Mayat Dijadikan Kompos, Eternal Reefs Tawarkan Pemakaman Aneh di Dunia

Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Selasa, 15 November 2022
0 dilihat
Mayat Dijadikan Kompos, Eternal Reefs Tawarkan Pemakaman Aneh di Dunia
Perusahaan Eternal Reefs yang berbasis di Florida, AS, mengembangkan layanan pemakaman nonkonvensional yang mereka tawarkan pada orang-orang yang menghendaki jenazah mereka menjadi formasi terumbu karang buatan di dasar laut. Foto: Repro Bbc.com

" Perusahaan ini mengembangkan teknologi "kompos manusia" yang mengubah mayat manusia menjadi tanah "

FLORIDA, TELISIK.ID - Ketika manusia meninggal dunia, tradisi yang biasa dilakukan adalah dengan mengubur ataupun dilakukan kremasi. Namun, ada hal yang unik dan aneh terjadi di perusahaan Eternal Reefs yang berbasis di Florida, AS.

Mengutip Bbc.com, perusahaan ini mengembangkan layanan pemakaman nonkonvensional pada 1998 yang mereka tawarkan pada orang-orang yang menghendaki jenazah mereka menjadi formasi terumbu karang buatan di dasar laut.

Ini dilakukan dengan menambahkan abu jenazah mereka ke dalam campuran beton yang ramah lingkungan.

"Pandemi telah meningkatkan minat, tentu saja," kata George Frankel, kepala eksekutif Eternal Reef.

Baca Juga: Cantiknya Istri Presiden Korea Selatan di Usia 50 Tahun, Bukan Orang Sembarangan

Melansir Okezone.com, pandemi COVID-19 pada tahun lalu, lebih dari 2.000 terumbu karang buatan perusahaan telah ditempatkan di 25 lokasi di lepas pantai timur AS.

Perusahaan ini mengembangkan teknologi "kompos manusia" yang mengubah mayat manusia menjadi tanah. Di mana jenazah dibaringkan di dalam silinder baja tertutup, bersama dengan serpihan kayu, jerami dan potongan dari tumbuhan polong-polongan yang disebut alfalfa.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Bumi Semakin Panas

Di dalam tabung dilakukan pengomtrolan terhadap kandungan karbondioksida, nitrogen, oksigen, panas dan kelembaban yang memungkinkan mikroba dan bakteri berkembang biak.

Setelah 30 hari proses pengomposan tersebut, langkah selanjutnya dipindahkan dari tabung kemudian diawetkan dan diangin-anginkan selama beberapa pekan. Tanah dari proses tersebut disebarkan di hutan konservasi di negara bagian Washington yang dirawat dengan baik, dan keluarga juga dapat menyimpan tanah itu. (C)

Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga