Pelabuhan Penyeberangan Tobaku-Siwa Sepi Penumpang
Muh. Risal H, telisik indonesia
Senin, 26 April 2021
0 dilihat
KMP New Rose saat berlabu di Pelabuhan Penyeberangan Tobaku, Desa Katoi, Kecamatan Katoi, Kolaka Utara. Foto: Muh. Risal/Telisik
" Kapasitas KMP New Rose untuk penumpang cukup besar, satu kali trip bisa memuat 400 orang lebih. Namun, besarnya kapasitas kapal tidak berbanding lurus dengan jumlah penumpang. Sejak tahun lalu, sampai saat ini rata-rata muatan penumpang hanya di bawah 40 persen atau sekitar 80 sampai 90 orang per trip "
KOLAKA UTARA, TELISIK.ID - Pelabuhan penyeberangan Tobaku, Kecamatan Katoi, Kolaka Utara (Kolut) menuju Pelabuhan Bangsala Siwa, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel) sepi penumpang.
Menurut Kepala Cabang PT Trans Mandiri Kolut, Samsul Bahri, sejak pandemi COVID-19 merebak 2020 lalu hingga saat ini, jumlah penumpang dari pelabuhan penyeberangan Tobaku menuju Siwa, Kebupaten Wajo, mengalami penurunan drastis.
"Kapasitas KMP New Rose untuk penumpang cukup besar, satu kali trip bisa memuat 400 orang lebih. Namun, besarnya kapasitas kapal tidak berbanding lurus dengan jumlah penumpang. Sejak tahun lalu, sampai saat ini rata-rata muatan penumpang hanya di bawah 40 persen atau sekitar 80 sampai 90 orang per trip," terang Samsul Bahri yang juga selaku pemilik Kapal Motor Penumpang (KMP) New Camelia dan KMP New Rose, Senin (26/4/2021).
Bahkan, meski dockingnya dua kapal fery, juga tidak memberikan dampak yang signifikan meningkanya jumlah pemudik.
"Tidak ada lonjakan penumpang, justru sepi, bisa dilihat sendiri bagaimana sepinya penumpang," jelasnya.
Berdasarkan pantauan Telisik.id, pelabuhan penyeberangan fery Tobaku-Siwa tampak sepi, bahkan tidak ada antrian penumpang baik di loket pembayaran tiket maupun saat memasuki kapal. Begitupun dengan kendaraan roda empat dan truk juga tidak terlihat adanya antrian.
Baca Juga: Baru 1.525 Nakes di Kolaka Divaksin COVID-19, Sisanya Target Sebelum Lebaran
Kata Samsul, dockingnya dua kapal fery juga tidak berpengaruh signifikan bagi kendaraan roda empat maupun truk pengangkut logistik, karena mereka lebih memilih menggunakan jalur darat (melingkar) dibanding menunggu berjam-jam di Pelabuhan Tobaku.
"Jadi kalau dari pelabuhan penyeberangan Tobaku menuju Siwa tidak ada antrian kendaraan, karena sebagian dari mereka memilih melingkar lewat jalur darat. Sedang yang mengantri itu pelabuhan penyeberangan Siwa menuju Tobaku," terangnya.
Selain pandemi COVID-19, lanjut dia, kehadiran kapal cepat Viber dengan rute yang sama juga mempengaruhi jumlah penumpang kapal fery.
"Iya, pasti mi berpengaruh. Sebelum ada Viber, penumpang yang ingin mudik ke Selatan pasti menggunakan fery karena tidak ada pilihan lain, tapi setelah ada Viber sebagian masyarakat beralih ke sana," bebernya. (B)
Reporter: Muh. Risal
Editor: Fitrah Nugraha