PDAM Kota Kendari Paling Banyak Dikeluhkan Masyarakat
Musdar, telisik indonesia
Sabtu, 22 Oktober 2022
0 dilihat
Pelayanan air bersih oleh PDAM Kota Kendari paling banyak dikeluhkan masyarakat. Foto: Repro Google.com
" Setiap kali anggota DPRD melakukan reses, persoalan PDAM paling banyak dikeluhkan masyarakat "
KENDARI, TELISIK.ID - Pelayanan air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kendari masih menjadi persoalan yang dari tahun ke tahun belum bisa dituntaskan.
Buktinya, setiap kali anggota DPRD melakukan reses, persoalan PDAM paling banyak dikeluhkan masyarakat.
Bagaimana tidak, pelayanan air bersih PDAM seringkali mandek bahkan hingga berminggu-minggu. Akibatnya, masyarakat harus merogoh kocek untuk membeli air setiap hari.
"Pak wali, kami semua anggota dewan ini hampir setiap melaksanakan reses, permasalahan air minum ini selalu muncul ke permukaan," ucap anggota DPRD dapil Wua-Wua - Kadia, Simon Mantong saat menyampaikan pandangan umum fraksi tentang Raperda Perumda Air Minum Tirta Anoa Kota Kendari, Jumat (21/10/2022) malam.
Baca Juga: Kepala OPD Kota Kendari Bakal Jalani Audit dan Asesmen
Di samping itu, Ketua DPRD Kota Kendari, Subhan, juga mengakui persoalan air bersih selalu menempati urutan pertama yang masyarakat keluhkan saat dirinya melaksanakan reses.
"Keluhan masyarakat di setiap kita reses yang pertama PDAM, kedua kebersihan, ketiga banjir dan keempat penerangan jalan," ucapnya.
Baca Juga: 3 Bulan Masuk Docking, KFC Jetliner Belum Berlayar
Pj Wali Kota Kendari, Asmawa Tosepu mengatakan, pemerintah kota tengah mengupayakan perubahan perda tentang PDAM tidak hanya dari sisi nomenklatur kelembagaan, tetapi betul-betul memberi porsi yang besar dalam rangka membentuk Perumda Air Minum yang menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance.
Ditanya apakah itu merupakan kegagalan wali kota sebelumnya dalam memecah persoalan air PDAM, Pj wali kota enggan berkomentar.
"Saya tidak bisa mengomentari itu. Tapi ini adalah langkah terobosan bersama pemkot dan DPRD," pungkasnya. (A)
Penulis: Musdar
Editor: Haerani Hambali