Lakukan 5 Amalan Ini di Bulan Syaban, Keistimewaannya Luar Biasa

Haerani Hambali, telisik indonesia
Rabu, 02 Maret 2022
0 dilihat
Lakukan 5 Amalan Ini di Bulan Syaban, Keistimewaannya Luar Biasa
Perbanyak membaca Al-Qur’an di bulan Syaban. Foto: Repro uii.ac.id

" Rasulullah berdoa memohon keberkahan di bulan Rajab, kemudian bulan Syaban, dan memohon usia hingga dapat menemui bulan Ramadan "

KENDARI, TELISIK.ID - Syaban adalah bulan kedelapan dalam kalender Hijriah. Tanggal 1 Syaban 1443 H jatuh pada hari Jumat 4 Maret 2022 M. Syaban menjadi tanda makin dekatnya bulan Ramadan.

Bulan Syaban merupakan salah satu bulan yang amat mulia. Ia terletak di antara bulan Rajab dan Ramadan. Rasulullah berdoa memohon keberkahan di bulan Rajab, kemudian bulan Syaban, dan memohon usia hingga dapat menemui bulan Ramadan. Tiga bulan ini tampak satu paket, yang kemuliaan dan orientasinya bermuara pada satu tujuan, yakni kesempurnaan diri setelah menjalankan puasa di bulan Ramadan.

Dikutip dari Rumaysho, ada hadis dari Usamah bin Zaid. Ia pernah menanyakan kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam bahwa dirinya tidak pernah melihat Nabi melakukan puasa yang lebih semangat daripada puasa Syaban.

Kemudian Rasulullah bersabda:

Bulan Syaban –bulan antara Rajab dan Ramadhan– adalah bulan di saat manusia lalai. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan." (HR An-Nasa'i Nomor 2359. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadis ini hasan).

Berikut ini beberapa amalan di bulan Syaban yang memiliki keutamaan yang besar, dikutip dari muslim.okezone.com.

1. Perbanyak puasa

Jika ingin meraih kebaikan, bisa dengan memperbanyak puasa sunnah di bulan Syaban. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:

"Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Syaban." (HR Bukhari Nomor 1969 dan Muslim Nomor 1156).

2. Lunasi utang puasa Ramadan

Bagi Muslimin yang mempunyai utang puasa Ramadan, segeralah dilunasi, karena Syaban adalah bulan terakhir sebelum memasuki Ramadan.

Dari Abu Salamah, beliau mendengar ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan:

"Aku masih memiliki utang puasa Ramadan. Aku tidaklah mampu mengqodhonya kecuali di bulan Syaban." Yahya (salah satu perawi hadis) mengatakan, hal ini dilakukan Aisyah karena sibuk mengurus Nabi Shallallahu alaihi wassallam (HR Bukhari Nomor 1950 dan Muslim Nomor 1146).

3. Perbanyak membaca Al-Qur’an

Salamah bin Kahil berkata:

"Dahulu bulan Syaban disebut pula dengan bulan membaca Al-Qur’an."

"Amr bin Qois ketika memasuki bulan Syaban, beliau menutup tokonya dan lebih menyibukkan diri dengan Al-Qur’an."

Abu Bakr Al Balkhi berkata:

"Bulan Rajab saatnya menanam. Bulan Syaban saatnya menyiram tanaman dan bulan Ramadan saatnya menuai hasil." (Lihat Fatwa Al Islam Sual wa Jawab Nomor 92748).

4. Perbanyak shalawat

Bulan Syaban bisa diisi dengan memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam. Setiap bershalawat sekali kepada Nabi Muhammad, shalawat itu akan dibalas sepuluh kali.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda:

"Barang siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali." (HR Muslim Nomor 408).

Hadis tersebut menunjukkan bahwa siapa saja yang sekali saja bershalawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan membalas shalawatnya sebanyak sepuluh kali.

Maksudnya kata Al Qadhi ‘Iyadh, sebagaimana dikatakan oleh Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim (4: 116), hal yang dimaksud yaitu Allah Subhanahu wa Ta'ala akan memberikan ia rahmat dan akan dilipatgandakan karena setiap satu kebaikan dibalas dengan sepuluh yang semisal.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

"Barang siapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya." (QS Al An’am: 160).

Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan hamba-Nya bershalawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam:

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS Al Ahzab: 56).

Imam Al Bukhari menyatakan bahwa Abul ‘Aliyah berkata, shalawat dari Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk Nabi Shallallahu alaihi wassallam maksudnya adalah sanjungan Allah Ta'ala di sisi malaikat. Salawat dari malaikat untuk Nabi maksudnya adalah doa.

Ibnu Katsir rahimahullah menyatakan maksud ayat tersebut:

"Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan pada hamba-Nya mengenai kedudukan Nabi Muhammad sebagai hamba dan Nabi Allah di tempat yang tertinggi. Malaikat terdekat akan terus menyanjung beliau. Para malaikat juga mendoakan Beliau Shallallahu ‘alaihi wassallam. Begitu pula Allah Ta’ala memerintahkan pada makhluk yang berada di bumi untuk mengucapkan shalawat dan salam kepada Beliau Shallallahu alaihi wassallam. Jadinya, makhluk di langit dan di bumi semuanya menyanjung Beliau Shallallahu alaihi wassallam." (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6: 225).

Melansir iNews.id, berikut ini 7 keistimewaan bulan Syaban:

1. Bulan Diangkatnya Amalan Ibadah

Dikutip dari Pusat Kajian Hadis, amalan harian manusia dilaporkan setiap ba'da Subuh dan Ashar, amalan mingguannya setiap hari Senin dan amalan tahunan pada bulan Syaban.

