Meninggalnya Komedian Omas dan Bahaya Diabetes serta Risiko Komplikasinya

Kardin, telisik indonesia
Sabtu, 18 Juli 2020
0 dilihat
Meninggalnya Komedian Omas dan Bahaya Diabetes serta Risiko Komplikasinya
Diabetes melitus dapat menimbulkan penyakit-penyakit lainnya atau disebut dengan komplikasi diabetes. Foto : Repro Google.com

" Salah satu penyebabnya adalah kurangnya produksi insulin dan resistensi insulin. "

JAKARTA, TELISIK.ID - Berita duka kembali menyelimuti dunia hiburan tanah air. Artis sekaligus pelawak Omaswati atau yang dikenal dengan nama Omas dikabarkan meninggal dunia di usia 54 tahun pada Kamis (16/7/2020).

Kepergian sosok komedian yang dikenal dengan gaya ceplas-ceplosnya itu sangat mengejutkan rekan-rekan artis dan masyarakat.

Mastur, adik kandung Omas mengatakan, kakaknya sudah lama menderita penyakit paru.

Selain itu, keponakan dari mendiang Omas yaitu Erni juga menyebutkan, Omas sudah lama mengidap diabetes.

"Iya sakit gula," tutur Erni seperti dikutip Kompas.com beberapa waktu lalu.

Kebiasaan masyarakat yang tidak berolahraga atau tidak menjaga berat badan seimbang dapat menjadi potensi seseorang mengidap diabetes melitus.

Namun, banyak orang yang tidak menyadari seberapa besar potensi seseorang mengidap penyakit tersebut.

Dilansir dari Kompas.com, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Primaya Hospital Bekasi Barat, dr Khomimah, Sp.PD-KEMD, FINASIM menyebutkan, diabetes melitus adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai dengan Hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa di dalam darah.

"Salah satu penyebabnya adalah kurangnya produksi insulin dan resistensi insulin," jelas Khomimah, Jumat (17/7/2020)

Resistensi insulin adalah kondisi ketika sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan gula darah dengan baik karena adanya gangguan aksi kerja insulin atau terganggunya respon sel tubuh terhadap insulin.

"Gangguan aksi kerja insulin dan kurangnya produksi insulin tersebut bisa disebabkan karena adanya berbagai faktor risiko seseorang untuk mengalami diabetes," paparnya.

Baca juga : Berpotensi Tertular COVID-19, Ini Tips Bagi Penyandang Penyakit Tidak Menular

Faktor risiko tersebut terbagi menjadi dua kategori:

1. Orang yang gemuk dengan indeks masa tubuh lebih dari 23 atau orang yang gemuk (kelebihan berat badan) disertai salah satu ciri berikut:

- Jarang melakukan gerak badan atau tidak olahraga.

- Memiliki riwayat atau keturunan terutama orangtua yang mengidap diabetes.

- Orang yang memiliki hipertensi atau tekanan darah tinggi.

- Kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) yang rendah atau kadar trigliserit (salah satu jenis lemak di dalam darah) yang tinggi.

- Mereka yang memiliki riwayat pre diabetes (suatu kondisi kadar glukosa darah dengan nilai lebih dari normal tapi belum kategori diabetes (atau belum memenuhi kriteria kadar glukosa darah diabetes).

- Memiliki riwayat penyakit kardiovaskular (penyakit yang terjadi akibat gangguan jantung dan pembuluh darah).

- Pernah melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kilogram.

2. Kelompok orang dengan usia lebih dari 45 tahun meskipun tidak ada risiko yang disebutkan pada poin-poin di atas.

"Perlu diperhatikan bahwa diabetes melitus bukanlah virus atau bakteri melainkan penyakit degeneratif (bukan penyakit menular)," tambah Khomimah.

Penyakit degeneratif adalah kondisi medis yang terjadi ketika fungsi dan struktur jaringan ataupun organ dalam tubuh memburuk seiring berjalannya waktu, sehingga dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.

“Dalam hal ini, diabetes melitus terjadi akibat gangguan metabolisme glukosa atau yang lebih dikenal dengan kencing manis,” tambah Khomimah.

Diabetes melitus dapat menimbulkan penyakit-penyakit lainnya atau disebut dengan komplikasi diabetes, seperti:

1. Makro vascular (gangguan perusakan pada pembuluh darah besar seperti jantung coroner, stroke, atau penyakit pembuluh darah tepi. Misal pembuluh darah di kaki bermasalah, sehingga kaki menghitam).

2. Mikro vascular (gagal ginjal, gangguan pembuluh darah retina mata yang bisa menyebabkan kebutaan, gagal jantung, atau gangguan saraf kaki sehingga pasien merasakan kebas).

Perlu diperhatikan, 75 persen pasien diabetes melitus mengalami gangguan penyakit jantung. Selain itu, hampir 50 persen pasien diabetes melitus mengalami gagal ginjal.

"Apabila kadar glukosa tidak dikendalikan, maka proses kerusakan jaringan tubuh akan terus berlangsung hingga terjadi kerusakan yang berat sehingga timbul komplikasi. Sebagian besar kematian pada pasien diabetes diakibatkan oleh komplikasi jantung atau kardiovaskular," papar Khomimah.

Reporter : Kardin

Editor : Haerani Hambali

Artikel Terkait
Baca Juga