Pedagang Keluhkan Isu Larangan Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Tondasi Muna Barat

Putri Wulandari, telisik indonesia
Minggu, 28 April 2024
0 dilihat
Pedagang Keluhkan Isu Larangan Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Tondasi Muna Barat
Pedagang setempat keluhkan larangan pembongkaran barang di pelabuhan very Tondasi Muna Barat. Foto: Ist.

" Masyarakat Desa Tondasi, Kecamatan Tiworo Utara, Kabupaten Muna Barat keluhkan larangan pembongkaran barang di pelabuhan penyeberangan Tondasi "

MUNA BARAT, TELISIK.ID - Masyarakat Desa Tondasi, Kecamatan Tiworo Utara, Kabupaten Muna Barat keluhkan larangan pembongkaran barang di pelabuhan penyeberangan Tondasi.

Sekelompok masa melakukan sanggahan terhadap Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) sebagai pengelola pelabuhan atas aktivitas bongkar muat kapal bermuatan semen dan bahan pokok sembako lainnya karena diduga ilegal.

Menurut salah satu pedagang sayur asal Desa Tondasi, Santi (38) merasa kaget dengan larangan pedagang sudah tidak diperbolehkan untuk membongkar barang dagangan di sekitar pelabuhan.

Pasalnya, kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Tondasi yang dilakukan telah bertahun-tahun dan tidak ada masalah apapun, serta mengganggu dan menghalangi proses kegiatan penyeberangan kapal ferry.

Sehingga dengan larangan itu, masyarakat bingung untuk mencari tempat transaksi lainnya terlebih banyak pedagang di Muna Barat ada di daratan dan kepulauan.

Baca Juga: Identitas Mayat Wanita Tanpa Busana yang Gegerkan Warga Konawe Terungkap

"Sudah pelabuhan ini juga satu-satunya yang kami lewati untuk membawa beras, telur, ikan dan lainnya,” keluhnya melalui pesan WhatsApp, Minggu (28/4/2024).

Ia menyebut, dengan adanya aktivitas bongkar muat barang dagangan di pelabuhan ini, warga merasa terbantu karena jaraknya dekat dan warga memiliki pekerjaan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi.

Apalagi, mereka tidak setiap waktu melakukan bongkar muat barang dagangan di dalam pelabuhan. Kalau sudah tiba kapal ferry dari Kabaena - Tondasi atau Tondasi - Kabaena maka aktivitas mereka hentikan.

Selanjutnya, pedagang sembako asal Desa Tondasi, Lube mengungkapkan alasan pedagang melakukan transaksi bongkar muat barang dagangan di pelabuhan feri Tondasi, bahwa karena di tempat sebelumnya kerap terjadi kekeringan yaitu pasang surut air laut sehingga terkadang kegiatan macet dan cepat terhenti.

Ditambah dengan di tempat sebelumnya juga ada buaya. Terkadang buaya sering muncul di permukaan sungai Tondasi sehingga dikhawatirkan mengancam keselamatan jiwa.

“Sudah banyak memakan korban. Makanya kami pindah di pelabuhan Feri," ungkapnya.

Untuk itu, ia berharap kepada pemerintah setempat agar memberi perhatian dan solusi, sehingga tidak ada larangan untuk melakukan aktivitas bongkar muat barang dagangan.

Baca Juga: Pj Bupati Konawe Bakal Fokus Tiga Program Usai Keciprat Dana Rp 29 Miliar

Masalah ini pun, para pedagang mengaku sudah sampaikan kepada pihak UPT. Menurut Kepala UPT pelabuhan feri Tondasi, Mashuri, pihaknya mempersilakan kepada masyarakat dan pedagang untuk tetap beraktivitas. Tetapi ia meminta agar selalu menjaga kebersihan di sekitar pelabuhan.

“Bagaimana kami mau melarang. Sementara hampir semua yang beraktifitas berasal dari wilayah di Tiworo Utara dan mereka juga yang membantu menjaga serta kebersihan pelabuhan selama ini," pungkasnya.

Ia mengatakan, jika pihaknya paksakan tetap ada larangan, maka sama saja pihaknya membuat permusuhan dengan warga karena kehilangan pekerjaan.

Selanjutnya, Kapolsek Tiworo Tengah, IpdaA Muhamad Saleh mengaku, selama ia bertugas di wilayah tersebut pihaknya belum pernah melihat aktivitas bongkar muat semen dan bahan pokok sembako lainnya di pelabuhan seperti yang di maksudkan oleh sekelompok massa tersebut.

“Saya juga bingung mau dibilang pembiaran, sementara saya baru tiga Minggu aktif di Polsek Tiworo Tengah ini dan belum pernah melihat yang bongkar muat dimaksud. Padahal setiap kapal feri tiba dan berangkat, saya selalu berada di pelabuhan," tandasnya. (A)

Penulis: Putri Wulandari

Editor: Fitrah Nugraha

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga