Mengapa Taliban Ingin Kuasai Afganistan dan Siapa Mereka? Ini Sejarahnya

Ahmad Sadar, telisik indonesia
Selasa, 17 Agustus 2021
0 dilihat
Mengapa Taliban Ingin Kuasai Afganistan dan Siapa Mereka? Ini Sejarahnya
Operasi Militer Kelompok Taliban yang telah berhasil menguasai Afghanistan. Foto: Repro DAWN.COM

" Saat ini bnayak muncul spekulasi bahwa Taliban akan menciptakan ketidakstabilan di wilayah Pakistan barat laut di dekat perbatasan dengan Afghanistan "

JAKARTA, TELISIK.ID - Baru-baru ini  Taliban telah bangkit kembali, mereka berhasil menguasai Afghanistan dengan memasuki wilayah Ibu Kota Kabul pada Minggu 15 Agustus waktu setempat.

Saat ini banyak muncul spekulasi bahwa Taliban akan menciptakan ketidakstabilan di wilayah Pakistan barat laut di dekat perbatasan dengan Afghanistan.

Di sekitar kawasan itu, Taliban melancarkan serangkaian bom bunuh diri, Bahkan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani pun melarikan diri. Ia mengakui kemenangan Taliban, setelah kabur entah ke mana.

Dari rentetan kejadian tersebut, pasti Anda bertanya-tanya sebenarnya siapa itu Taliban dan mengapa ingin menguasai Afganistan?

Mengutip dari BBC Indonesia, Taliban adalah suatu kelompok yang berdiri sekitar awal 1990-an di wilayah Pakistan utara setelah pasukan Uni Soviet mundur dari Afghanistan.

Gerakan ini awalnya didominasi oleh orang-orang Pashtun atau etnis Afganistan dan pertama kali muncul di pesantren-pesantren.

Dikutip melalui sumber yang sama bahwa kelompok ini kebanyakan dibiayai oleh Arab Saudi yang biasanya menganut aliran Sunni garis keras.

Janji Taliban di wilayah-wilayah Pashtun kini tersebar hingga ke Pakistan dan Afghanistan yaitu dengan mengembalikan perdamaian dan keamanan berdasarkan Syariah Islam jika mereka berkuasa.

Mengawali ekspansinya dari Afghanistan barat-daya, Taliban dengan cepat menyebarkan pengaruhnya.

Pada September 1995, mereka merebut Provinsi Herat, di perbatasan Iran, dan tepat setahun kemudian mereka merebut ibu kota Afghanistan, Kabul.

Kemudian, mereka juga berhasil menggulingkan kekuasaan rezim Presiden Burhanuddin Rabbani yakni salah satu pendiri mujahidin Afghanistan yang menentang pendudukan Uni Soviet.

Pada 1998, Taliban menguasai hampir 90% wilayah Afghanistan kala itu.

Melihat hal ini, masyarakat Afghan yang sudah lelah dengan ekses mujahidin dan pertikaian setelah Soviet terusir, dan secara umum menyambut kemunculan Taliban saat mereka pertama kali muncul.

Pada tahun 2001, Taliban telah digulingkan dari kekuasaannya oleh pasukan yang dipimpin AS. Namun kelompok ini telah melakukan serangan dalam beberapa bulan terakhir dan kini menguasai negara tersebut.

Saat Amerika Serikat bersiap menarik seluruh kekuatannya di Afghanistan pada 11 September, setelah perang dua dekade, kelompok militan Taliban merebut kota-kota besar, termasuk Kabul.

Kelompok ini melakukan pembicaraan langsung dengan AS di 2018, dan pada Februari 2020, keduanya menandatangani kesepakatan damai di Doha yang berisi komitmen AS untuk menarik pasukan dan Taliban tak melakukan serangan pada pasukan AS.

Namun setahun setelah perjanjian itu diteken, Taliban terus menargetkan serangan ke pasukan keamanan Afghanistan dan dengan cepat menyerang berbagai wilayah di seluruh negeri.

Hingga saat ini,  kelompok tersebut sangat mengejutkan dunia. Sebab hanya dalam sepekan, Taliban kembali menguasai Afghanistan dan Ibu Kota Kabul tumbang tanpa perlawanan.

"Taliban telah menang dengan penghakiman pedang dan senjata mereka, dan sekarang bertanggung jawab atas kehormatan, properti, dan pertahanan diri warga negara mereka," kata Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dikutip dari Liputan 6.com.

Baca Juga: 7 Negara dengan Harga Tes PCR Termurah, Indonesia Kok Sangat Mahal?

Baca Juga: Pantas Pemain PSG Bertabur Bintang, Ternyata Begini Kekayaan Nasser Al-Khelaifi

Selain itu Ghani mengaku telah meninggalkan Afghanistan pada Minggu (15/8/2021) lalu dengan alasan untuk mencegah pertumpahan darah.

Ghani tidak mengungkap lokasi keberadaannya saat ini, tetapi sebuah media terkemuka Afghanistan, Tolo News, menyebut dia pergi ke Tajikistan.

Seperti dikutip dari laman Nikkei Asia, Senin (16/8/2021) Kelompok Taliban mengatakan mereka telah menguasai sebagian besar distrik di sekitar pinggiran ibu kota.

Tak hanya itu, Laporan stasiun televisi lokal Afghanistan, 1TV menyebutkan beberapa ledakan terdengar di Kabul dan sebagian besar sepi pada hari sebelumnya.

Laporan itu juga menyebut ada tembakan terdengar di dekat bandara, di mana diplomat asing, pejabat, dan warga Afghanistan lainnya tengah berusaha meninggalkan negara itu.

Kelompok bantuan Darurat mengatakan 80 orang yang terluka telah dibawa ke rumah sakit di Kabul, yang telah memenuhi kapasitas, dan membatasi masuknya orang-orang dengan luka yang tidak serius. (C)

Reporter: Ahmad Sadar

Editor: Haerani Hambali

Artikel Terkait
Baca Juga