Mengaku Kelompok Al Tauhid, OTK Kirim Surat Ancaman Bom dan Minta Uang Rp 50 Juta
Rezki Mas'ud, telisik indonesia
Minggu, 17 Januari 2021
0 dilihat
Tim Gegana Brimob Polda Sulsel saat melakukan penyisiran toko kelontong yang diteror bom. Foto: Ist.
" Pas buka itu surat saya kaget, karena isinya minta uang Rp 50 juta dan mengancam akan meledakkan tokoku. Jadi saya minta sama suamiku untuk antar cepat ke kantor polisi untuk melapor. "
TAKALAR, TELISIK.ID - Seorang pria tidak dikenal menggunakan sepeda motor, mengaku dari kelompok Al Tauhid, menebar teror di sebuah toko campuran di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Sabtu sore (16/01/2021) kemarin.
Pelaku menyebarkan ancaman bom melalui surat yang diserahkan ke pemilik toko sebanyak 2 lembar, yang isinya meminta uang sebanyak Rp 50 juta. Jika tidak menyerahkan uang tersebut maka bom akan diledakkan dalam tiga jam dua puluh empat menit. Bahkan OTK tersebut menuliskan nomor WhatsApp dalam surat tersebut.
Dua lembar surat yang diterima pemilik toko ini berasal dari orang yang tidak dikenal, mengatasnamakan dirinya kelompok Al Tauhid.
Menurut Hj Rostia sang pemilik toko, surat tersebut diserahkan oleh OTK yang mengendarai sepeda motor berwarna merah, mengenakan masker dan memakai jaket hitam dengan celana setinggi lutut. Bahkan pelaku terekam kamera CCTV toko.
"Ada datang dua orang naik motor langsung saya dikasi surat. Belum sempat saya buka dan baca, itu dua orang sudah pergi," ucapnya.
Hj Rostia juga mengatakan, saat dirinya membaca isi surat tersebut, langsung kaget dan menyuruh suaminya melapor ke kantor polisi.
"Pas buka itu surat saya kaget, karena isinya minta uang Rp 50 juta dan mengancam akan meledakkan tokoku. Jadi saya minta sama suamiku untuk antar cepat ke kantor polisi untuk melapor," tambahnya.
Menerima laporan teror ini, Polres Takalar meminta bantuan tim teknisi bom Gegana Brimob Polda Sulsel untuk mencari bom di dalam toko yang diduga telah disimpan oleh OTK.
Tim Gegana yang tiba di lokasi langsung bergerak. Setelah beberapa jam lamanya, Kapolres Takalar akhirnya membuka toko dan membolehkan pemiliknya kembali menjual.
Menurut Kapolres Takalar AKBP Beny Murjayanto, bom dengan daya ledak bisa mencapai radius 25 kilo meter dipastikan tidak benar.
"Iya betul. Kemarin memang ada teror bom di toko kelontong dan mencoba meminta uang tebusan. Ini hanya teror biasa, dan bomnya pun tidak ada sudah disisir sama tim Gegana," ucap Beny.
Kapolres Takalar juga sudah melakukan koordinasi dengan Resmob Polres Takalar agar dapat menangkap para pelaku teror bom.
"Ini kejahilan OTK yang ingin meminta uang. Saya juga sudah berkoordinasi sama Tim Resmob untuk menyelidiki dan mengejar pelaku pengancaman bom tersebut," tambahnya saat dikonfirmasi via WhatsApp, Minggu (17/1/2021).
Kapolres menambahkan, teror bom ini tidak ada kaitannya dengan pelaku terorisme yang beberapa waktu lalu ditembak mati. (B)