lalau dimasak dengan ikan kakap.
4. Heloa Sira
Selain parende, heloa sira juga wajib ada di menu lebaran khas Wakatobi.
Heloa Sira dalam bahasa Wakatobi memiliki makna masakan yang dimasak dengan sesimpel mungkin. Masakan ini tidak begitu memiliki banyak rempah. Biasa digunakan untuk masak ikan yang sudah diasar atau ayam kampung.
Baca juga: Cocok untuk Menu Sahur Anak Kos, Begini Cara Membuat Oyakodon Khas Jepang
Masakan heloa sira biasanya menjadi makanan favorit para orang tua di Wakatobi, pasalnya selain gampang dimasak, masakan ini juga sehat dan rendah lemak serta rasanya yang gurih-gurih segar.
Heloa sira berbahan dasar ikan asar atau ayam kampung. Biasanya hanya dimasak dengan bumbu bawang merah, kunyit, lengkuas, serai, daun salam dan garam. Sedangkan untuk bahan isiannya ada kelapa muda, kelapa sangrai dan belimbing wuluh.
5. Ikan bakar dan colo-colo
Dan yang terakhir ikan bakar khas Wakatobi. Ikan bakar khas Wakatobi ini tak kalah simpel dari menu-menu sebelumnya.
Biasanya jenis ikan yang dipilih adalah ikan baronang, karena selain memiliki tekstur yang padat, ikan ini juga memiliki rasa yang gurih.
Ikan bakar baronang biasanya dibakar tanpa bumbu, yang menjadi poin pentingnya adalah sambal colo-colo khas Wakatobi.
Sambal colo-colo khas Wakatobi ini berbahan dasar daun kemangi, jeruk nipis, bawang merah, cabai rawit, dan garam. Sesuai selera, ada yang menambahkan kecap manis dan gula.
Sudah jelas menu ini sangat cocok bagi pencinta makanan seafood. Sensasi smoky dan gurih dari ikan bakar baronang menyatu dengan rasa segar colo-colo membuat setiap penikmat semakin berselera. (B)
Reporter: Putri Wulandari
Editor: Haerani Hambali