Nestapa Pendidikan di Buton Selatan: Minim Fasilitas Tak Ada Perpustakaan
Ali Iskandar Majid, telisik indonesia
Selasa, 16 Januari 2024
0 dilihat
Pojok baca yang ada di setiap kelas (kiri), dan gedung perpustakaan SD Negeri 1 Laompo yang perlu direnovasi (kanan). Foto: Ali Iskandar Majid/Telisik
" Di Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan, ditemukan dua sekolah yang belum memiliki fasilitas perpustakaan dan yang harus direnovasi bangunan perpustakaannya "
BUTON SELATAN, TELISIK.ID - Di tengah upaya pemerintah meningkatkan kualitas pendidikan, nyatanya masih ditemukan sekolah yang fasilitasnya kurang memadai dalam menyokong proses belajar dan mengajar di lingkungan sekolah.
Di Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan misalnya. Ditemukan ada dua sekolah yang belum memiliki fasilitas perpustakaan dan yang harus direnovasi bangunan perpustakaannya.
SD Negeri 1 Laompo yang terletak di jantung Kabupaten Buton Selatan, masih terkendala sarana dan prasarana terutama pada perbaikan gedung perpustakaan.
Gedung perpustakaan yang ada sudah tidak digunakan sejak 3 tahun terakhir, sebab sudah tak layak pakai. Hal ini dikarenakan gedung mengalami kerusakan yang cukup parah di bagian atap yang terlihat bocor dan juga dinding gedung yang sudah mulai retak di beberapa sudut ruangan.
"Kekurangan fasilitas di sini selain lapangan yang sering tergenang air saat hujan, salah satunya juga gedung perpustakaan, yang mana sudah tidak digunakan sejak 3 tahun terakhir. Atapnya bocor, dinding retak dan butuh direhab kembali," kata Rosdiana, Kepala Sekolah Dasar Negeri 1 Laompo, Batauga, Buton Selatan, Senin (15/1/2024).
Rosdiana menerangkan, untuk memenuhi kebutuhan literasi 205 peserta didik yang ada pada sekolah dasar tersebut, pihak sekolah menciptakan sebuah inovasi belajar yang diberi nama pojok baca. Pojok baca ditempatkan pada tiap-tiap ruang belajar. Mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6.
Baca Juga: Minim Siswa dan Fasilitas SDN 14 Konda Konawe Selatan Terancam Tutup
"Untuk meminimalisir itu, kami hadirkan pojok baca di setiap kelas. Di sana kita tempatkan buku-buku referensi sesuai kebutuhan siswa," ujarnya pada Telisik.id.
Ia menambahkan, fasilitas rumah dinas kepala sekolah dialihfungsikan sementara sebagai tempat menampung sisa buku-buku dari gedung perpustakaan yang sudah tidak layak pakai.
"Kita juga meminimalisir dengan mengalihfungsikan gedung yang dulunya rumah dinas kepala sekolah menjadi ruang perpustakaan darurat (sementara)," ungkap Rosdiana sambil menunjukkan kondisi ruang perpustakaan darurat tersebut.
Tidak jauh berbeda dengan apa yang dialami oleh Rosdiana, Sumarti, Kepala Sekolah Dasar Negeri 2 Busoa, Kecamatan Batauga, Buton Selatan, mengungkapkan hal yang sama. Sekolahnya sampai hari ini masih kekurangan fasilitas pendidikan. Terutama gedung perpustakaan.
Padahal perpustakaan dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan literasi 97 peserta didik di sekolah dasar tersebut.
"Selain beberapa fasilitas yang belum ada seperti ruang guru, UKS, masjid, kami juga sangat berharap agar segera diberikan bantuan fasilitas pendidikan berupa gedung perpustakaan untuk tempat membaca para siswa kami," ungkapnya ketika ditemui Telisik.id di sela-sela aktivitasnya.
Sebelumnya, kedua sekolah tersebut sudah pernah mengajukan permohonan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Buton Selatan. Bahkan telah dilakukan survei dan tinjau lokasi, namun sampai hari ini masih belum mendapatkan balasan terkait itu.
"Sudah ada pengajuan, sudah ditinjau juga terutama perpustakaan, namun mungkin kuota untuk mendapatkan bantuan terbatas, mungkin masih ada sekolah lain yang lebih membutuhkan," tutur Rosdiana.
Baca Juga: Fasilitas dan Bangunan Sekolah MTs Sirajul Munir Konawe Selatan Memprihatinkan
Tidak berbeda jauh dengan yang dikatakan Sumarti.
"Sudah dilakukan pengajuan pengadaan sarana, terakhir pengajuan dan sebelumnya sudah disurvei juga sama Dinas Pendidikan Buton Selatan," katanya.
Sampai saat ini baik SD Negeri 1 Laompo dan SD Negeri 2 Busoa, Kecamatan Batauga, masih menunggu dan berharap bantuan fasilitas pendidikan gedung perpustakaan segera direalisasikan. Agar dapat meningkatkan kualitas literasi para peserta didik. (B)
Penulis: Ali Iskandar Majid
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS