Minim Fasilitas, Sekolah Ini Tak Miliki Kantin dan Pagar
Tim Telisik, telisik indonesia
Rabu, 29 November 2023
0 dilihat
Kantin yang dibuat oleh masyarakat, meskipun tak mendapat izin dari sekolah. Foto: Rosmawati/Telisik
" Karena minim fasilitas, sekolah ini tak memiliki kantin. Bahkan tak ada pagar, sehingga siswa bisa bebas keluar lingkungan sekolah "
KENDARI, TELISIK.ID - Kurangnya fasilitas di sekolah ini, bahkan kantin pun tak ada. Hal itu membuat seorang warga berinisiatif membuat kantin darurat, meskipun tak diizinkan pihak sekolah.
Pasalnya, lokasi kantin yang berada di antara toilet dan tempat sampah, lokasinya juga cukup membahayakan murid-murid yang berbelanja, dan makanan minuman yang dijual juga tidak sehat untuk dikonsumsi anak-anak.
Karena alasan itu pula, ada guru yang melakukan aktivitas jual beli di dalam kelas, karena kantin dianggap tidak memenuhi syarat.
Kepala Sekolah SDN 38 Kendari, Farida, menjelaskan bahwa sekolah ini sebenarnya tidak punya kantin. Namun ada masyarakat yang memaksa membuka kantin.
Baca Juga: Seorang Peserta Seleksi PPPK Kota Kendari Ikut Tes Gunakan Kursi Roda
"Mungkin karena latar belakang ekonomi atau melihat peluang yang ada. Kegiatan menjual tersebut tidak mendapat izin dari sekolah dan tidak terdaftar sebagai kantin di sekolah ini," ungkap Farida.
Dia mengaku sudah membicarakan masalah ini bersama komite sekolah, juga dengan pihak Diknas Kota Kendari dan sudah ada berapa solusi.
"Namun hasilnya belum bisa saya sampaikan karena itu kan lewat komite," jelasnya, Selasa (28/11/2023).
Pihaknya mengaku sudah memberikan teguran kepada oknum yang membuat kantin itu, namun tak diindahkan. Dan terkait kantin sekolah yang lebih representatif, pihaknya menawarkan solusi akan menggunakan garasi sebagai kantin sementara, sambil menunggu renovasi toilet lama yang akan diubah menjadi kantin sekolah.
Farida juga meminta Ketua Komite Sekolah untuk membantu menyelesaikan permasalahan tersebut.
Farida menjelaskan, awalnya sejak ia masuk di sekolah ini April 2017, pedagang tersebut menjual di toilet yang baru. Namun karena sudah dibangun dan saat ini toilet baru itu telah digunakan, sehingga ia pindah ke lahan di antara toilet lama dan toilet baru, tepatnya di dekat pembuangan WC.
Kondisi tempat berjualan tersebut sangat memprihatikan dan bikin ngeri karena lokasinya berada di belakang ruang kelas, tepatnya di ujung pembuangan WC, kemudian di sampingnya juga ada pembuangan sampah, dan ada jurang yang dalam, yang dapat membahayakan anak-anak.
Saat Telisik.id dan kepala sekolah melihat lokasi tersebut, ibu yang berjualan di tempat itu buru-buru membersihkan sampah yang berserakan di bawah meja.
Baca Juga: Sinkronisasi Sektor Perhubungan Belum Terealisasi, Dishub Sulawesi Tenggara Bangun Sinergitas di Daerah
"Jangan foto-foto, jangan video," katanya saat kepala sekolah berbalik badan, kembali ke ruang kelas.
Jajanan yang dijual pun dapat dikatakan tidak higienis dan tidak sehat untuk siswa. Sehingga pihak sekolah setiap hari Kamis pagi mengadakan sarapan bersama dengan para murid dengan makanan non instan, guna mengurangi stunting.
Karena kurangnya lahan, sekolah tidak mendapatkan bantuan untuk membangun laboratorium, sehingga danaya dikembalikan ke negara karena tidak ada lahan.
Selain tak memiliki kantin, sekolah ini juga tak memiliki pagar, sehingga siswa bisa bebas keluar masuk lingkungan sekolah, bahkan kadang berbelanja hingga ke pasar kali.
Penulis: Rosmawati
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS