Kumpul Kebo Marak di Kendari, Pemilik Kos: Kalau Ditegur Ada yang Pindah

Wa Anggun, telisik indonesia
Sabtu, 03 Mei 2025
0 dilihat
Kumpul Kebo Marak di Kendari, Pemilik Kos: Kalau Ditegur Ada yang Pindah
Pemukiman penduduk di Kecamatan Kambu, Kota Kendari, yang beberapa di antaranya dijadikan rumah kos. Foto: Wa Anggun/Telisik

" Fenomena hubungan tanpa ikatan pernikahan resmi atau yang dikenal sebagai “kumpul kebo” semakin menjadi perhatian publik di Sulawesi Tenggara, khususnya di kalangan remaja dan mahasiswa "

KENDARI, TELISIK.ID – Fenomena hubungan tanpa ikatan pernikahan resmi atau yang dikenal sebagai “kumpul kebo” semakin menjadi perhatian publik di Sulawesi Tenggara, khususnya di kalangan remaja dan mahasiswa.

Fenomena ini menimbulkan keprihatinan dari berbagai kalangan, termasuk pemilik kos, hingga para aktivis perempuan.

Tren pasangan muda yang tinggal bersama tanpa menikah di Kota Kendari mengalami peningkatan belakangan ini.

Meskipun belum terdapat data statistik resmi dari pemerintah daerah, fenomena ini dianggap cukup signifikan untuk memicu kekhawatiran sosial dan moral.

Yusuf Rahmah, mahasiswa semester akhir di Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, mengungkap bahwa di kampus atau lingkungan tempat tinggal mahasiswa, ada pasangan yang tinggal bersama tanpa ikatan resmi.

Baca Juga: Sopir Angkot Kendari Mengeluh Tergerus Transportasi Online

“Banyak dari mereka menganggap ini hal biasa. Mereka merasa sudah dewasa dan bisa membuat keputusan sendiri,” ujar Yusuf, Sabtu (3/5/2025).

Yusuf menilai bahwa gaya hidup ini kerap dipilih karena alasan ekonomi, kenyamanan, dan pengaruh gaya hidup urban. Namun, ia juga menilai bahwa kurangnya bimbingan dari keluarga dan minimnya edukasi moral membuat fenomena ini berkembang tanpa kontrol.

Fenomena kumpul kebo di Kota Kendari juga diakui oleh Ketua KOPRI PC PMII Kendari, Hasriana (24). Ia menilai, fenomena kumpul kebo tidak hanya mengusik tatanan moral masyarakat, tetapi juga menimbulkan dampak sosial jangka panjang.

"Fenomena kumpul kebo sangat mengusik tatanan moral masyarakat dan akan menimbulkan dampak jangka panjang, karena akan meningkatkan kasus kehamilan di luar nikah dan kerentanan terhadap konflik keluarga dan hal lainnya," kata Hasrina.

Edukasi tentang seksualitas masih dianggap tabu. Padahal, menurut Hasriana, sangat penting untuk mencegah konsekuensi jangka panjang seperti kehamilan di luar nikah, kekerasan dalam hubungan, dan dampak psikologis lainnya.

Baca Juga: BRI Cabang Kendari By Pass Libatkan Damkar Amankan Aset Perusahaan dan Uang Nasabah

Sementara itu, Tini Hasan (50), pemilik salah satu kos-kosan mahasiswa di kawasan Kambu, mengungkapkan keresahannya terhadap maraknya pasangan tidak resmi yang tinggal indekos.

“Kadang kami curiga karena yang daftar satu orang, tapi kemudian yang tinggal berdua. Kalau ditegur, ada yang pindah, ada juga yang marah. Kami jadi serba salah,” kenang Tini.

Tini mengakui bahwa pengawasan dari pemilik kos terbatas, apalagi jika tidak ada dukungan dari lingkungan sekitar atau pihak kampus.

Ia berharap ada regulasi dan sosialisasi yang melibatkan semua pihak agar fenomena ini bisa ditangani secara bijak.

Fenomena ini menunjukkan Kota Kendari, seperti daerah lain di Indonesia, tengah berada di persimpangan antara nilai-nilai tradisional dan gaya hidup modern. Dibutuhkan kolaborasi lintas sektor untuk mengatasi tantangan sosial ini secara arif dan manusiawi. (A)

Penulis: Wa Anggun

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel Terkait
Baca Juga