Melihat Potensi SDA Beberapa Tahun ke Depan, Bappeda Sulawesi Tenggara Gelar Workshop
Muhammad Ilwanto, telisik indonesia
Senin, 25 Juli 2022
0 dilihat
Bappeda Sulawesi Tenggara menggelar workshop untuk mengetahui potensi sumber saya alam di Sultra hingga beberapa tahun ke depan. Foto: Muhammad Ilwanto/Telisik
" Workshop ini bertujuan mencari gambaran, bagaimana melihat dan memaparkan potensi SDA di Sulawesi Tenggara untuk beberapa tahun ke depan "
KENDARI, TELISIK.ID - Bappeda Sulawesi Tenggara melakukan kegiatan workshop mengenai capaian Sumber Daya Alam (SDA) di Sulawesi Tenggara, Senin (25/7/2022).
Workshop digelar di Hotel Zahra Kendari, diikuti oleh pegawai Bappeda Sulawesi Tenggara, perwakilan OPD terkait dari kabupaten/kota se-Sultra, juga akademisi dari Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari.
Kepala Bappeda Sulawesi Tenggara, J. Robert mengatakan, kegiatan workshop ini bertujuan mencari gambaran, bagaimana melihat dan memaparkan apa yang menjadi hal penting, terutama mengenai SDA di Sulawesi Tenggara untuk beberapa tahun ke depan.
"Jadi workshop ini untuk melihat potensi SDA kita ke depan, mulai dari air, lahan, dan sebagainya. Sehingga dari sekarang, kita sudah memiliki target dan rencana, untuk bagaimana mempertahankan SDA yang kita miliki sekarang hingga beberapa puluh tahun yang akan datang," ungkapnya.
Lanjut dia, neraca SDA dapat menjadi pedoman bagi pengambilan keputusan, dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan daerah, agar sesuai dengan prinsip-prinsip keberlanjutan pengelolaan SDA dan lingkungan jangka panjang.
"Neraca merupakan instrumen pemerintah daerah dalam menilai dan mengevaluasi sistem pemanfaatan SDA secara optimal dan berimbang, antara kepentingan ekonomi, sosial budaya, dan perlindungan SDA, pengelolaan kerusakan lingkungan, untuk mendukung pencapaian target pembangunan berkelanjutan di Sulawesi Tenggara," jelasnya.
Baca Juga: Mudahkan Masyarakat Bertransaksi, Bank Sultra Luncurkan Kartu Debit dan Mobile Banking
Terkait masalah data, untuk sumber daya air di Sulawesi Tenggara sampai tahun 2030 dalam kondisi surplus, itu terdapat 28,51 miliar liter, di mana pemanfaatan untuk tanaman paling tertinggi yaitu 85,15 persen, dan terendah di bidang industri, 0,03 persen.
Sedangkan untuk neraca luas kawasan hutan pada tahun 2030 menurun dengan luas 1,7 juta hektare atau 81,06 persen, potensi kayu 58,52 juta atau 73,27 persen, dan nilai ekonomi kayu sebesar 58,52 triliun atau 73,30 persen, dari kondisi tahun 2018-2019.
"Ini yang mesti kita jaga dan perhatikan, bagaimana bisa melestarikan SDA dengan baik, agar ke depan bisa digunakan oleh anak cucu kita," jelasnya.
Sementara itu, Kabid Ekonomi dan Sumber Daya Alam Bappeda Sulawesi Tenggara, Dr. H. Eka Paksi mengungkapkan, workshop ini menjadi sebuah gambaran dan evaluasi, bagaimana melihat potensi SDA di Sulawesi Tenggara.
"Nantinya ini menjadi sebuah rujukan atau gambaran, bagaimana mengelola SDA ini dengan baik dan maksimal, karena potensi alam menjadi sektor penting bagi kehidupan manusia. Sehingga kita yang bergerak di bidang tersebut, harus betul-betul bisa mengelolah alam secara sistematis, untuk keberlangsungan kehidupan masyarakat ke depan," jelasnya.
Baca Juga: Jajaran Petinggi Polda Sultra Ikuti Pemaparan Tim PKDN Serdik Sespimti Polri
Pemateri workshop, Dr. Muliddin selaku Dekan FITK UHO, mengatakan bahwa SDA potensi yang paling menjanjikan, baik dari segi ekonomi dan lain sebagainya. Jadi sangat wajar jika pengelolaan SDA harus betul-betul dimanfaatkan dengan sangat baik agar mampu memberikan hal yang positif.
Dikatakan, potensi alam Sulawesi Tenggara bisa dibilang sangat kaya. Terutama dalam sektor pertambangan, sehingga ini bisa memberikan dampak yang cukup besar terhadap daerah jika dikelola dengan baik.
"Tapi yang terlihat sekarang kan justru sebaliknya, dikelola sembarangan, sehingga menimbulkan kerusakan yang justru akan menimbulkan masalah ke depan. Untuk itu, ini harus bisa dikelola dengan baik. Artinya, tidak menimbulkan kerugian namun memberikan hal positif baik bagi daerah terutama masyarakat," jelasnya. (A-Adv)
Penulis: Muhammad Ilwanto
Editor: Haerani Hambali