LBH HAMI Usut Dugaan Kecurangan Pergantian Nama Paskibraka Sulawesi Tenggara

Erni Yanti, telisik indonesia
Minggu, 16 Juli 2023
0 dilihat
LBH HAMI Usut Dugaan Kecurangan Pergantian Nama Paskibraka Sulawesi Tenggara
LBH HAMI memgusut dugaan kecurangan pergantian paskibraka Sulawesi Tenggara, Doni Amansa yang gagal berangkat jadi paskibraka nasional. Foto: Erni Yanti/Telisik

" Dugaan kecurangan yang terjadi pada proses seleksi anggota pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka), Doni Amansa yang akan mewakili Sulawesi Tenggara ke Istana Negara tiba-tiba dibatalkan "

KENDARI, TELISIK.ID - Dugaan kecurangan yang terjadi pada proses seleksi anggota pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka), Doni Amansa yang akan mewakili Sulawesi Tenggara ke Istana Negara tiba-tiba dibatalkan.

Sebelumnya diketahui, peserta yang lulus selesai paskibraka yakni Nadira dan Doni sebagai peserta inti paskibraka nasional yang akan ke Istana Negara. Kemudian Wira dan Aini sebagai peserta cadangan.

Dikatakan, setelah diumumkan sebagai peserta inti, Nadira dan Doni dibuatkan grup khusus oleh panitia paskibraka dengan nama grup Capasnas 2023 yang beranggotakan 3 orang yakni panitia satu orang, Doni dan Nadira.

Namun belakangan, diniali terjadi kejanggalan pada seleksi pembekalan yang kembali diadakan panitia paskibraka pada 6-9 Juli 2023, pasca diumumkannya Nadira dan Doni sebagai peserta inti.

Baca Juga: PDIP Tak Berikan Bantuan Hukum untuk Rusman Emba, Serahkan ke Aparat Hukum

Adanya dugaan kejanggalan tersebut menyebabakan gagalnya Doni Amansa mewakili Selawesi Tenggara, ketika adanya seleksi pebekalan paskibraka pasca diumumkan Nadira dan Doni sebagai peserta inti.

Orang tua Doni, Samsuani mengatakan, jika panitia akan kembali mengadakan pembekalan, sehingga hal tersebut memunculkan keanehan, ditambah lagi panitia menyebut, ternyata nama yang telah diumumkan tersebut belum tentu berangkat ke Istana Negara.

"Saya kira itu pembekalan untuk menyampaikan apa-apa yang harus dipersiapakan di sana, setelah bembekalan menjelang beberapa hari itu ternyata sudah tidak ada namanya Doni, mereka pun buka di google sudah Wira dan Nadira yang berangkat, bukan Doni lagi. Itu saya kecewa sekali," tutur Samsuani kepada awak media, Minggu (16/7/2023).

Samsuani mengatakan, pada 6-9 Juli setelah pulang dari pembekalan, Doni tiba-tiba dikeluarkan dari grup dan sudah tidak ada dalam grup. Kemudian setelah menunggu tidak ada informasi, hingga sampai muncul pemberitaan yang berangkat adalah Wira dan Nadira.

Merasa kecewa adanya dugaan kecurangan dan kejanggalan terhadap seleksi paskibraka, Samsuani kemudian meminta bantuan hukum di LBH Himpunan Advokat Muda Indonesia (HAMI) Sulawesi Tenggara.

Ketua LBH HAMI, Andre Dermawan mengatakan, orang tua Doni Amansa mendatangi kantornya yang berada di Kota Kendari, meminta bantuan hukum untuk mencari keadilan terhadap anaknya karena merasa dizolimi.

Andre Dermawan mengatakan, berdasarkan informasi yang dihimpun dari Samsuani dan panitia yang mengumumkan seleksi paskibraka, Doni Amansa telah mengikuti seleksi dan dinyatakan lulus oleh panitia bersama empat teman-temannya tersebut.

Kata Andre, seleksi pembekalan yang dilakukan oleh panitia tidak termuat dalam petunjuk teknis pembentukan paskibraka, menurutnya itu hanyalah seleksi yang dibuat-buat oleh panitia dan bukan petunjuk dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), sehingga dinilai mencederai nilai-bali Pancasila.

Berdasarkan penyampaian petunjuk teknis paskibraka tahun 2023, hanya 6 seleksi yang akan dilakukan calon paskibraka, yakni pemberkasan ulang dan seleksi kesehatan, seleksi parade, seleksi Pancasila dan wawasan kebangsaan, seleksi inteligensi umum, seleksi PBB dan kepribadian.

"Ini merujuknya ke mana, karena tidak ada jadi baik di Peraturan nomor 3 tahun 2022 tentang program pasukan pengibar bendera pusaka, itu ini seleksinya secara umum yang disampaikan itu ada enam," bebernya

Andre menambahkan, tidak ada lagi seleksi pembekalan seperti itu. Ia menilai, hal itu hanya dibuat-buat saja. Juknis yang disampaikan BPIP sudah dinyatakan juga tidak ada seleksi pembekalan.

"Pada saat itu memang sudah diumumkan  tapi tidak di-SK-kan oleh gubernur, kemudian pengumuman keberangkatan harusnya disampaikan 7 hari setelah seleksi," jelasnya.

Hal itu menimbulkan pertanyaan penyelenggaraan seleksi pembekalan tersebut, yang juga membuat nama Doni hilang dari daftar nama yang akan berangkat ke Istana Negara.

Menyikapi hal ini, Doni Amansa sangat terpukul hingga mentalnya ikut terganggu. Bagaimana tidak, namanya sudah jelas-jelas diumumkan hingga dipanggil ke atas panggung pengumuman, namun berakhir pembatalan keberangkatan akibat namanya sudah tidak ada.

Baca Juga: Populasi Satwa Anoa dan Burung Maleo di Sulawesi Tenggara Terancam Punah

"Waktu selesai pembekalan, saya baca-baca di google, saya melihat Nadira dan Wira ada fotonya, katanya tertulis selamat buat adik-adik Nadira dan Wira Capaska Nasional 2023, sangat kecewa sekali sudah capek latihan," tuturnya.

Sebelumnya Kepala Badan Kesbangpol Sulawesi Tenggara, Harmin Ramba mengatakan, belum ada pengumuman nama siapa yang akan ke Jakarta, namun hanya mengumumkan peserta terbaik, bukan ranking.

"Dari 52 orang ini keluarlah 4 terbaik, bukan keluar ranking 1, 2, 3 atau 4, tetapi 4 terbaik," tegasnya.

"Penentu kelulusan itu dilakukan oleh timsel pada masa pantauhir, saya sebagai Kepala Kesbangpol saja tidak boleh mengintervensi dan hanya menerima data dari timsel, mana nilai terbanyak itu yang ajukan untuk di SK-kan," lanjutnya.

Ia menegaskan, pihaknya sama sekali belum pernah mengeluarkan statemen atau pengumuman rangkin pada 4 besar itu. (A)

Penulis: Erni Yanti

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga