Mahal dan Langka Minyak Goreng, Pemerintah Harus Galakkan Pengusaha Kecil

Thamrin Dalby, telisik indonesia
Minggu, 13 Maret 2022
0 dilihat
Mahal dan Langka Minyak Goreng, Pemerintah Harus Galakkan Pengusaha Kecil
Ketua Lembaga Bisnis Manajemen (LBM) FEB UHO, Dr Nasrul SE.,MSi dan Ketua JMSI Sultra, M Nasir Idris. Foto: Ist

" Peran pemerintah di sini sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi kelangkaan minyak goreng, dengan cara menggalakkan kembali usaha kecil di masyarakat pedesaan "

KENDARI, TELISIK.ID - Kelangkaan minyak goreng di seluruh wilayah Indonesia, hingga saat ini masih terus terjadi. Berdasarkan pantauan Telisik.id, hampir di seluruh pasar dan swalayan, minyak goreng tidak dapat dijumpai alias kosong.

Adapun stok minyak goreng, jika pun dijumpai, harus antri mengular. Para Ibu saling berebutan, bahkan untuk mendapatkan minyak goreng tersebut, harus rela merogoh kocek lebih dalam.

Akibat menggilanya harga, minyak goreng yang dulunya biasa dibeli berkisar Rp 12.000 per liter, kini naik menjadi Rp 70.000 hingga Rp 75.000 per liter.

Bahkan, di Kabupaten Konawe dan Wakatobi, harga minyak goreng tembus hingga mencapai Rp 800.000 untuk setiap jerigen 20 liter.

Namun kelangkaan minyak goreng tersebut, tak sepenuhnya adalah bencana untuk warga. Bagi masyarakat di pedesaan maupun pengusaha kecil, ini adalah kesempatan baik untuk tampil.

Baca Juga: KP2M Minta Pemkot Kendari Ambil Alih Pasar Basah Mandonga

Karena produksi minyak kopra itu merupakan peluang besar bagi masyarakat kecil, karena selain CPO (Crude Palm Oil), kopra adalah comodity terbesar Indonesia.

Hal ini diungkapkan oleh Dr Nasrul, SE.,MSi

Salah seorang Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Halu Oleo (UHO) serta Ketua Lembaga Bisnis Manajemen (LBM) FEB UHO.

"Dengan langkanya minyak goreng di pasaran, pemerintah dapat mengambil langkah subtitusi atau pengganti CPO, yaitu membuat minyak goreng berbahan baku kopra, dan produksi minyak kopra itu merupakan peluang besar bagi masyarakat kecil khususnya di Sultra," kata Dr Nasrul, Minggu (13/3/2022).

"Karena kopra adalah salah satu comodity terbesar di Indonesia. Dan peran pemerintah di sini sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi kelangkaan minyak goreng, dengan cara menggalakkan kembali usaha kecil di masyarakat pedesaan," lanjutnya menerangkan.

Baca Juga: Masyarakat Keluhkan Banyak Lampu Merah Padam, Kadishub Kendari Ungkap Sebabnya

Selain itu kata dia, juga menggunakan sistem edukasi kepada masyarakat tentang kualitas penggunaan minyak goreng yang berbahan baku kopra.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Ketua JMSI Sultra, M Nasir Idris. Kata dia, dengan langkanya minyak goreng di masyarakat, merupakan peluang usaha bagi masyarakat kecil. Katanya, jika warga mau berupaya membuat minyak kelapa sendiri lalu menjual kembali di pasaran, bakal memberikan manfaat keuntungan serta kemandirian.

"Potensi wilayah Sulawesi Tenggara sangat mendukung untuk menjadi penghasil minyak goreng karya sendiri, karena daerah ini salah satu penghasil komoditi kopra terbanyak," ungkap Nasir Idris yang juga Dirut Telisik.id.

Hal ini katanya, dapat dimanfaatkan oleh masyarakat atau pelaku usaha kecil di Sultra untuk membuat minyak goreng. Selain bisa dijual, mereka juga dapat menggunakannya untuk konsumsi sendiri.

"Sumber daya alam kita berlimpah. Hampir semua daerah penghasil kopra. Saatnya kita bangkit mencari solusi kemandirian warga, menghilangkan ketergantungan," pungkas Tenaga Ahli DPRD Sultra itu. (A)

Reporter: Thamrin Dalby

Editor: Kardin

Baca Juga