Nur Aisyah Haifani Owner Batik Tulis Halus
Affan Safani Adham, telisik indonesia
Kamis, 11 Juni 2020
0 dilihat
Nur Aisyah Hilal, ibu dari tiga anak, merupakan owner batik tulis halus dengan pola pakem Yogyakarta. Foto: Affan/Telisik
" Walaupun dengan motif yang sama. "
YOGYAKARTA, TELISIK.ID - Namanya Nur Aisyah Haifani, ST. Putri pasangan H Haifani Hilal (alm) dan Hj Istinaroh Hanad. Ia founder halal cooking school, pemilik salon dan spa muslimah di Yogyakarta.
Haifani Hilal sang ayah adalah putra dari Siti Aisyah, putri dari KH Ahmad Dahlan dan Siti Walidah (Nyai Ahmad Dahlan). Sementara Hj Istinaroh, ibunya, putri dari H Hanad bin KH Lurah Noor. Di mana KH Lurah Noor adalah kakak dari Nyai Ahmad Dahlan. Dan Nyai Lurah Noor sendiri adalah kakak dari KH Ahmad Dahlan.
Apa yang telah dilakukan KH Ahmad Dahlan diwarisi Nur Aisyah. Utamanya usaha warisan KH Ahmad Dahlan dalam hal usaha batik.
Kini, ibu dari tiga anak ini merupakan owner batik tulis halus dengan pola pakem Yogyakarta: yang dibatik dengan titik-titik halus.
Batik itu dibuatnya antara satu batik dengan batik lainnya berbeda.
"Walaupun dengan motif yang sama," terang Nur Aisyah.
Selama ini, segudang kegiatan Nur Aisyah dijalaninya dengan enjoy. Terlebih lagi sebagai anggota Jaringan Saudagar Muhammadiyah (JSM) DIY yang sangat menguras tenaga dan pikirannya.
Pada tahun 2004 lalu, Nur Aisyah mendirikan Az-Zahra salon dan spa Muslimah, yang menawarkan jasa kecantikan rambut, badan dan perawatan pranikah bagi para muslimah. Kini telah hadir dua cabang.
Baca juga: Waspada, OTG Kerap Tularkan COVID-19
Tak puas dengan capaian tersebut, Nur Aisyah membuka lembaga kursus dan pelatihan di bidang pendidikan kecantikan kulit dan rambut, kepribadian dan modelling muslimah.
"Sebenarnya tidak hanya bidang kecantikan saja yang saya kejar, namun yang lebih utama adalah akhirat yang harus dikejar," kata Nur Aisyah.
Dia menambahkan masalah akhirat itu berurusan langsung dengan Allah SWT.
Alasan lain dibukanya bisnis salon dan spa muslimah ini adalah begitu pentingnya bagi muslimah untuk menutup aurat mereka dan pentingnya memakai kosmetik yang halal.
Nur Aisyah juga dirikan LPK Az-Zahra pada 1 Februari 2010 yang terdaftar untuk beroperasi di bidang pendidikan non-formal.
Ini adalah suatu bentuk lembaga pendidikan kecantikan yang dibangun berdasarkan kebutuhan untuk menciptakan tenaga yang profesional dan berkualitas terbaik di bidang kecantikan.
Berdasarkan pengalamannya dalam mengelola salon dan spa muslimah Az-Zahra, lantas menimbulkan inisiatifnya untuk mendirikan lembaga pendidikan kecantikan yang berbasis pada syar'i Islam.
Baca juga: Bupati Busel Laporkan Wartawan, Peradi Sultra: Itu Prematur
Adapun bidang pendidikan non-formal Az-Zahra ini meliputi bidang tata kecantikan dan bidang pendidikan kepribadian.
"Di setiap sub bidang itu akan dibekali dengan materi entrepreneur," terang Nur Aisyah.
Menyinggung soal entrepreneur, Nur Aisyah menjelaskan ada hubungannya dengan tata kecantikan dan kepribadian.
Untuk kelas kecantikan rambut meliputi gunting dan cuci blow, creambath, masker rambut, rebonding, toning, coloring. Sedangkan untuk kelas kecantikan wajah, tangan, kaki dan tubuh meliputi facial, manicure-pedicure, make up, hands spa dan foots spa, body message dan lulur.
Adapun di bidang kepribadian ada kelas aktualisasi diri dan modelling class. Kelas aktualisasi diri meliputi public speaking, pengembangan potensi diri dan table manner. Dan untuk modelling class ada basic, terampil dan advance.
Melalui Az-Zahra yang didirikannya, ia selalu berinovasi dan berimprovisasi. Khususnya dalam membangun satu pusat pendidikan beauties treatment of woman's moslem, yang memperkenalkan dan sekaligus mengembangkan serta melestarikan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
Selain itu, Nur Aisyah selalu berusaha unggul dalam mutu dan mampu memberikan bekal, pengetahuan, ketrampilan, kecakapan hidup dan sikap untuk mengembangkan diri, profesi, bekerja dan usaha mandiri.
Prinsipnya, Nur Aisyah sebagai pioneer pendidikan kecantikan dan kepribadian dengan fasilitas lengkap dan menyeluruh serta menyentuh dalam pengembangan kepribadian yang profesional.
Baca juga: Warga Nambo Kaget Namanya Hilang Sebagai Penerima BST
Tak kalah pentingnya, ke depan Nur Aisyah akan menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang profesional, bermutu dan terbaik.
"Melalui lembaga yang saya didirikan ini semoga mereka bisa berprestasi, berkarya dan bermakna," katanya singkat.
Selama pandemi Corona atau COVID-19, kegiatan sehari-hari sarjana teknik pertambangan ini menjadi makin sibuk. Selain menangani bidang bisnis toko online, webinar, dan kerjasama bisnis dengan lembaga lain.
"Selain itu saya juga ikut kegiatan sosial bersama organisasi persaudaraan mak-mak Indonesia yang untuk saat ini dilakukan secara online," terang Nur Aisyah.
Soal aktifnya di PPMI (Persaudaraan Mak-Mak Indonesia), dijelaskannya kalau itu bisnis corner, yang selama ini dikumpulkan dalam wadah WhatsApp (WA) grup.
"Kegiatannya berupa transaksi jual-beli dan jualan online," tukas Nur Aisyah.
Dia menerangkan selama ini PMMI memberikan bantuan donasi bagi masyarakat yang membutuhkan.
Dalam sebuah obrolan siang itu, Nur Aisyah juga menyinggung generasi M.
"Generasi M merupakan istilah lain dari generasi X, Y dan Z yang diciptakan oleh budaya Barat," kata isteri M Syalthut Aridlai.
Istilah lain dari generasi M, menurut Nur Aisyah, adalah populasi muslim muda yang terus bertumbuh dan percaya dengan adanya iman dan modernitas.
Reporter: Affan Safani Adham
Editor: Sumarlin