Meningkat, Biaya Hidup Mahasiswa di Yogyakarta

Affan Safani Adham, telisik indonesia
Sabtu, 11 Juli 2020
0 dilihat
Meningkat, Biaya Hidup Mahasiswa di Yogyakarta
Awaluddin, mahasiswa dari Sultra yang kuliah di Yogyakarta, sepenuhnya hidup dari kiriman orang tua. Foto: Affan Safani Adham/Telisik

" Pengeluaran biaya hidup mahasiswa di Yogyakarta melonjak hampir dua kali lipat dalam empat tahun terakhir. "

YOGYAKARTA, TELISIK.ID - Selama ini, Yogyakarta terkenal sebagai surga mahasiswa. Tidak hanya karena banyaknya perguruan tinggi, tapi juga karena biaya hidup di kota ini yang konon amat manusiawi.

Dibandingkan kota-kota besar seperti Jakarta atau Surabaya, hidup di Yogyakarta itu hemat banget. Pantas, setiap tahun ada ratusan ribu orang mahasiswa yang merantau ke Yogyakarta.

Tapi, tetap saja masing-masing mempunyai pemasukan dan gaya hidup yang berbeda. Sehingga pengeluaran per bulannya pun tidak sama.

Menurut hasil kajian Bank Indonesia (BI), gaya hidup atau life style menjadi poin pengeluaran terbesar mahasiswa di Yogyakarta.

Hasil kajian Bank Indonesia menyebut, rata-rata pengeluaran mahasiswa di DIY saat ini jauh lebih tinggi dari besaran upah minimum provinsi (UMP).

Hal itu juga diakui Awaluddin, mahasiswa program magister Prodi Manajemen Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.

"Pengeluaran biaya hidup mahasiswa di Yogyakarta melonjak hampir dua kali lipat dalam empat tahun terakhir," ungkap Awaluddin, mahasiswa asal Sulawesi Tenggara, Sabtu (11/7/2020).

Pada tahun 2020, dijelaskan Awaluddin, rata-rata biaya hidup mahasiswa Program Studi Diploma dan Sarjana di DIY mencapai Rp 2,92 juta perbulan.

Dikatakannya, pengeluaran mahasiswa tersebut bahkan lebih tinggi dibanding Upah Minimum Provinsi (UMP) DIY tahun 2020 sebesar Rp 1,7 juta.

Selain sektor pariwisata, sektor pendidikan juga memiliki kontribusi besar pendorong pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta.

Kepala BI DIY, Hilman Tisnawan, mengatakan, BI DIY secara periodik memperhatikan perkembangan peran industri pendidikan pada umumnya dan pengeluaran mahasiswa pada khususnya terhadap perekonomian DIY.

Menurutnya, kontribusi pendidikan tinggi di DIY dalam perekonomian semakin besar.

Berdasarkan hasil survei dan kajian dengan poin yang sama di tahun 2016 dan 2020 diketahui terdapat peningkatan pengeluaran biaya mahasiswa di DIY.

Pada tahun 2020, pengeluaran biaya hidup dan biaya pendidikan mahasiswa mencapai Rp 17,2 triliun per tahun atau setara dengan 12,2 persen dari PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) DIY.

Sementara pada 2016 kontribusi pengeluaran biaya mahasiswa sebesar 10,4 persen dari PDRB DIY.

Sedangkan konsumsi mahasiswa di DIY mulai merambah ke kebutuhan sekunder dan tersier.

Pada saat ini, komponen makan dan minum masih menjadi kebutuhan utama dengan porsi 30,2 persen  dari pengeluaran mahasiswa.

Selanjutnya, terdapat tambahan pengeluaran untuk gaya hidup atau lifestyle yang mencapai 24,6 persen dari pengeluaran mahasiswa dan sewa pondokan dengan porsi 20,1 persen.

Karena Yogyakarta punya banyak kampus, tempat kos yang disewakan pun banyak. Ada yang khusus cewek atau cowok saja. Ada juga yang campuran. Biasanya harga ditentukan dari luasnya kamar, tersedianya perabotan, letak kamar mandi dan sebagainya, yang berkisar antara Rp 100 ribu hingga Rp 600 ribu per bulan.

Baca juga: Siapa Sangka, Nama Lelaki Ini Pintaku Tiada Dusta

Biaya makan dan minum mahasiswa beragam. Tergantung frekuensi makan, pilihan makanan, dan pilihan tempat makannya. Biasanya, kebanyakan mahasiswa hanya makan dua kali sehari. Dari data yang diperoleh, biaya terendah adalah Rp 300 ribu per bulan.

Ada berbagai transportasi yang bisa digunakan mahasiswa di Yogyakarta. Kebanyakan mahasiswa naik motor pribadi. "Tapi ada juga yang naik transportasi umum supaya lebih hemat," kata Muh. Ali, mahasiswa salah satu PTS di Yogyakarta yang berasal dari Bombana.

Karena sibuknya, banyak anak kos yang nggak bisa rutin mencuci baju sendiri. Karena itulah mereka memanfaatkan jasa laundry.

Mahasiswa zaman sekarang butuh banget koneksi internet. Terlebih dalam masa pandemi COVID-19, rata-rata mahasiswa mengandalkan HP dan laptop buat internetan. Untungnya, banyak kampus menyediakan koneksi wifi gratis, jadi bisa hemat. Sayang, tidak semua kampus menyediakan wifi yang kencang.

Sendirian terus di kos bisa bikin kesepian. Karena itulah anak kos juga perlu nongkrong sama teman atau pacar. Caranya adalah pilih tempat yang gratis kayak kampus atau perpustakaan kota Yogyakarta.

Kebutuhan biaya hidup mahasiswa di Yogyakarta terendah adalah Rp 1,5 juta per bulan dan tertinggi adalah Rp 3 juta per bulan. Dan mereka sepenuhnya hidup dari uang kiriman orang tua.

Dengan angka itu, sebenarnya memang tergolong minim dibanding kota-kota besar lain. Namun harus didukung dengan kemampuan manajemen finansial yang baik.

Reporter: Affan Safani Adham

Editor: Haerani Hambali

Baca Juga