Nekat Resign dari BUMN, D'king Cafe Berusaha Pertahankan Karyawan di Masa COVID-19

Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Jumat, 07 Januari 2022
0 dilihat
Nekat Resign dari BUMN, D'king Cafe Berusaha Pertahankan Karyawan di Masa COVID-19
Girly and Cute concept D'king Cafe di Jalan Malik Raya No.54, Korumba, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari. Foto: Nur Khumairah Sholeha Hasan/Telisik

" Membuka usaha cafe dan resto karena memiliki hobi yang sama dengan sang istri yaitu mencoba berbagai menu makanan "

KENDARI, TELISIK.ID - Menjamurnya usaha kuliner dengan beragam jenis, membuat Ardiansyah memutar otak dalam menjalankan bisnisnya.

Ardiansyah mendirikan bisnisnya di Juni 2018 dengan modal nekat dan keluar dari salah satu perusahaan BUMN yang cukup ternama. Ia mengatakan, membuka cafe dan resto karena memiliki hobi yang sama dengan sang istri yaitu mencoba berbagai menu makanan.

Pertama kali membuka usahanya, dia tak langsung membuat cafe dan resto, karena masih terkendala dana. Dia membuka usahanya di pinggir jalan sembari belajar sedikit demi sedikit dalam membangun bisnis kuliner.

Menjalankan bisnis di pinggir jalan, ternyata membuat konsumennya banyak yang komplain. Dari situlah dia terinspirasi untuk memiliki cafe di ruangan tertutup.

Sempat mengalami dampak buruk dari COVID-19, dia tetap mempertahankan usahanya dengan terpaksa memangkas sekitar 70% karyawan.

Baca Juga: Polda Sultra Tangkap Dua Pelaku Pembunuhan Sopir Angkot Saat Bentrokan di Kendari

Namun ia mampu bertahan tetap berjualan, dengan memanfaatkan media sosial sebagai media promosi bisnisnya. Kini, ia menjalankan bisnisnya dengan konsep girly and cute. Dia membuat desain ruangan tanpa menyewa jasa arsitektur.

"Kami bertahan di masa COVID-19 dengan memangkas karyawan sekitar 70%. Setelah COVID-19 mereda, barulah kami memanggil karyawan kembali," ujarnya kepada Telisik.id, Jumat (7/1/2022).

Meski tidak sampai hati untuk memecat sebagian karyawannya, dia berusaha untuk memanggil kembali ketika kondisi usaha dan keuangannya mulai stabil.

Salah seorang karyawannya mengatakan, ia bekerja sekitar 3 bulan. Sebelumnya pernah bekerja di salah satu perusahaan tambang ternama yang ada Sulawesi Tenggara.

Baca Juga: Mengenal Tambelo, Panganan Ekstrim Khas Sulawesi Tenggara

Hal senada juga dikatakan oleh Tesar, seorang juru parkir. Ia mengungkapkan, pernah bekerja di perusahaan tambang di Sulawesi Tengah, namun memilih berhenti dan bekerja di situ.

Selama menjalankan bisnis ini, dampak COVID-19 yang paling terasa terutama masalah keuangan. Selain mempertahankan nuansa nyaman dengan tidak memperkenankan pengunjung untuk merokok saat berada di dalam ruangan, juga memperhatikan karyawannya saat bekerja dengan memakai sistem shift, juga memberikan libur dalam sebulan sebanyak 4 kali.

Prinsip hidup yang dipegangnya hingga saat ini adalah selalu melakukan yang terbaik. "Karena hidup cuma sekali, lakukanlah yang terbaik, karena hidup tak akan pernah terulang," tutupnya. (A)

Reporter: Nur Khumairah Sholeha Hasan

Editor: Haerani Hambali

Baca Juga