Hal ini sesuai hadis Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam:

Telah mengabarkan kepada kami [‘Amr bin ‘Ali] dari [‘Abdurrahman] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Tsabit bin Qais Abu Al Ghushn] – seorang syaikh dari penduduk Madinah – dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Abu Sa’id Al Maqburi] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Usamah bin Zaid] dia berkata; Aku bertanya; “Wahai Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, aku tidak pernah melihat engkau berpuasa dalam satu bulan sebagaimana engkau berpuasa di bulan Syaban?” Beliau bersabda: “Itulah bulan yang manusia lalai darinya; -ia bulan yang berada- di antara bulan Rajab dan Ramadan, yaitu bulan yang disana berisikan berbagai amal, perbuatan diangkat kepada Rabb semesta alam, aku senang amalku diangkat ketika aku sedang berpuasa.” (Nasai 2317).

2. Memuliakan Ramadan 

Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi di nomor 599:

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isma’il] telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma’il] telah menceritakan kepada kami [Shadaqah bin Musa] dari [Tsabit] bin [Anas] dia berkata, Nabi Shallallaahu alaihi wasallam ditanya tentang puasa yang paling utama setelah Ramadan, Beliau menjawab: “Bulan Syaban untuk memuliakan Ramadan," Beliau ditanya lagi, lalu Shadaqah apa yang paling utama? Beliau menjawab: “Shadaqah di bulan Ramadan.” Abu ‘Isa berkata, ini adalah hadis gharib dan menurut ahlul hadis Shadaqah bin Musa bukanlah rawi yang kuat.

3. Malam Nishfu Syaban

Salah satu keistimewaan bulan Syaban yakni malam Nishfu Syaban. Dalam Kitab Syu’abil Iman, lil Baihaqi, juz 5 halaman 360, hadis nomor 3552 disebutkan mengenai keistimewaan malam Nishfu Syaban sebagai berikut:

"Dari Mu’adz bin Jabal, dari Nabi shallallaahu alaihi wasallam, beliau bersabda:”Allah memperhatikan kepada semua mahkluk-Nya pada malam Nishfu Syaban. Makai Dia memberi ampunan kepada semua mahkluk-Nya, kecuali kepada orang yang musyrik dan orang yang bermusuhan.”

Imam Syafi’i berkata: Telah sampai kepada kami bahwa doa dikabulkan dalam lima malam, yaitu: - Malam Jumat- Malam Al Adha- Malam Al Fithri- Malam awal Rajab- Malam Nishfu Syaban.

Dalam Kitab Nuz_hatul Majalis, lishshofuuri, juz 1 halaman 165:

Atha` bin Yasaar berkata : Tidak ada malam yang lebih utama setelah Lailatul Qadar dibandingkan dengan malam Nishfu Syaban. Ia merupakan salah satu malam yang mustajab berdoa di dalamnya.

Baca Juga: Baca Doa Ini saat Melihat Pertanda Buruk, Agar Dilindungi Allah Taala

4. Dikabulkan Semua Hajat

Dalam Kitab Sunan Ibn Majah juz 1 halaman 444, hadits nomor 1388:

"Dari Ali bin Abu Thalib, beliau berkata: Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda: Apabila telah datang malam Nishfu Syaban, maka ber-qiyamullaillah pada malam harinya dan berpuasalah pada siang harinya, sesungguhnya (rahmat) Allah turun pada malam itu ke langit yang paling bawah ketika terbenamnya matahari, kemudian Allah menyeru “Adakah orang yang meminta maaf kepadaku, maka akan Aku ampuni. Adakah yang meminta rezeki, maka Aku akan melimpahkan rezeki kepadanya. Adakah orang yang sakit, maka akan Aku sembuhkan”. Dan hal-hal yang lain sampai terbitnya fajar”.

5. Bulan Mulia

Mengenai Bulan Syaban yang merupakan salah satu dari empat bulan mulia atau haram, Rasulullah SAW telah bersabda:

Dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam telah bersabda: Sesungguhnya zaman telah berputar seperti keadaannya semula sejak hari Allah menciptakan langit dan bumi. Dan sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan Langit dan bumi di antaranya empat  bulan haram (suci); tiga di antaranya berturut-turut, yaitu Zul Qa'dah, Zul Hijjah, dan Muharram, sedangkan lainnya ialah Rajab Mudar yang terletak di antara bulan Jumada dan bulan Syaban.

6. Perbutaan Maksiat Dilipatgandakan Dosanya

Berbuat zalim atau bermaksiat di bulan haram, dosanya dilipatgandakan sebagaimana dilipatgandakannya dosa untuk orang yang berbuat zalim dan maksiat di Tanah Haram. 

Baca Juga: Peristiwa Isra Miraj, Kaitannya dengan Sains

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa.” (QS. At Taubah: 36)

Ibnu Qatadah mengatakan sesungguhnya melakukan perbuatan aniaya dalam bulan-bulan haram, maka dosa dan sanksinya jauh lebih besar daripada melakukan perbuatan aniaya dalam bulan-bulan yang lain, sekalipun pada prinsipnya perbuatan aniaya itu —kapan saja dilakukan— dosanya tetap besar. Tetapi Allah lebih memperbesar urusan-Nya sesuai dengan apa yang dikehendaki-Nya. 

7. Amal Ibadah Digandakan Pahalanya

Beribadah dan beramal shaleh di bulan mulia, pahalanya dilipatgandakan oleh Allah Ta’ala. Ibnu Abbas menerangkan bulan Syaban yang merupakan satu dari empat bulan haram (suci) yang kesuciannya diagungkan, dan sanksi atas perbuatan dosa yang dilakukan padanya diperbesar serta pahala amal saleh yang dilakukan di dalamnya diperbesar pula. (C)

Reporter: Haerani Hambali

Baca Juga