Motif Tokotua Diperkenalkan ke Masyarakat Kabaena

Hir Abrianto, telisik indonesia
Kamis, 10 September 2020
0 dilihat
Motif Tokotua Diperkenalkan ke Masyarakat Kabaena
Kegiatan seminar budaya motif Tokotu'a Kabaena. Foto: Hir Abrianto/Telisik

" LAM dan Kerajaan Tokotu'a mesti duduk bersama membahas adat Kabaena untuk ditransformasikan ke pada generasi muda. Karena kita ini sudah hampir punah. "

BOMBANA, TELISIK.ID - Pemerintah Kabupaten Bombana mengumpulkan  sejumlah tokoh adat dan tokoh masyarakat di Pulau kabaena guna memperkenalkan kembali Motif Tokotu'a (Motif Kabaena).

Dalam sambutannya, Bupati Bombana, Tafdil meminta masyarakat Kabaena untuk kembali mencari jejak-jejak peradaban masa lalu untuk dilestarikan kembali.

Selain masyarakat, lembaga sosial dan adat yang ada di Kabaena mesti duduk bersama untuk melakukan gerakan membangun masyarakat adat sebagai identitas.

"Masyarakat Kabaena ini harus melestarikan motif dan corak asli Kabaena sebagai masyarakat adat. Lembaga-lembaga sosial dan lembaga adat, tokoh masyarakat, tokoh agama harus duduk bersama membahas dan menyatukan pemahaman tentang corak Kabaena supaya miliki satu identitas yang jelas dan mengikat," Kata Tafdil dalam sambutannya pada acara seminar budaya yang digelar di Gedung Serbaguna, Tangkeno, Kamis (10/9/2020).

Baca juga: Tahun Ini, Produksi Kakao di Kolut Meningkat 30 Persen

Terpisah, salah satu tamu undangan, Ahmad, tokoh masyarakat Desa Bungi-Bungi menuturkan, lembaga adat dalam hal ini Lembaga Adat Moronene (LAM) Kabaena dan Kerajaan Tokotua bersama melestarikan adat Kabaena.

"LAM dan Kerajaan Tokotu'a mesti duduk bersama membahas adat Kabaena untuk ditransformasikan ke pada generasi muda. Karena kita ini sudah hampir punah," ucap Ahmad.

Sementara itu, Wakil Ketua DPR Bombana, Iskandar menilai, masih banyak motif-motif Tokotu'a belum miliki otentifikasi. Sehingga Ia mengusulkan ke pada Pemkab untuk melakukan Sayembara penulisan tentang corak Kabaena.

"Corak ini belum miliki otentifikasi, jadi kami usulkan ke Pemda untuk melakukan sayembara penulisan yang bisa diikuti oleh siapa pun agar nantinya motif ini bernilai ilmiah dan alasan bernilai budaya," usulnya.

Reporter: Hir Abrianto

Editor: Kardin

TAG:
Artikel Terkait
Baca Juga