Motor dan Mobil Anda Masih Pakai Bensin, Siap-Siap Temui Akhir Riwayat
Ibnu Sina Ali Hakim, telisik indonesia
Kamis, 14 Oktober 2021
0 dilihat
Pengisian BBM pada kendaraan. Foto: Kompas.com
" Pemerintah sudah menyiapkan rencana pembangunan berkelanjutan agar seluruh kendaraan yang berada di jalan raya sudah bebas emisi (zero emission). "
JAKARTA, TELISIK.ID - Meskipun saat ini masih banyak berkeliaran di jalan raya motor dan mobil dengan BBM konvensional, namun akan segera menemui akhir riwayatnya dalam waktu tak lama lagi.
Pasalnya, pemerintah sudah menyiapkan rencana pembangunan berkelanjutan agar seluruh kendaraan yang berada di jalan raya sudah bebas emisi (zero emission).
Semua kendaraan yang akan dijual di Indonesia nantinya akan menggunakan mesin dengan teknologi penggerak yang baru.
Ini sekaligus akan menjadi akhir dari motor dan mobil yang masih menggunakan BBM konvensional biasa.
Dikutip situs Kementerian ESDM, pemerintah dalam tiga dekade mendatang akan memiliki kebijakan transportasi yang baru.
Mereka akan sepenuhnya memanfaatkan mesin dengan energi baru dan terbarukan (EBT) serta net zero emission.
Selain itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tarif menyatakan, kalau pada tahun 2040, seluruh motor dan mobil yang masih menggunakan BBM konvensional penjualannya akan segera dihentikan.
Nasib yang sama juga akan terjadi pada mobil yang masih menggunakan bensin akan distop penjualannya lima tahun berikutnya.
"Transformasi menuju net zero emission menjadi komitmen kita bersama. Paling lambat pada tahun 2060," ujar Arifin dilansir Pikiranrakyat.
Baca juga: Hari Ini Penerbangan Internasional ke Bali Mulai Dibuka untuk 19 Negara
Baca juga: Presiden Jokowi Lantik Megawati Sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN, Ini Tugasnya
Akan ada 5 kebijakan utama yang dilakukan pemerintah demi mencapai tujuan ini:
1. Peningkatan pemanfaatan EBT
2. Pengurangan energi fosil
3. Penggunaan kendaraan listrik di sektor transportasi
4. Pemanfaatan listrik pada rumah tangga dan industri
5. Pemanfaatan carbon capture and storage (CCS).
"Kami yakin telah menyiapkan peta jalan transisi menuju energi netral mulai tahun 2021 sampai 2060 nanti," tutur Arifin menegaskan kembali.
Mulanya dilansir Cnnindonesia, pemerintah akan menghentikan penambahan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) baru kecuali yang sudah terkontrak atau tahap konstruksi pada 2021.
Lalu, pada 2022, pemerintah menargetkan penggunaan kompor listrik di 2 juta rumah tangga per tahun. Kemudian pada 2024, akan dibangun interkoneksi, jaringan listrik pintar, dan smart meter.
Pada 2025, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) akan mendominasi bauran energi baru terbarukan (EBT), di mana porsinya mencapai 23 persen dari total energi nasional. Selanjutnya, pada 2027, pemerintah menyetop impor LNG dan EBT mencapai 42 persen.
Selain itu, jaringan gas mencapai 10 juta rumah tangga, mobil listrik sebanyak 2 juta dan motor listrik 13 juta, penyaluran bahan bakar gas (BBG) mencapai 300 ribu, hingga pemanfaatan dymethil ether untuk listrik mencapai 1.548 kWh per kapita. (C)
Reporter: Ibnu Sina Ali Hakim
Editor: Fitrah Nugraha